KOMPAS.com – Sektor pertanian di Desa Mernek, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, kini semakin maju berkat inovasi teknologi yang didukung oleh program Desa Energi Berdikari Pertamina.
Program tersebut memperkenalkan berbagai teknologi tepat guna yang mampu meningkatkan produktivitas petani dan efisiensi pengelolaan sumber daya.
Sebelumnya, petani di Desa Mernek, termasuk Suyitno, sangat bergantung pada cuaca untuk pengeringan gabah secara tradisional.
Namun, melalui program Desa Energi Berdikari Pertamina, mereka berhasil mengembangkan Pinky Rudal, alat pengering gabah hibrida yang mengombinasikan tenaga elpiji Bright Gas dan energi surya.
Baca juga: Pertamina Geothermal (PGEO) Bagikan Dividen, Bidik Tambah Kapasitas Pembangkit hingga 1 GW
Berkat alat tersebut, petani bisa mengeringkan gabah hanya dalam 8 jam untuk kapasitas 5 ton. Efisiensi ini turut memengaruhi produktivitas pertanian, salah satunya hasil panen meningkat dari 2,5 ton per hektare (ha) menjadi 4 ton per ha.
"Kami sampai terpaksa menolak orderan jika musim hujan karena saking banyaknya kelompok tani lain yang ingin memanfaatkan Pinky Rudal," ujar Suyitno dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (6/6/2025).
Pemanfaatan teknologi di Desa Mernek terus berkembang dengan hadirnya inovasi baru dari kalangan mahasiswa. Adalah Adosistering, start up mahasiswa Telkom University yang mengusung alat irigasi berbasis internet of things (IoT).
Inovasi itu didemokan kepada warga Desa Mernek pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Rabu (5/6/2025), serta disaksikan langsung oleh Wakil Bupati Cilacap Ammy Amalia Fatma Surya dan Asisten Deputi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bidang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Edi Eko Cahyono.
"Alat irigasi berbasis IoT tersebut mampu mengoptimalkan penggunaan air hingga 50 persen dan mengurangi penggunaan pupuk hingga 20 persen," jelas penggagas Adosistering Dewi.
Baca juga: Pertamina Patra Niaga Tambah Stok 7,4 Juta Tabung Elpiji 3 Kg Buat Idul Adha
Sebagai informasi, Adosistering merupakan perusahaan rintisan bagian dari program Pertamuda Pertamina. Sebelumnya, perusahaan rintisan tersebut sukses menerapkan teknologinya di Desa Kedungbenda, Jawa Tengah, dengan peningkatan produksi tani hingga 30 persen.
Wakil Bupati Cilacap Ammy Amalia Fatma Surya mengapresiasi inovasi yang telah diterapkan di masyarakat.
“Hari ini, kami menyaksikan banyak teknologi tepat guna, terutama dalam hal pertanian Cilacap. Penerapan teknologi tepat guna ini (bisa) menjadi contoh untuk daerah-daerah lain," ujarnya.
Selain Adosistering dan Pinky Rudal, berbagai teknologi tepat guna inisiatif program Desa Energi Berdikari Pertamina lainnya turut dipamerkan.
Di Desa Lomanis, misalnya, diterapkan kincir air tenaga hibrida surya yang merupakan inovasi dari Fuel Terminal Pertamina Lomanis. Penggunaan alat ini mampu menghemat biaya listrik hingga Rp 2,3 juta per tahun dan meningkatkan produksi budi daya ikan sidat.
Sementara itu, warga Desa Kalijaran bersama Pertamina Refinery Unit IV Cilacap mengoperasikan teknologi pengairan terintegrasi bertenaga hibrida, yang mencakup tujuh pompa irigasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), delapan kolam water reservoir, serta satu pompa air terintegrasi. Teknologi ini berhasil mengairi 15 ha lahan dan melipatgandakan produksi tani.
Selaras dengan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, yaitu memerangi polusi plastik, Pertamina juga memperkenalkan teknologi pengelolaan sampah terpadu melalui program Bank Sampah Abhipraya di komunitas binaan Refinery Unit (RU) IV Cilacap.
Baca juga: Pertamina Luncurkan Pertamax Green 95 di Jawa Tengah di Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Lewat program itu, sampah plastik diolah dengan mesin cacah bertenaga surya, sementara sampah organik diproses menggunakan biokomposter dan maggot. Inisiatif ini memberikan nilai tambah ekonomi sekaligus menjaga lingkungan dari pencemaran.
Edi menyambut baik inisiatif teknologi yang berkembang di desa-desa.
“Kami akan dorong inovasi di Desa Energi Berdikari Pertamina, baik melalui inovasi yang diciptakan oleh internal Pertamina maupun dari luar Pertamina, melalui kompetisi-kompetisi yang kami buat, agar bisa memberikan dampak langsung ke masyarakat," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Pertamina bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kementerian Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap Sri Murniyati dan warga juga menanam 100 bibit pohon mangrove di kawasan konservasi mangrove Jagapati Simanja.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rencana penanaman hingga 5.000 bibit mangrove di sekitar wilayah operasi Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Cilacap.
Baca juga: Lewat E-Fuels, Pertamina NRE Kembangkan Solusi Inovatif Dekarbonisasi Sektor Transportasi
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060.
Hal tersebut dilakukan dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan environmental, social, and governance ( ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.