KOMPAS.com – Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar dan garis pantai terpanjang di dunia, nelayan merupakan salah satu profesi terbesar masyarakat Indonesia. Dengan jumlah lebih dari 977.000 nelayan, profesi ini mampu menyumbang 2,7 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Riva Siahaan mengatakan bahwa pihaknya memiliki andil dalam mendorong industri perikanan sekaligus ekonomi nelayan di Tanah Air melalui jaminan ketersediaan dan energi yang berkeadilan.
Pernyataan tersebut disampaikan Riva saat hadir dalam pertemuan UN Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Conference of the Parties (COP) ke-28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Baca juga: Putin Mulai Tur Timur Tengah di Arab Saudi dan UEA
“PPN memiliki misi untuk terus menyampaikan dukungan penuh bagi industri perikanan serta nelayan di Tanah Air. Ini merupakan suatu kesempatan yang luar biasa, karena kami bisa berkontribusi dalam program-program pemerintah yang didukung PPN, salah satunya adalah konversi bahan bakar minyak (BBM) ke liquefied petroleum gas (LPG) bagi nelayan,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (7/12/2023).
Riva mengungkapkan bahwa program konversi BBM ke LPG bagi nelayan sudah dilakukan sejak 2016.
Hingga 2022, kata dia, PPN tercatat telah menyalurkan 115.000 paket converter kit untuk nelayan yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air.
Baca juga: Nelayan Sumbawa yang Tangkap Lobster di Perairan NTT Diminta Terbuka pada Penyidik
“Program konversi LPG bagi nelayan tersebut disalurkan ke 27 provinsi di Indonesia. Selain memastikan jaminan ketersediaan energi yang terjangkau bagi nelayan, pada periode 2016 hingga 2021 saja, program ini juga berkontribusi positif bagi lingkungan dengan mereduksi emisi sebanyak 0,65 juta ton carbon dioxide equivalent (CO2eq),” jelas Riva.
Lebih lanjut, Riva mengatakan, dukungan PPN dalam mendorong perekonomian nelayan di tanah air juga diwujudkan melalui pengoperasian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN).
Hingga 31 Oktober 2023, sebut dia, PPN telah mengoperasikan 400 SPBU nelayan dari Sabang ke Merauke, dan 59 SPBUN sedang dalam tahap pembangunan.
“Keberadaan SPBUN ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian para nelayan. (Dampak) yang paling terasa adalah memangkas biaya melaut para nelayan yang biasanya membeli BBM eceran ataupun dibandingkan harus menempuh jarak yang lebih jauh untuk mendapatkan BBM,” tutur Riva.
Baca juga: BBM Langka di Yangon Myanmar, Puluhan Kendaraan Antre di SPBU
Pada UN Climate Change COP ke-28 di Dubai, lanjut dia, PPN memperlihatkan upaya decarbonizing fisheries atau dekarbonisasi pada sektor perikanan.
Ia menyebut bahwa langkah dan komitmen PPN untuk mengurangi emisi karbon hampir setara 2 juta CO2eq lewat implementasi biodiesel sejak 2019 hingga 2022.
“UN UNFCCC COP ke-28 ini merupakan kesempatan yang baik untuk memperlihatkan dan melanjutkan upaya serta komitmen perusahaan dalam mengurangi emisi karbon. PPN akan terus bergerak maju, mendukung cita-cita nasional mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060,” imbuh Riva.