KOMPAS.com – PT Pertamina (Persero) mengajak 33 pemimpin redaksi (pemred) media massa untuk berkunjung ke Desa Keliki, Kabupaten Gianyar, Bali, Jumat (21/6/2024).
Desa Keliki menjadi proyek percontohan pengembangan energi bersih berbasis desa yang telah mendunia. Desa Keliki banyak dikunjungi delegasi dunia, seperti negara-negara G20 yang tergabung dalam Energy Transition Working Group (ETWG) G20 2022 dan ASEAN Energy Ministerial Meeting 2023, serta dikunjungi oleh Wakil Menteri Energi Amerika Serikat 2023 dan Southeast Asia Youth Energy Forum (SAYEF).
Energi bersih di Desa Keliki yang digunakan untuk menjalankan sistem pengairan persawahan, pengolahan sampah, dan penerangan, berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat dengan peningkatan produksi pangan, yaitu komoditas beras.
Sistem lahan pertanian subak yang dikelola masyarakat umumnya menggunakan mata air langsung sebagai irigasi. Oleh sebab itu, lahan menjadi kekurangan pasokan air saat kemarau.
Pada kesempatan itu, para pemred yang didampingi Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati juga meninjau langsung penggunaan energi bersih yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga surya atau photovoltaic (PV) untuk Subak Lauh Batu.
Baca juga: Pertamina Patra Niaga Gelar 3 Seri Pertamax Turbo Drag Fest 2024
Selain untuk lahan pertanian, energi bersih juga dimanfaatkan untuk pengelolaan limbah di tempat pengolahan sampah reduce, reuse, dan recycle (TPS3R). Energi bersih itu mampu mengolah sekitar 3-4 ton sampah per minggu menjadi pupuk kompos bagi pertanian warga.
Total, program DEB Keliki berkontribusi dalam pengurangan emisi sebesar 36.750 kg C02eq per tahun.
Vice President (VP) Corporate Social Responsibility (CSR) dan Small Medium Enterprise and Partnership Program (SMEPP) Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, DEB Keliki merupakan salah satu program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang dijalankan Pertamina untuk mendukung peran perseroan dalam memimpin transisi energi dan mencapai target NZE 2060.
"Pertamina bersama masyarakat dan local hero membangun 7 pompa air untuk pengairan dengan basis tenaga surya," ujar Fajriyah dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (23/6/2024).
Dalam pengelolaannya, Pertamina memberikan kepercayaan kepada Badan Usaha Desa (BumDes) Desa Keliki. Hingga saat ini, EBT di Desa Keliki memberikan manfaat kepada 1.200 kepala keluarga.
Agar program itu terus berlanjut dan bisa berdikari secara ekonomi dan energi, lanjut dia, pihaknya memfokuskan kegiatan pada bisnis digital marketing. Lewat kegiatan ini, Pertamina menjaring 25 pemuda yang menghasilkan 15 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Program tersebut terus dikembangkan melalui edukasi kepada anak-anak pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) di sekitar Keliki, terkait dampak sampah pada ekosistem, pengolahan sampah, dan pemanfaatan energi bersih,” jelas Fajriyah.
Ketua BUMDes Yowana Bakti Keliki I Wayan Sumada menyampaikan apresiasi kepada Pertamina yang telah mengubah Keliki menjadi desa energi berdikari.
"Pertamina telah mendarah daging di Desa Keliki,” tuturnya.
Dia mencontohkan, keberadaan pompa air energi matahari dan pupuk kompos dari pengolahan sampah berhasil meningkatkan hasil panen sekitar 5-8 ton per hektare dalam satu kali panen.
Di bidang lingkungan, Pertamina juga memberikan pelatihan bagi 30 ibu rumah tangga untuk produksi eco-enzym, yakni katalisator yang mempercepat pembentukan pupuk kompos. Produk ini berhasil menghemat biaya pupuk hingga Rp 4,3 juta per siklus.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan bahwa Pertamina telah mengembangkan DEB di 85 titik di seluruh Indonesia.
"Program DEB Pertamina berhasil menurunkan 729.127 ton Co2eq per tahun reduksi emisi karbon," ujar Fadjar.
Pertamina, kata dia, mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) dengan memanfaatkan 5 jenis energi, yakni pembangkit listrik tenaga surya, gas metana dan biogas, mikro hidro, biodiesel, serta energi hybrid yang berasal dari energi surya dan angin.
"Program DEB akan terus dikembangkan untuk menjawab tantangan kebutuhan energi bersih yang semakin meningkat," tutur Fadjar.
Secara nasional, DEB telah menghasilkan 324.039 Wp (tenaga surya), 609.000 m3/tahun (gas metana), 16.500 Wp (hybrid atau matahari dan angin), 28.000 Watt (mikro hidro) dan 6.500 L/tahun (biodiesel).
“Sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, Pertamina berkomitmen dalam mendukung pencapaian target NZE 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals ( SDGs). Seluruh upaya ini sejalan dengan penerapan environmental, social and governance ( ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina,” tegas Fadjar.