KOMPAS.com - Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) berkolaborasi dengan Toyota untuk mengembangkan ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia.
Hal tersebut ditandai dengan Groundbreaking Hydrogen Refueling Station (HRS), Rabu (17/1) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar umum (SPBU) Daan Mogot, Jakarta Barat.
NRE dan Toyota sepakat bahwa dalam membangun ekosistem hidrogen tidak hanya menyiapkan infrastrukturnya, melainkan juga kerja sama dengan konsumen untuk memastikan tingkat permintaan.
Kolaborasi kedua entitas tersebut tertuang dalam Joint Development Agreement tentang Pengembangan Ekosistem Transportasi Berbasis Hidrogen yang dilakukan oleh Chief Executive Officer Pertamina NRE, Dannif Danusaputro dan President Director Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto serta disaksikan oleh Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.
Basuki Tjahaja Purnama berharap Pertamina harus jadi yang terdepan dalam melakukan inovasi.
"Kita jangan jadi followers kalau mau bisnis energi bersih. Saya harap kerjasama ini terus berlanjut antara Pertamina dan Toyota, agar ekosistem hidrogen ini terus berkembang di Indonesia,” ujar Basuki dalam sambutannya.
Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina telah teruji dan sangat berpengalaman dalam sektor bahan bakar kendaraan. Dengan infrastruktur dari hulu ke hilir yang dimiliki, Pertamina jelas paling siap untuk mengembangkan ekosistem hidrogen untuk transportasi.
Baca juga: Toyota dan Pertamina Mulai Bangun Stasiun Pengisian Hidrogen
"Di tambah lagi, kolaborasi dengan Toyota ini menjadi langkah yang sangat tepat untuk mempercepat terciptanya ekoaistem ini,” kata Nicke dalam siaran persnya, Rabu.
Sementara itu, Dannif Danusaputro mengatakan, groundbreaking HRS ini menjadi salah satu milestone dalam membangun ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia.
Ia mengatakan, dalam menciptakan ekosistem dibutuhkan kolaborasi. Hal ini tidak hanya dilakukan di sektor hulu saja, tetapi juga di sektor hilirnya.
"Untuk itu di sini kami bekerja sama dengan Toyota yang telah memproduksi fuel cell electric vehicle, Toyota Mirai, yang nantinya akan melakukan pengisian hidrogen di HRS kami. Kami sangat menyambut baik kolaborasi strategis ini,” ungkap Dannif pada kesempatan yang sama.
Dannif menambahkan bahwa hadirnya hidrogen sebagai bahan bakar transportasi akan memperkuat ketahanan energi.
Dengan begitu, kata dia, pengendara kendaraan bermotor ke depan tidak hanya memiliki pilihan bahan bakar minyak (BBM) dan listrik saja, tetapi juga hidrogen sebagai alternatif bahan bakar.
"Untuk itu Pertamina antusias bila semakin banyak penyedia infrastruktur di sektor ini karena akan semakin cepat dan banyak terbangun infrastruktur sehingga membantu mempercepat penciptaan pasar serta terbentuknya ekosistem di Indonesia," kata Dannif.
Dannif mengatakan, Pertamina NRE memiliki aspirasi tidak hanya menjadi pemain domestik tapi juga melayani pasar ekspor hidrogen pada 2031–2040.
Hidrogen menjadi salah satu portfolio bisnis hijau masa depan Pertamina dan Indonesia sangat berpotensi menjadi pemain utama sektor ini di tingkat regional.
Hal senada juga disampaikan oleh Nandi. Ia mengatakan, TMMIN sangat bangga menjadi bagian dari proyek ini. TMMIN sendiri dalam proyek ini menyediakan kendaraan hidrogen teknologi terdepan.
Baca juga: Pertamina Dukung SMA Negeri 8 Denpasar Jadi Sekolah Ramah Lingkungan
Nandi mengatakan, TMMIN bersama Pertamina NRE akan memastikan mekanisme pengisian hidrogen yang cepat, efisien dan aman.
"Semoga stasiun pengisian hidrogen ini akan menjadi contoh dan menjadi model bagi proyek serupa di masa mendatang," ujar Nandi.
Untuk diketahui, SPBU Daan Mogot akan menjadi integrated energy refueling station pertama di Indonesia yang akan menyediakan tiga jenis bahan bakar dalam satu stasiun pengisian, yaitu BBM, gas, serta hidrogen.
Dengan konsep High-Speed Hydrogen Refueling Station, HRS ini nantinya akan mampu melakukan pengisian hidrogen dengan skala komersial dengan waktu pengisian kurang dari lima menit.