KOMPAS.com - Komitmen Pertamina bersama masyarakat memajukan desa-desa di berbagai wilayah di Indonesia mendapatkan apresiasi dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya.
Apresiasi tersebut diwujudkan dengan penobatan 10 entitas bisnis Pertamina sebagai pendukung Program Kampung Iklim ( ProKlim) 2023 kategori Instansi.
Pada ajang ini, Subholding Commercial & Trading, PT Pertamina Patra Niaga memperoleh enam penghargaan, yakni untuk DPPU Sultan Thaha (Jambi), DPPU Adi Sumarmo (Solo), DPPU Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Fuel Terminal Maos (Cilacap), Integrated Terminal Panjang (Lampung), dan Integrated Terminal Palembang.
Selain itu, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai Subholding Refining dan Petrochemical meraih dua penghargaan, yaitu RU V Balikpapan dan RU III Plaju.
Baca juga: UMKM Binaan Pertamina Tembus Transaksi Rp 15 Miliar dan Sejumlah Komitmen di TEI 2023
Penghargaan juga diraih PT Pertamina EP Donggi Matindok Field dan PT Perta Samtan Gas.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar memberikan apresiasi kepada para pihak yang telah bekerja mewujudkan ProKlim di daerah masing-masing.
“Penghargaan ini kami berikan untuk menghargai dedikasi para pelaku ProKlim dan sebuah apresiasi bagi seluruh aktor di lapangan maupun pelaku usaha yang senantiasa memberikan pembinaan dengan baik, aktif berpartisipasi, dan mendukung pelaksanaan ProKlim," tutur Siti Nurbaya melalui keterangan persnya, Rabu (25/10/2023).
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menegaskan bahwa Pertamina turut mendukung usaha Kementerian LHK dalam mencapai target kampung ProKlim.
"Caranya melalui desa-desa binaan yang mencanangkan program program pendukung dan memberdayakan masyarakat desa, kampung dan dusun untuk menjadi agen perubahan dalam Kampung ProKlim Indonesia," paparnya.
Baca juga: Dari Songket hingga Tenun, Pertamina Buka Peluang Pasar bagi UMKM Wastra lewat TEI 2023
Ia menjelaskan, Pertamina tidak hanya berperan menyediakan energi saja, tetapi juga ikut mewujudkan komitmen menjaga lingkungan demi masa depan yang lebih baik.
“Bersama masyarakat, Pertamina mengendalikan perubahan iklim secara berkelanjutan, termasuk mendukung target pemerintah mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060,” ungkap Fadjar.
Lebih lanjut, Fadjar menjelaskan, entitas-entitas Pertamina yang menerima penghargaan konsisten mengajak masyarakat untuk aktif dalam aksi dan mitigasi ProKlim.
"Contohnya yang dilakukan di Integrated Terminal Palembang dengan pembinaan di Desa Pulau Semambu, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir yang memberdayakan masyarakat melalui program Desa Energi Berdikari untuk mengembangkan pertanian yang ramah lingkungan melalui pemanfaatan energi terbarukan dari sinar matahari," jelasnya.
Fadjar mengungkapkan, pemanfaatan panel surya, manajemen usaha, dan pemasaran digital kepada masyarakat dilakukan secara terstruktur.
Baca juga: Pertamina Ajak 30 UMKM Binaan ke TEI 2023 agar Tembus Pasar Internasional
Program Desa Energi Berdikari menyediakan panel surya berkapasitas 6,54 kWp dan teknologi penyimpanan baterai lithium sebesar 10 kWh. Hasilnya, program ini mampu menghasilkan 8.442 kWh energi per tahun.
“Ini membawa potensi penghematan biaya listrik sekitar Rp 13 juta per tahun. Selain itu, penerapan energi surya tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga mendukung pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan mengurangi emisi karbon sebanyak 8.502 kg CO2eq per tahun,” lanjutnya.
Adapun manfaat Desa Energi Berdikari sudah sangat dirasakan. Salah satunya adalah kelompok berisi 140 petani yang senang dengan adanya praktik pertanian terpadu.
Berdirinya Kelompok home industry yang terdiri dari 10 anggota juga terasa berdampak. Hal ini ditandai dengan peningkatan pendapatan petani sebesar 30 persen dan omzet mencapai Rp 1 juta per bulan per petani serta Rp 1 juta per bulan per kelompok.
Baca juga: Pertamina Pastikan Kuota Pertalite Cukup hingga Akhir 2023
ProKlim merupakan bagian dari komitmen dan kontribusi Indonesia dalam upaya pengendalian perubahan iklim global dengan peran non-party stakeholder. Agenda ini sesuai hasil Pertemuan Para Pihak (Conference of The Parties/COP) ke-26 UNFCCC yang tertuang dalam Glasgow Climate Pact.
Kegiatan utama ProKlim terbagi dalam dua dimensi, yaitu adaptasi dan mitigasi.
Dimensi adaptasi mencakup pengendalian kekeringan, banjir dan longsor, peningkatan ketahanan pangan, penanganan atau antisipasi kenaikan muka laut, rob, intrusi air laut, abrasi, ablasi atau erosi akibat angin, gelombang tinggi, serta pengendalian penyakit terkait iklim.
Sementara dimensi mitigasi mencakup pengelolaan sampah limbah padat dan cair, penggunaan energi baru terbarukan dan konservasi energi, budi daya pertanian rendah emisi GRK, peningkatan tutupan vegetasi, serta pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
Baca juga: Hingga Hari Kedua TEI 2023, UMKM Binaan Pertamina Bukukan Transaksi Rp7 Miliar
Usaha berkelanjutan Pertamina Group dalam mendukung implementasi ProKlim ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) ke-13, yakni mengambil tindakan cepat untuk untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.
Hal itu sekaligus mendukung implementasi environmental, social, and governance (ESG) dengan mengajak masyarakat untuk mengelola perubahan iklim secara berkesinambungan.