KOMPAS.com – PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) membangun Jalan Tol Bogor–Serpong via Parung sebagai akses cepat yang menghubungkan wilayah Bogor, Depok, dan Tangerang Selatan.
Proyek itu menjadi bagian dari jaringan Jakarta Outer Ring Road (JORR) III yang akan memperkuat konektivitas kawasan Jabodetabek.
Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti menjelaskan, jalan tol sepanjang 32 kilometer (km) tersebut terbagi dalam empat seksi dengan sejumlah titik akses keluar-masuk, seperti di Serpong, Rumpin, Patuat Nutug, Pondok Udik, dan Salabenda.
Semua akses itu terhubung langsung ke jalan daerah sehingga akan mempercepat mobilitas warga dan memangkas waktu tempuh menjadi sekitar 45 menit.
“Terhubungnya akses tol ini dengan jalan daerah tentu akan memudahkan masyarakat dalam mobilitas, dengan percepatan waktu tempuh menjadi kurang lebih 45 menit,” ujar Aji dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Senin (6/10/2025).
Baca juga: Pembangunan Tol Bogor–Serpong Dimulai 2026, Tak Gunakan Dana APBN
Tol Bogor–Serpong via Parung dikerjakan oleh PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS), konsorsium yang beranggotakan HKI, PT Persada Utama Infra, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Proyek ini menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), di mana pembiayaan dilakukan oleh konsorsium BUJT dan pengembalian melalui tarif tol.
Menurut Aji, skema pendanaan KPBU menjadi solusi efektif untuk mempercepat pembangunan infrastruktur tanpa membebani anggaran pemerintah.
“Skema pendanaan ini sangat membantu pemerintah dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur untuk masyarakat,” jelasnya.
Pembangunan Jalan Tol Bogor–Serpong via Parung diharapkan menjadi jalur alternatif strategis yang menunjang aktivitas ekonomi, perdagangan, dan pariwisata di wilayah Bogor dan Tangerang Selatan.
Baca juga: SPPG Bakti Jaya Setu 2 di Tangerang Selatan Mendadak Tutup, Kualitas Makanan Dipertanyakan
Tol tersebut juga akan memperlancar konektivitas ke kawasan industri, pusat bisnis, hingga destinasi wisata unggulan seperti Puncak, Bogor, dan Serpong.
Dengan waktu tempuh yang lebih efisien, keberadaan tol ini diproyeksikan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal serta memperluas peluang investasi di kawasan penyangga ibu kota.
Meski menjanjikan banyak manfaat, proyek tol itu menghadapi sejumlah tantangan, terutama dalam proses pengadaan lahan di wilayah padat penduduk dengan pemanfaatan lahan yang beragam.
Proses tersebut memerlukan sinergi erat antara badan usaha, pemerintah daerah, dan instansi terkait agar berjalan sesuai ketentuan dan memperhatikan kepentingan masyarakat sekitar.
Selain itu, secara teknis, proyek ini juga menghadapi kompleksitas konstruksi di area urban padat, terutama pada pembangunan Junction (JC) Salabenda dan JC Serpong–Balaraja yang menjadi titik pertemuan berbagai ruas jalan tol eksisting maupun rencana.
Baca juga: Perkuat Konektivitas Jabodetabek, Jasa Marga Hadirkan Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung
“Kompleksitas konektivitas di area tersebut menuntut koordinasi lintas pihak dan strategi konstruksi yang adaptif agar pelaksanaan tetap aman dan efisien,” ujar Aji.
Ia menegaskan, HKI berkomitmen menyelesaikan proyek ini tepat waktu dan dengan kualitas terbaik untuk mendukung mobilitas masyarakat serta memperkuat integrasi transportasi di kawasan Jabodetabek.
“Kami mohon doa dan dukungan agar pembangunan Jalan Tol Bogor–Serpong via Parung ini berjalan lancar dan membawa manfaat bagi semua pihak,” tutur Aji.