KOMPAS.com - Kilang PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang beroperasi di Tuban, Jawa Timur (Jatim) baru saja selesai menjalani proses peremajaan peralatan (pitstop) dan meningkatkan kinerja platformer kilang.
Alhasil kapasitas TPPI meningkat dari 37.000 barel per hari (KPBD) menjadi 50.000 KPBD. Peningkatan kapasitas ini melebihi dari yang ditargetkan dalam Rencana Kerja perusahaan, yaitu 45 KPBD.
Selain peningkatan kapasitas, Kilang TPPI juga berhasil meningkatkan kemampuan pengolahan feedstock ke feedstock yang lebih sour, yaitu dapat mengolah naphtha dengan maksimum 320 part per million (ppm) meningkat dari sebelum pitstop maksimum 100 ppm.
Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Hermansyah Y Nasroen menyampaikan, Kilang TPPI merupakan kilang petrokimia yang dapat beroperasi secara dual mode, yaitu Gasoline dan Petrochemical.
“Profil produksi tergantung dari hasil optimasi hilir di Pertamina Group, dan untuk masing-masing single mode mempunyai kemampuan maksimum produksi 1.680 barrel per bulan untuk Gasoline dan 600 KTPA (ribu ton per tahun) untuk Petrochemical," kata dia dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (18/4/2023).
"Dengan kemampuan pengolahan feedstock yang lebih sour juga akan memberikan keleluasan dalam penggunaan bahan baku yang lebih ekonomis dan mendapatkan Biaya Pokok Produksi yang lebih kompetitif," jelas Hermansyah.
Baca juga: Jelang Idul Fitri, Wakil Komut Pertamina Tinjau Kesiapan Layanan BBM dan LPG
Adapun produk utama yang dihasilkan Kilang TPPI berupa produk aromatik, diantaranya paraxylene, benzene, orthoxylene, heavy aromatic dan toluene. Selain itu, Kilang TPPI juga menghasilkan produk lain, seperti light naphtha dan bahan bakar minyak (BBM) layaknya Pertalite.
Pitstop atau periode pemeliharaan yang dilakukan oleh TPPI dilakukan dengan penggantian dan peremajaan beberapa peralatan, antara lain center pipe, scallops catmax, packinox dan internal cleaning colum.
“Pitstop ini juga dilakukan sebagai persiapan untuk kegiatan yang lebih besar, yaitu revamping dan upgrading platformer unit yang direncanakan akan dilaksanakan pada Agustus 2023 mendatang," lanjut Hermansyah.
Saat ini, Kilang TPPI dimiliki oleh beberapa shareholder, yakni Tuban Petrochemical Industries, Pertamina dan beberapa shareholder lainnya.
Baca juga: Dukung Satgas RAFI, Kilang Pertamina Plaju Pastikan Beroperasi dengan Aman dan Andal
PT Kilang Pertamina Internasional sebagai subholding Pertamina untuk bisnis refining and petrochemical diberikan penugasan secara virtual untuk melakukan monitoring kinerja dari TPPI.
Hermansyah menjelaskan bahwa sejak 2021, Kilang TPPI mulai dilakukan proses pengembangan.
“Pada tahun 2021 telah dilakukan proyek revamping 5 buah tangki, Maret 2023 pitstop melalui perbaikan dan peremajaan peralatan, Agustus 2023 revamping upgrade platformer, dan di tahun 2026 diharapkan penyelesaian proyek Olefin," kata dia,
Dengan begitu, kata dia, diharapkan TPPI dapat berkontribusi lebih maksimal lagi dalam pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) terutama saat Ramadhan dan menjelang Idul Fitri seperti saat ini.
Hermansyah mengatakan, Kilang TPPI juga memproduksi petrochemical untuk kebutuhan dalam negeri yang masih mempunyai pasar sangat besar.
Untuk diketahui, PT Kilang Pertamina Internasional merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang menjalankan bisnis utama pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip environment, social and governance (ESG)
PT KPI juga telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi operasional sebagai bagian dari penerapan aspek ESG.
PT KPI akan terus menjalankan bisnisnya secara professional untuk mewujudkan visinya menjadi Perusahaan Kilang Minyak dan Petrokimia berkelas dunia yang berwawasan lingkungan, bertanggung jawab sosial serta memiliki tata Kelola perusahaan yang baik