HKI Bangun Tol Bogor–Serpong via Parung, Akses Cepat Penghubung Jabodetabek

Kompas.com - 06/10/2025, 11:17 WIB
Dwinh

Penulis

KOMPAS.com – PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) membangun Jalan Tol Bogor–Serpong via Parung sebagai akses cepat yang menghubungkan wilayah Bogor, Depok, dan Tangerang Selatan.

Proyek itu menjadi bagian dari jaringan Jakarta Outer Ring Road (JORR) III yang akan memperkuat konektivitas kawasan Jabodetabek.

Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti menjelaskan, jalan tol sepanjang 32 kilometer (km) tersebut terbagi dalam empat seksi dengan sejumlah titik akses keluar-masuk, seperti di Serpong, Rumpin, Patuat Nutug, Pondok Udik, dan Salabenda.

Semua akses itu terhubung langsung ke jalan daerah sehingga akan mempercepat mobilitas warga dan memangkas waktu tempuh menjadi sekitar 45 menit.

“Terhubungnya akses tol ini dengan jalan daerah tentu akan memudahkan masyarakat dalam mobilitas, dengan percepatan waktu tempuh menjadi kurang lebih 45 menit,” ujar Aji dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Senin (6/10/2025).

Baca juga: Pembangunan Tol Bogor–Serpong Dimulai 2026, Tak Gunakan Dana APBN

Tol Bogor–Serpong via Parung dikerjakan oleh PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS), konsorsium yang beranggotakan HKI, PT Persada Utama Infra, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Proyek ini menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), di mana pembiayaan dilakukan oleh konsorsium BUJT dan pengembalian melalui tarif tol.

Menurut Aji, skema pendanaan KPBU menjadi solusi efektif untuk mempercepat pembangunan infrastruktur tanpa membebani anggaran pemerintah.

“Skema pendanaan ini sangat membantu pemerintah dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur untuk masyarakat,” jelasnya.

Dorong pertumbuhan ekonomi kawasan

Pembangunan Jalan Tol Bogor–Serpong via Parung diharapkan menjadi jalur alternatif strategis yang menunjang aktivitas ekonomi, perdagangan, dan pariwisata di wilayah Bogor dan Tangerang Selatan.

Baca juga: SPPG Bakti Jaya Setu 2 di Tangerang Selatan Mendadak Tutup, Kualitas Makanan Dipertanyakan

Tol tersebut juga akan memperlancar konektivitas ke kawasan industri, pusat bisnis, hingga destinasi wisata unggulan seperti Puncak, Bogor, dan Serpong.

Dengan waktu tempuh yang lebih efisien, keberadaan tol ini diproyeksikan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal serta memperluas peluang investasi di kawasan penyangga ibu kota.

Meski menjanjikan banyak manfaat, proyek tol itu menghadapi sejumlah tantangan, terutama dalam proses pengadaan lahan di wilayah padat penduduk dengan pemanfaatan lahan yang beragam.

Proses tersebut memerlukan sinergi erat antara badan usaha, pemerintah daerah, dan instansi terkait agar berjalan sesuai ketentuan dan memperhatikan kepentingan masyarakat sekitar.

Selain itu, secara teknis, proyek ini juga menghadapi kompleksitas konstruksi di area urban padat, terutama pada pembangunan Junction (JC) Salabenda dan JC Serpong–Balaraja yang menjadi titik pertemuan berbagai ruas jalan tol eksisting maupun rencana.

Baca juga: Perkuat Konektivitas Jabodetabek, Jasa Marga Hadirkan Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung

“Kompleksitas konektivitas di area tersebut menuntut koordinasi lintas pihak dan strategi konstruksi yang adaptif agar pelaksanaan tetap aman dan efisien,” ujar Aji.

Ia menegaskan, HKI berkomitmen menyelesaikan proyek ini tepat waktu dan dengan kualitas terbaik untuk mendukung mobilitas masyarakat serta memperkuat integrasi transportasi di kawasan Jabodetabek.

“Kami mohon doa dan dukungan agar pembangunan Jalan Tol Bogor–Serpong via Parung ini berjalan lancar dan membawa manfaat bagi semua pihak,” tutur Aji.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com