KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) mencatatkan kinerja positif di seluruh lini bisnis, baik hulu, tengah, maupun hilir. Catatan positif sepanjang 2024 ini menunjukkan komitmen Pertamina dalam mendukung dan mengakselerasi swasembada energi nasional.
Dalam acara Konferensi Pers Capaian Kinerja PT Pertamina (Persero) 2024 di Grha Pertamina, Jumat (13/6/2025), Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan bahwa 2024 adalah tahun yang menantang.
Namun, kata Simon, Pertamina mampu menghadapi dinamika global dan tetap menjaga kinerja perusahaan tetap positif. Hal ini menunjukkan bahwa Pertamina mampu beradaptasi dan memiliki daya tahan yang tinggi sebagai badan usaha milik negara (BUMN) energi nasional yang strategis.
“Sebagai garda terdepan dalam menjaga ketahanan energi nasional, sepanjang 2024, seluruh lini bisnis Pertamina bergerak secara sinergis untuk memperkuat 4 aspek utama, yaitu Availability, Accessibility, Affordability, dan Acceptability. Hal ini sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045 dan 8 Misi Pembangunan Strategis yang terangkum dalam Asta Cita,” ujar Simon dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (14/6/2025).
Sebagai tulang punggung ekonomi nasional, imbuh Simon, Pertamina akan terus meningkatkan produksi hulu migas untuk mendukung pencapaian target nasional 1 juta barrel per hari pada 2030 atau lebih cepat.
“Ini adalah tugas besar bagi Pertamina dan kita semua memegang peranan penting di dalamnya. Bukan hanya untuk menjaga ketahanan energi, melainkan juga untuk menjaga kedaulatan energi bangsa,” tukas Simon.
Simon menambahkan, Pertamina berkomitmen terus meningkatkan produk dalam negeri dengan realisasi belanja nasional mencapai Rp 415 triliun. Langkah ini diproyeksi dapat berkontribusi kepada 4,1 juta lapangan kerja dan meningkatkan produk domestik bruto (PDB) nasional hingga Rp 702 triliun pada 2024.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menegaskan seluruh subholding dan anak perusahaan Pertamina fokus memberikan kinerja terbaik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Produksi migas yang meningkat secara berkelanjutan menjadi kunci utama dalam menjamin ketersediaan energi di seluruh Indonesia yang pada gilirannya akan menumbuhkan seluruh sektor ekonomi,” ujar Fadjar.
Sepanjang 2024, imbuh Fadjar, Pertamina telah melakukan pengeboran intensif dan masif dengan 22 eksplorasi, 821 development, 981 workover, serta 36.860 well intervention well services (WIWS).
“Produksi migas Pertamina telah tembus satu juta barrel setara minyak. Pertamina terus mencari sumber cadangan migas baru untuk mendukung keberlanjutan,” imbuh Fadjar.
Di sektor tengah, Pertamina terus mengoptimalkan kinerja kilang yang telah berhasil mencapai yield valuable hingga 83,2 persen dengan volume intake rerata 320 juta barrel. Kontribusi kilang Pertamina mencapai 70 persen BBM Nasional serta 100 persen untuk produk avtur dan biosolar.
Di bisnis hilir, sepanjang 2024, Pertamina berhasil mencatatkan rekor penjualan BBM sebanyak 105 juta kiloliter (KL), naik 6 persen ketimbang 2023. Pada periode yang sama, Pertamina sukses menjalankan penugasan pemerintah dalam penyaluran BBM subsidi.
“Dengan digitalisasi, Pertamina berhasil menjaga distribusi BBM subsidi sesuai dengan kuota yang ditetapkan pemerintah, bahkan berhasil melakukan efisiensi,” tandas Fadjar.
Pertamina juga berhasil menjalankan tugas dalam penyediaan dan pendistribusian energi. Perseroan mengelola lebih dari 15.000 titik ritel BBM dan lebih dari 250.000 titik pangkalan LPG, guna memastikan ketersediaan energi di seluruh Indonesia.
Pada bisnis gas, Pertamina berhasil mengelola 312 juta MMBTU volume niaga gas. Sementara, volume transmisi gas meningkat 6 persen jika dibandingkan 2023, menunjukkan bahwa Pertamina menguasai 91 persen pasar gas bumi di Indonesia.
Pada sektor Integrated Marine Logistics, volume kargo diangkut mencapai 161 juta KL. Pertamina juga meningkatkan tonase kapal 24 persen ketimbang 2023.
Sementara Pertamina New and Renewable Energy mampu mencapai total produksi listrik 8.475 GWh, naik 55 persen jika dibandingkan tahun lalu. Produksi listrik tersebut utamanya dari beroperasinya PLTGU Jawa Satu Power.
Selain kinerja positif, Pertamina juga melakukan inovasi dalam operasional bisnisnya dengan teknologi ramah lingkungan. Hasilnya, sepanjang 2024, Pertamina berhasil melakukan dekarbonisasi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 1,7 juta ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e).
“Pertamina berkomitmen mendukung target pengurangan emisi dan Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan menjadi perusahaan kelas dunia yang ramah lingkungan,” tutur Fadjar.
Sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, Pertamina berkomitmen dalam mendukung target NZE 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan environmental, social, and governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.