Pengembangan Energi Transisi Pertamina Dorong Kesejahteraan 408 Petani di Desa Uma Palak

Kompas.com - 12/05/2025, 09:20 WIB
Agung Dwi E

Editor

KOMPAS.com - Kekeringan menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan Indonesia. Selama musim kemarau 2023, misalnya, Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, sebagian besar wilayah Indonesia mengalami curah hujan di bawah normal.

Alhasil, 27.000 ha tanaman padi terdampak kekeringan dengan 2.269 ha lahan padi menderita gagal panen.

Dampak musim kemarau dirasakan oleh petani di Desa Uma Palak Lestari, Kelurahan Peguyangan, Denpasar Utara, Bali. I Made Darayasa, salah satu petani di sana, menyampaikan bahwa subak di desanya terancam kekurangan air saat kemarau.

“Dampaknya produksi padi menurun, bahkan bisa gagal panen," ucapnya seperti dikutip Kompas.com dari siaran pers, Senin (12/5/2025).

Subak sendiri merupakan sistem irigasi persawahan tradisional di Bali yang dikelola oleh masyarakat lokal secara adat.

Tak berpangku tangan, warga desa berikhtiar mencari jalan keluar. Mereka bekerja sama dengan Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai Pertamina Patra Niaga untuk mempelajari dan menerapkan teknologi mengatasi tantangan produksi tani.

“Melalui inovasi sistem pengairan Suplai Energi Manajemen Irigasi Uma Palak atau SIUMA dari tim Pertamina, kami berhasil memperbaiki irigasi di lahan padi," jelas I Made Darayasa.

Petani dan Insan Pertamina menunjukkan hasil pertanian di Desa Uma Palak Lestari, Kelurahan Peguyangan, Denpasar Utara, Bali.Dok. Pertamina Petani dan Insan Pertamina menunjukkan hasil pertanian di Desa Uma Palak Lestari, Kelurahan Peguyangan, Denpasar Utara, Bali.

SIUMA menggunakan sensor kelembapan tanah berbasis internet of things (IoT) yang terkoneksi langsung ke grup WhatsApp petani. Dengan begitu, petani bisa mengambil keputusan irigasi secara real-time.

Ditambah bantuan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 21 kWp dan mikrohidro, pengoperasian sistem pengairan jadi hemat biaya.

Apalagi, sistem mikrohidro memanfaatkan limbah non-B3 berupa gulungan selang yang sudah tidak terpakai dari mobil distribusi avtur AFT Pertamina Ngurah Rai.

Program DEB untuk ketahanan pangan

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menyebut, Desa Uma Palak merupakan bagian dari program Desa Energi Berdikari (DEB) yang digagas Pertamina bersama masyarakat.

Fadjar mengungkapkan, saat ini terdapat 172 DEB yang tersebar di Indonesia. Sebanyak 31 DEB mengusung tema ketahanan pangan, termasuk program di Desa Uma Palak Lestari.

"Pemanfaatan energi terbarukan di DEB Uma Palak Lestari juga berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 27,3 ton CO2 ekuivalen per tahun,” ujar Fadjar.

Sebanyak 408 penerima manfaat petani, termasuk 24 perempuan petani, telah merasakan langsung manfaat dari transformasi kawasan ini. Manfaat itu meliputi akses EBT, pelatihan pertanian organik, hingga peningkatan peluang ekonomi melalui wisata dan produk hasil tani.

Lurah Peguyangan I Gede Sudi Arcana menyebut bahwa program tersebut membawa dampak positif. Inovasi teknologi ini mampu menekan biaya operasional hingga Rp 700.000 per bulan.

DEB Uma Palak juga berhasil meningkatkan produksi padi organik 2,3 kali lipat, dari 5,1 ton per ha menjadi 7,5 ton per ha.

Seluas 5 ha sawah padi organik kini dikelola secara berkelanjutan dan menghasilkan omzet Rp 476 juta per tahun.

Traktor listrik digunakan petani Petani di Desa Uma Palak Lestari, Kelurahan Peguyangan, Denpasar Utara, Bali.Dok. Pertamina Traktor listrik digunakan petani Petani di Desa Uma Palak Lestari, Kelurahan Peguyangan, Denpasar Utara, Bali.

Ia menambahkan, warga juga memanfaatkan traktor elektrik dalam mengolah sawah. Dengan demikian, mereka mampu menghemat biaya operasional dari semula Rp 25.000 per are menjadi Rp 15.000 per are.

DEB Uma Palak terus berkembang. Kini, desa ini menjadi kawasan ekowisata edukatif. Dilengkapi ruang terbuka hijau, jalur joging, area kafe, dan camping ground, pihak desa mampu mendatangkan 72.000 kunjungan wisatawan per tahun.

