KOMPAS.com - Kereta Api Indonesia ( KAI melakukan inspeksi perjalanan menggunakan KA Perintis yang menempuh rute Depo–Stasiun Maros–Stasiun Mandai-Stasiun Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan, KAI memproyeksikan jumlah penumpang KA Makassar–Parepare pada 2025 mencapai lebih dari 342.000 orang.
“Peningkatan jumlah penumpang diprediksi terjadi pada periode angkutan Lebaran sekitar Maret hingga April, liburan semester genap sekolah, dan angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru),” ujarnya.
Dia mengatakan itu dalam acara pemantauan ketersediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang digunakan untuk mendukung perjalanan KA Perintis Makassar–Parepare Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi ( BPH Migas), Kamis (2/1/2024).
Anne mengatakan, KA Perintis Makassar–Parepare terus mencatatkan peningkatan volume. Pada 2022, jumlah penumpang tercatat sebanyak 12.160 orang, kemudian melonjak menjadi 215.570 orang pada 2023.
“Selama 2024, volume penumpang KA Perintis Makassar-Parepare bahkan sudah mencapai 279.381 orang,” ujarnya dalam siaran pers.
Baca juga: KAI Antar 2,5 Juta Penumpang Selama Nataru, Ini 10 Stasiun Keberangkatan Tertinggi
Sebagai informasi, KA tersebut menempuh jarak 82 kilometer (km) untuk Mandai–Garongkong dan 58 km untuk Mangilu–Garongkong dengan frekuensi 6 perjalanan per hari.
Terkait kegiatan dengan BPH Migas, Anne mengatakan, kegiatan itu dilakukan untuk memastikan distribusi BBM bersubsidi berjalan dengan baik.
Ia berharap, dengan kerja sama tersebut, KA Perintis Makassar-Parepare tidak hanya dapat menjadi sarana transportasi, tetapi juga pendorong perekonomian dan pariwisata di Sulsel.
“Kami berharap, sinergi ini dapat terus berlanjut demi pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ungkapnya.
Anne berharap, melalui dukungan BPH Migas dalam penyediaan BBM subsidi tepat sasaran, KAI dapat terus meningkatkan layanan transportasi kereta api.
“Kami berharap dapat memberikan manfaat yang lebih besar lagi baik untuk mobilitas masyarakat maupun untuk perkembangan ekonomi lokal dan sektor pariwisata di Sulsel,” jelasnya.
Baca juga: Tahun Baru 2025, KAI Tebar Diskon Tiket 10 Persen untuk 50 Kereta Ini
Dia juga menegaskan, pemanfaatkan BBM subsidi yang diamanahkan akan KAI kelola dengan prinsip good corporate governance (GCG).
“Sebagai bagian dari komitmen KAI untuk menjaga prinsip GCG, KAI berkomitmen untuk memastikan penggunaan BBM subsidi dilakukan secara transparan, tepat sasaran, dan efisien,” ujarnya.
Anne mengatakan, hal itu dilakukan guna mendukung kelancaran operasional dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat serta mendukung perekonomian daerah.
Kegiatan pemantauan BBM itu dihadiri Direktur SDM dan Umum KAI Rosma Handayani beserta jajaran, Anggota Komite BPH Migas Wahyudi Anas dan Iwan Prasetya Adhi, beserta jajaran serta stakeholder KAI lainnya.
Pada kesempatan itu, Rosma mengapresiasi BPH Migas atas kerja sama yang telah terjalin.
Baca juga: Mulai Hari Ini, KAI Umumkan Pemesanan Tiket KA Februari 2025 Dibuka Bertahap
"Kami sangat berterima kasih atas dukungan BPH Migas, terutama terkait dengan pengoperasian KA Perintis Makassar–Parepare, yang kini semakin menjadi pilihan utama masyarakat Sulsel untuk berwisata dan menjadi kereta api pertama di Pulau Sulawesi," ujarnya.
Sementara itu, Wahyudi berharap, pemanfaatan BBM subsidi dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, khususnya selama periode Nataru.
Dia juga berharap, manfaat KA Perintis Makassar-Parepare akan dirasakan masyarakat pada dua bulan mendatang saat Lebaran.
“Harapannya, penyesuaian kuota distribusi dapat dilakukan secara tepat, sesuai dengan kebutuhan yang ada, untuk memastikan kelancaran dan keberlanjutan pengoperasian kereta api,” katanya.
Anggota Komite BPH Migas lainnya, Iwan Prasetya Adhi menyampaikan harapannya agar frekuensi KA Makassar–Parepare dapat ditingkatkan.
Sebab, KA lebih hemat biaya dan memiliki emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan moda transportasi lainnya.
Baca juga: KAI Tekankan Keselamatan, OTP Keberangkatan Kereta Tembus 99,5 Persen Selama Nataru
Kegiatan tersebut dimulai dengan rapat koordinasi, kemudian dilakukan inspeksi lokasi pengisian BBM di beberapa titik strategis yang melayani kebutuhan operasional kereta api.
Setelah itu, dilaksanakan tinjauan langsung ke sarana kereta api untuk memastikan kelancaran pengisian BBM.