KOMPAS.com - Direktur Utama (Dirut) PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo menjadi narasumber dalam kuliah umum di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia ( FEB UI).
Kuliah umum bertemakan "Memahami Konsumen Indonesia dan Strategi Pemasaran KAI" itu berlangsung di Kampus UI Depok dan dibuka oleh Dekan FEB UI Teguh Dartanto, Rabu (12/3/2025).
Dalam kuliah umum itu, Didiek menjelaskan tren positif kinerja KAI Group di berbagai aspek selama 2023-2024, mulai dari peningkatan jumlah pelanggan, efisiensi operasional, hingga inovasi layanan berbasis teknologi.
Dia mengatakan, KAI terus beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen dan menerapkan strategi pemasaran digital untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
"Kami juga berkomitmen memperkuat aspek keberlanjutan dan menghadirkan transportasi yang lebih ramah lingkungan,” ujar Didiek melalui siaran persnya, Rabu.
Baca juga: KAI Tutup Pelintasan yang Menjadi Lokasi Tabrakan Maut Kereta Vs Honda HRV di Blitar
Didiek menjelaskan, salah satu indikator keberhasilan KAI dalam meningkatkan layanan adalah peningkatan on time performance (OTP).
"Keberangkatan dan kedatangan kereta api penumpang kini semakin tepat waktu. Ketapatan waktu ini didukung oleh sistem pemeliharaan sarana dan prasarana yang lebih efisien serta penggunaan teknologi berbasis data," jelasnya.
Untuk mempercepat pemulihan pascapandemi Covid-19, lanjut dia, KAI telah menerapkan strategi efisiensi biaya, pengelolaan likuiditas yang optimal, serta diversifikasi layanan, termasuk perluasan angkutan barang guna meningkatkan pendapatan perusahaan.
Didiek juga memaparkan keberhasilan KAI dalam menyelesaikan proyek-proyek strategis nasional, seperti LRT Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) yang diresmikan pada 28 Agustus 2023 dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang mulai beroperasi pada 2 Oktober 2023.
Baca juga: 2 Trainset KRL Baru Tiba, KAI Commuter Siap Tingkatkan Layanan Pengguna
Kedua proyek tersebut merupakan bukti komitmen KAI dalam menghadirkan transportasi modern, efisien, dan berkelanjutan.
Lebih lanjut, Didiek menyoroti perubahan perilaku konsumen yang semakin mengandalkan teknologi dalam perjalanan mereka, mulai dari pemesanan tiket hingga layanan pascaperjalanan.
Oleh karena itu, KAI terus menghadirkan inovasi digital, seperti Access by KAI, Face Recognition Boarding, serta Entertainment on Board, guna meningkatkan pengalaman pelanggan.
“Teknologi telah menjadi elemen kunci dalam industri transportasi. Melalui digitalisasi, KAI dapat menghadirkan layanan yang lebih cepat, akurat, dan nyaman bagi pelanggan,” tambahnya.
Didiek menjelaskan, sebagai perusahaan transportasi yang peduli terhadap lingkungan, KAI berkomitmen mengurangi emisi karbon melalui berbagai inisiatif.
Berbagai inisiatif KAI dalam mengurangi emisi karbon, seperti penerapan Biodiesel B35, penggunaan lokomotif listrik, pemasangan panel surya, serta integrasi sistem transportasi publik yang lebih efisien.
Baca juga: Pemkot Jakbar Desak PT KAI Tutup Permanen Gang Royal demi Cegah Prostitusi Liar
Selain itu, KAI telah mencantumkan informasi carbon footprint pada tiket penumpang dan aplikasi Access by KAI. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap jejak karbon yang dihasilkan dari perjalanan mereka.
Untuk menghadapi era digital, KAI mengedepankan strategi pemasaran berbasis customer experience (pengalaman pelanggan), dengan inovasi layanan yang lebih personal dan interaktif.
Salah satu inovasi yang sukses diterapkan adalah peluncuran Kereta Panoramic, yang menawarkan pengalaman perjalanan unik dengan jendela besar untuk menikmati panorama sepanjang perjalanan.
“KAI terus melakukan uji coba dan eksperimen terhadap layanan baru untuk memastikan layanan tersebut relevan dengan kebutuhan pelanggan. Dengan pendekatan ini, kami dapat terus menghadirkan inovasi yang berkelanjutan,” jelas Didiek.
Dalam sesi diskusi, mahasiswa FEB UI menunjukkan antusiasme tinggi dengan mengajukan berbagai pertanyaan terkait tantangan dan prospek industri transportasi pada masa depan.
Baca juga: KAI Selidiki Penyebab Kebakaran Gerbong Kereta di Stasiun Tugu Yogyakarta
Didiek menegaskan, masa depan transportasi akan semakin mengarah pada integrasi teknologi, keberlanjutan, serta peningkatan konektivitas antarmoda.
“KAI akan terus berinovasi dan beradaptasi dengan tren global, termasuk dalam pengembangan transportasi berbasis energi terbarukan serta peningkatan efisiensi operasional melalui digitalisasi,” tuturnya.