Alhasil, sektor ini menambah pundi pendapatan warga desa sebesar Rp 64 juta per tahun.

Program DEB menjadi wujud nyata komitmen Pertamina dalam mendukung transisi energi dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya TPB 2, yakni Tanpa Kelaparan, TPB 7 Energi Bersih dan Terjangkau, dan TPB 13 Penanganan Perubahan Iklim.

Sebagai pemimpin transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 melalui inisiatif berbasis komunitas yang berdampak langsung dan konsisten menerapkan prinsip environmental, social, and governance (ESG) dalam seluruh operasionalnya.

Terkini Lainnya
Pertamina dan KLH Kolaborasi Bersihkan Sungai Ciliwung di Kebun Raya Bogor

Pertamina dan KLH Kolaborasi Bersihkan Sungai Ciliwung di Kebun Raya Bogor

Pertamina
Pimpin Upacara Sumpah Pemuda 2025, Dirut Pertamina: Generasi Muda Penentu Sejarah Energi Masa Depan

Pimpin Upacara Sumpah Pemuda 2025, Dirut Pertamina: Generasi Muda Penentu Sejarah Energi Masa Depan

Pertamina
Pertamina Umumkan 105 Peserta Energy Debate Championship PGTC 2025

Pertamina Umumkan 105 Peserta Energy Debate Championship PGTC 2025

Pertamina
Tembus Pasar Global, Pertamina Bawa UMKM Binaan ke Pesta Rakyat Brisbane 2025

Tembus Pasar Global, Pertamina Bawa UMKM Binaan ke Pesta Rakyat Brisbane 2025

Pertamina
Jadi Maskapai dengan Ketepatan Waktu Terbaik di 2024, Pelita Air Raih Penghargaan dari Pemerintah

Jadi Maskapai dengan Ketepatan Waktu Terbaik di 2024, Pelita Air Raih Penghargaan dari Pemerintah

Pertamina
Pertama di Asia Tenggara, Pertamina Sukses Terbangkan Pesawat Berbahan Bakar Minyak Jelantah

Pertama di Asia Tenggara, Pertamina Sukses Terbangkan Pesawat Berbahan Bakar Minyak Jelantah

Pertamina
Pelita Air Terbang Gunakan Pertamina SAF Berbahan Baku Minyak Jelantah, Begini Respons Penumpang

Pelita Air Terbang Gunakan Pertamina SAF Berbahan Baku Minyak Jelantah, Begini Respons Penumpang

Pertamina
Tingkatkan Literasi Energi, Pertamina Sosialisasikan AJP 2025 di Wilayah Sumbagut

Tingkatkan Literasi Energi, Pertamina Sosialisasikan AJP 2025 di Wilayah Sumbagut

Pertamina
Pertamina SAF Dorong Ekonomi Sirkular Masyarakat dan Kurangi Emisi Lingkungan

Pertamina SAF Dorong Ekonomi Sirkular Masyarakat dan Kurangi Emisi Lingkungan

Pertamina
Dukungan Pemerintah untuk Pertamina Kembangkan SAF dari Minyak Jelantah

Dukungan Pemerintah untuk Pertamina Kembangkan SAF dari Minyak Jelantah

Pertamina
Perdana! Pelita Air Terbang Gunakan Minyak Jelantah Pertamina

Perdana! Pelita Air Terbang Gunakan Minyak Jelantah Pertamina

Pertamina
Catat! Ini Tips Menang AJP 2025 dari Pertamina, Mulai dari Penulisan hingga Pilihan Narasumber

Catat! Ini Tips Menang AJP 2025 dari Pertamina, Mulai dari Penulisan hingga Pilihan Narasumber

Pertamina
Kapasitas Pembangkit Tumbuh 14 Persen, Buah Manis Investasi Pertamina NRE di CREC

Kapasitas Pembangkit Tumbuh 14 Persen, Buah Manis Investasi Pertamina NRE di CREC

Pertamina
Sinergi Pertamina-Pindad Luncurkan Teknologi Inspeksi Pipa Migas Ultrasonik Pertama di Indonesia

Sinergi Pertamina-Pindad Luncurkan Teknologi Inspeksi Pipa Migas Ultrasonik Pertama di Indonesia

Pertamina
Kado HUT Ke-80 RI, Produksi Migas PEP Prabumulih Field Melejit 935 Persen di Atas Target

Kado HUT Ke-80 RI, Produksi Migas PEP Prabumulih Field Melejit 935 Persen di Atas Target

Pertamina
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com