KOMPAS.com – Para pelaku usaha pelayaran TPK Ambon mengapresiasi peningkatan kinerja terminal pasca transformasi yang dilakukan oleh PT Pelindo Terminal Petikemas ( SPTP).
Kepala PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) Cabang Ambon Abraham Wattimena mengatakan, bongkar muat peti kemas sebanyak 400 boks dapat terselesaikan dalam waktu rata-rata 12 jam pascatransformasi.
“Sebelum transformasi TPK Ambon, bongkar muat dengan jumlah yang sama bisa memakan waktu hingga 30 hingga 36 jam,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (17/10/2024).
Menurut Abraham, keberadaan planning and control di TPK Ambon menjadi salah satu faktor utama peningkatan kinerja operasional.
Baca juga: Pelindo Fokus Jaga Waktu Singgah Kapal Lebih Efisien
“Selain itu, kesiapan muatan, kesiapan alat dan kesiapan serta keahlian pekerjaan operasional termasuk operator alat bongkar muat juga mendukung kecepatan pelayanan di TPK Ambon,” lanjutnya.
Selain itu, Abraham juga meminta pengelola TPK Ambon untuk mempercepat proses penguatan dermaga dan penambahan rel quay container crane (QCC) agar pelayanan lebih maksimal, sebab jumlah kapal pelayaran PT SPIL yang berkegiatan di TPK Ambon mencapai 10 call per bulan.
“Sudah hampir satu tahun ini hanya bisa dimaksimalkan untuk satu tambatan, harapan kami pekerjaan dermaga segera selesai sehingga bisa untuk dua kapal,” katanya.
Sementara itu, Kepala Operasional Temas Lines Cabang Ambon Kris Menko menyebutkan, kegiatan operasional dapat berjalan lebih cepat dengan dukungan kesiapan alat bongkar muat di lini satu terminal, khususnya QCC yang mencapai 86 persen.
Baca juga: Kinerja Makin Solid, Pelindo Lunasi Global Bond Senilai 500 Juta Dollar AS
“Kami berharap kesiapan alat bongkar muat di TPK Ambon bisa ditingkatkan menjadi minimal 90 persen,” sebutnya.
Kris juga menjelaskan bahwa transformasi tersebut memengaruhi kecepatan waktu tambat kapal yang dahulu memakan waktu hingga 10 jam, kini hanya mencapai empat jam untuk 150 boks peti kemas per kapal.
“Bagi kami pelayanan di lini satu terminal yang dioperasikan oleh SPTP sudah sangat baik, yang perlu ditingkatkan adalah perbaikan layanan yang ada di lini dua,” ungkapnya.
Terminal Head TPK Ambon Yandi Sofyan Hadi mengatakan, transformasi di terminal dilakukan untuk meningkatkan layanan terminal, dengan menyentuh aspek people, process dan technology.
Baca juga: Gandeng Pelindo, Semen Indonesia Pastikan Pasokan Bahan Bangunan
“Tahap pertama transformasi dilakukan dalam aspek standarisasi operasional terminal. Dilanjutkan dengan proses sistematisasi dengan implementasi TOS Nusantara sebagai sistem operasi terminal peti kemas,” terangnya.
Saat ini, TPK Ambon juga tengah melakukan peningkatan kekuatan dermaga peti kemas sepanjang 162 meter, termasuk penambahan panjang rel QCC sepanjang 160 meter.
Dengan perkuatan dermaga dan penambahan rel ini, dermaga peti kemas nantinya dapat dijangkau dengan QCC menjadi 320 meter, sehingga dapat digunakan untuk pelayanan dua kapal peti kemas.
Baca juga: 3 Tahun Merger, Aset Pelindo Berhasil Tembus Rp 123,2 Triliun
“Kami memohon maaf jika pekerjaan di dermaga ini menjadikan kegiatan kapal menjadi terhambat karena hanya dapat digunakan untuk satu kapal, ke depan dengan pekerjaan yang kami lakukan dapat meningkatkan kinerja operasional di TPK Ambon dalam memberikan pelayanan kepada perusahaan pelayaran,“ tutup Yandi.