KOMPAS.com – PT Hutama Karya (Persero) atau Hutama Karya tengah merampungkan proyek pembangunan Gedung Ibu dan Anak Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Dr Sardjito, Sleman dengan nilai Rp 267 miliar.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim mengungkapkan, progres pengerjaan proyek ini lebih cepat dari rencana per bulan April 2024 yang mencapai 79,3 persen. Pembangunan ini ditargetkan selesai pada November mendatang.
Berkaitan dengan proyek tersebut, Adjib menjelaskan, gedung ini akan difungsikan untuk meningkatkan kualitas, aksesibilitas, rujukan, dan infrastruktur pada pelayanan kesehatan ibu dan anak di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya.
Selain itu, Gedung Ibu dan Anak tersebut nantinya juga akan dimanfaatkan sebagai fasilitas tanggap darurat, tanggap bencana alam, serta tanggap pandemi.
Baca juga: Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera
“RSUP Dr Sardjito akan menjadi salah satu dari enam rumah sakit rujukan nasional. Sehingga, perlu ditingkatkan secara infrastruktur, peralatan medis, hingga pengembangan sumber daya manusia (SDM) dengan fokus pada kesehatan ibu dan anak, onkologi, kesehatan pernafasan, serta penerapan terapi sel induk,” terang Adjib melalui siaran persnya, Jumat (3/5/2024).
Lebih lanjut, Adjib menyampaikan bahwa Gedung Ibu dan Anak memiliki arsitektur yang memadukan kearifan lokal dengan motif batik.
“Hutama Karya telah menyelesaikan sejumlah pekerjaan berupa struktur bawah dan struktur atas, serta menyisakan pekerjaan arsitektur dan interior, power house, selasar, instalasi tangki air bawah tanah, site development, dan utilitas mechanical, electrical and plumbing (MEP),” tuturnya.
Adjib menjelaskan, untuk mempercepat pembangunan, Hutama Karya mengadopsi teknologi building information modeling (BIM) yang berfungsi untuk menghindari pekerjaan berulang dan mengenali potensi ketidaksesuaian pekerjaan.
Baca juga: Serap PMN Rp 85,5 Triliun, