KOMPAS.com - PT Kalimantan Jawa Gas ( KJG) yang berafiliasi dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan PT Bahtera Andalan Gas ( BAND) tentang Pemanfaatan Kapasitas Pipa Gas Bumi.
Dengan kerja sama itu, KJG akan bertindak sebagai transporter. Sementara BAND akan menjadi calon shipper ketiga dari KJG setelah PGN dan Pertamina. BAND sendiri adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri dan niaga gas bumi, salah satunya compressed natural gas (CNG).
BAND akan memanfaatkan sebagian kapasitas Pipa KJG untuk mendukung kegiatan usaha di wilayah Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim), terutama dalam memasarkan gas ke existing market BAND dengan sumber Lapangan Kepodang.
Direktur KJG R Mohamad Edwin berharap, kerja sama itu dapat direalisasikan dalam waktu dekat.
Baca juga: Hadapi Tantangan Bisnis, PGN Optimalkan Kontribusi Bisnis Upstream hingga Downstream Migas
“Kami juga sangat mendukung rencana BAND untuk mendapatkan alokasi dari lapangan Kepodang. Yang pasti, BAND tidak perlu khawatir karena saat ini lapangan Kepodang masih dapat diandalkan produksinya dan lapangan-lapangan yang ada disekitarnya,” ujarnya, Rabu (2/8/2023).
Edwin menjelaskan, pipa KJG berada di posisi yang strategis sehingga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan listrik dan penggunaan lain di sekitar Jateng.
KJG memastikan penyediaan pipa pengangkutan gas bumi yang akan dimanfaatkan BAND sepanjang lebih kurang KM kilometer (km) dari Lapangan Kepodang, Wilayah Kerja (WK) Muriah.
Volume pemakaian gas direncanakan sebesar 3-5 million standard cubic feet per day (MMSCFD) dari WK Muriah.
Baca juga: Dukung Target NZE 2060, PGN Saka Terapkan Dekarbonisasi dalam Operasional Lifting Migas
“Kami selalu menjaga performa pipa dan infrastruktur pendukung untuk penyaluran gas dari WK Muriah,” katanya dalam siaran pers, Jumat (4/8/2023).
Edwin mengatakan, KJG sebagai transporter gas menyalurkan gas dari sumur gas Kepodang milik Saka Energi Muriah ke Onshore Receiving Facility (ORF) KJG Tambak Lorok.
Kemudian, penyaluran itu diutilisasi untuk memenuhi kebutuhan gas ke Indonesia Power Semarang Power Generator Unit (PGU) sebesar 10–25 billion british thermal unit per day (BBTUD).
“Kami ingin distribusi gas lebih luas lagi sehingga kami juga siap berpartner dengan berbagai pihak dalam realisasinya,” ujar Edwin.
Di sisi lain, BAND tengah mengajukan permohonan alokasi gas bumi kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Baca juga: PGN-Pertamina NRE Jajaki Kerja Sama Bisnis Biomethane, Amonia, dan Hidrogen
BAND juga melakukan proses pengajuan sebagai pembeli gas kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), dan pihak-pihak lain di Lapangan Kepodang untuk pelaksanaan proyek.
Direktur BAND Pamiarto Saptosadewo berharap, banyaknya calon-calon pelanggan dapat baru dan meningkatnya permintaan kepada perusahaan serta KJG mampu mendukung pergerakan tersebut.
“Maka kedepannya, kerja sama ini dapat ditingkatkan menjadi gas transportation agreement,” ungkapnya.
Adapun BAND didirikan pada 2018 dan merupakan bagian dari PT Super Energy Tbk. BAND bergerak di industri hilir gas bumi yang memproduksi CNG dengan CNG plant di Rembang, Jateng. Kapasitas produksinya sebesar 32.7 MMSCFD.
BAND juga telah memiliki alokasi langsung dari pemerintah untuk pemanfaatan gas di Sumur Randugunting II yang dikelola oleh Pertamina Hulu Energi.
Baca juga: Dorong Petani Karet Lahirkan Inovasi, PGN Raih Penghargaan Padmamitra Award 2022
Sebelumnya, existing market BAND disuplai dari WK Lapangan Randugunting. BAND mendistribusikan gas dalam bentuk CNG langsung ke industri sebagai pengguna akhir.
Sementara itu, KJG saat ini memiliki dan mengoperasikan fasilitas pengangkutan gas bumi berupa pipa transmisi sepanjang lebih kurang 200 km dengan diameter 14 inci.
Pipa tersebut yang menghubungkan sumber gas dari Lapangan Kepodang WK Muriah dengan fasilitas KJG di ORF Tambak Lorok, Semarang, Jateng.