KOMPAS.com - PT Hutama Karya (Persero) menyerahkan satu unit fasilitas air bersih kepada masyarakat Desa Batu Teritip, Kecamatan Sungai Sembilan, Dumai, Provinsi Riau, Kamis (8/8/2024). Penyerahan ini diterima langsung oleh Lurah Desa Batu Teritip, Firmanto.
Fasilitas air bersih merupakan bagian dari program Kolaborasi Penyediaan Sarana Air Bersih untuk Desa Batu Teritip yang digagas oleh Hutama Karya. Program ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan akses air bersih.
Proyek tersebut dilaksanakan secara kolaboratif oleh Hutama Karya bersama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya, termasuk PT Brantas Abipraya (Persero), PT Nindya Karya, dan PT Indra Karya (Persero). Pengerjaan sarana air bersih dimulai pada Senin (30/10/2023) dan selesai pada Jumat (31/5/2024) setelah melalui survei awal.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim berharap kualitas hidup masyarakat Desa Batu Teritip akan meningkat dengan adanya akses air bersih yang layak.
Baca juga: Pj Bupati Temanggung Sebut Data Pompa dari KSP Tidak Valid, Kementan Berikan Respons
"Kami menyerahkan satu unit sarana air bersih yang terdiri dari mesin pompa, mesin penjernih dan penyaring air, serta dua unit toren dengan kapasitas masing-masing 2.000 liter yang terpasang pada bangunan air bersih," katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (9/8/2024).
Adjib menambahkan bahwa masyarakat yang sebelumnya bergantung pada air isi ulang, sumur pompa, atau sumur galian kini tidak perlu lagi menempuh jarak jauh atau mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkan air yang layak konsumsi.
"Kami berharap sarana air bersih ini dirawat dengan baik oleh desa dan masyarakat agar kebutuhan air bersih warga Desa Batu Teritip dapat terpenuhi dengan lebih mandiri," tutur Adjib.
Untuk diketahui, Desa Batu Teritip terletak dekat dengan bibir Pantai Santahulu, sehingga kualitas air tanah tidak layak konsumsi bagi 2.314 Kepala Keluarga (KK) atau 4.164 jiwa, akibat air yang cenderung keruh dan asin.
Baca juga: Sumur Bor di Sampang Semburkan Air Setinggi 20 Meter yang Terasa Asin, Apakah Aman Diminum?
Posisi desa yang jauh dari sumber air bersih dan kualitas air sumur yang keruh memaksa masyarakat untuk membeli air isi ulang.
Dalam pelaksanaan pembangunan sarana air bersih, Adjib menjelaskan bahwa seluruh proses melibatkan sumber daya manusia (SDM) dari masyarakat sekitar desa dan menggunakan metode yang dikembangkan secara lokal.
“Setelah serah terima ini, kami harap masyarakat dapat mengelola sarana air bersih dengan baik dan memanfaatkannya secara merata, dengan kuota sebanyak 240 liter per KK per hari,” jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, Hutama Karya juga akan melibatkan satu orang local hero untuk mengawasi proses, perawatan, dan pemeliharaan sarana air bersih tersebut.
Baca juga: Mengenal Desalinasi, Solusi Atasi Krisis Air Bersih
Pembangunan sarana air bersih di Desa Batu Teritip menggunakan metode brackish water reverse osmosis (BWRO) yang mengolah air payau menjadi air tawar, sesuai dengan kondisi lahan gambut dan lingkungan desa yang dekat dengan laut.
Penyedia alat air bersih adalah Indra Karya, sementara Hutama Karya, Nindya Karya, dan Brantas Abipraya bertindak sebagai donatur dana.
Selama pembangunan, tantangan utama adalah akses yang jauh dari Kota Dumai, yang mengakibatkan suplai material memerlukan waktu lebih lama untuk sampai ke lokasi.
Pada kesempatan yang sama, Lurah Desa Batu Teritip Firmanto menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan yang diberikan oleh Hutama Karya dan kolaborasi BUMN lainnya.
"Saya mewakili masyarakat Desa Batu Teritip ingin mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada Hutama Karya, Indra Karya, Nindya Karya, dan Brantas Abipraya atas bantuan ini. Air bersih merupakan kebutuhan dasar yang sebelumnya sangat sulit kami dapatkan," ujarnya.
Firmanto berharap fasilitas air bersih dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat Desa Batu Teritip.
Ia juga mengungkapkan komitmen pihaknya untuk merawat fasilitas tersebut dengan baik.
Baca juga: Tiga Kecamatan di Sukoharjo Mulai Kekurangan Air Bersih, Mana Saja?
Sementara itu, salah seorang warga Desa Batu Teritip, Juli Syahputra Butar Butar juga menyampaikan rasa syukurnya.
"Selama ini kami sering mengalami kesulitan dalam mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau. Bantuan ini benar-benar mengubah kehidupan kami. Anak-anak kami sekarang bisa mengonsumsi air yang lebih layak, dan kami tidak perlu lagi berjalan jauh hanya untuk mendapatkan air," ucapnya.
Juli berharap program seperti penyediaan sarana air bersih dapat terus berlanjut dan bisa membantu desa-desa lain yang juga membutuhkan.
Program Penyediaan Sarana Air Bersih merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan Hutama Karya.
Sebelumnya, pada 2023, Hutama Karya juga telah menyerahkan dua unit sarana air bersih di beberapa daerah, yakni satu unit smart water di Desa Buyut Utara–Lampung dan satu unit sumur bor air bersih di Desa Tanjung Bonai Aur Selatan–Sumatera Barat (Sumbar).