KOMPAS.com - Dinamika global, seperti penurunan ekonomi dan geopolitik, ikut berdampak pada kelangsungan bisnis pelaku usaha mikro kecil menengah ( UMKM) Indonesia.
Salah satunya adalah Mandiri Craft, usaha kerajinan berbahan pandan asal Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Mandiri Craft kala itu sudah aktif memasarkan produknya ke pasar global. Namun, ketegangan politik global dan pandemi Covid-19 membuatnya kehilangan pesanan dari banyak pembeli dari luar negeri.
Pemilik Mandiri Craft, Siti Nurrokhmah, mengungkapkan, pasar mancanegara tertarik pada produk pandan khas Indonesia. Namun, pada 2022, aktivitas ekspor produknya terpaksa terhenti.
Baca juga: Kilang Pertamina Targetkan Green Refinery untuk Perkuat Ketahanan Energi
"Pada 2022, kami tidak lagi melakukan ekspor. Bisnis juga hampir terhenti. Namun, kami berusaha bertahan, terutama karena juga masih mempekerjakan banyak orang, termasuk tiga orang penyandang disabilitas," jelas Siti melalui siaran persnya, Selasa (18/3/2025).
Di tengah keterpurukan itu, Mandiri Craft berinisiatif mengikuti UMK Academy dari PT Pertamina (Persero).
Program tersebut menyediakan berbagai kegiatan pendampingan usaha, mulai dari strategi ekspor hingga pencarian buyer.
Bahkan, Mandiri Craft mendapatkan sejumlah hibah teknologi, berupa mesin jahit, bor listrik, laptop, dan bahan finishing karena berhasil menjadi UMK Academy Champion 2024.
“Dengan hibah teknologi dari Pertamina, semangat kami mengembangkan usaha kembali bangkit. Program UMK Academy terbukti, usaha saya yang hampir tutup bisa berproduksi bahkan dapat mengekspor lagi," ujar Siti.
Baca juga: Uji Performa di Lamborghini Winter Driving, Oli Pertamina Fastron Tampil Mendunia
Kini, Mandiri Craft berhasil bangkit dan menjual produknya ke beberapa negara, seperti Turki, China, Amerika Serikat (AS), Jepang, Australia, hingga Brasil.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, UMK Academy dirancang untuk membantu usaha mikro kecil menengah (UMKM) menghadapi tantangan global dengan strategi bisnis yang adaptif dan inovatif.
"UMKM seringkali menjadi tulang punggung ekonomi nasional, juga memberi penghidupan untuk masyarakat daerah. Kami menyadari UMKM menghadapi berbagai tantangan di tengah situasi global yang dinamis," jelasnya.
Oleh karena itu, Fadjar menyampaikan, Pertamina UMK Academy memberikan daya saing UMKM untuk bisa bertahan, seperti pelatihan intensif strategi ekspor, digital marketing, serta pengembangan UMKM.
Baca juga: [HOAKS] BBM Gratis Bentuk THR dari Pertamina
Hal tersebut sejalan dengan poin ketiga dari visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yaitu pertumbuhan ekonomi berbasis ekonomi rakyat yang kuat dan mandiri.
Keberhasilan Mandiri Craft menjadi contoh nyata bahwa UMKM Indonesia mampu bersaing di pasar global dengan dukungan yang tepat.
Dengan semangat Asta Cita, Pertamina berkomitmen untuk terus mendukung UMKM agar tumbuh lebih kuat, mandiri, dan berdaya saing di tingkat global.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Baca juga: Soal BBM Tercampur Air di Solo, Gubernur Jateng Minta Pertamina Selesaikan Aduan
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan environmental, social, and governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.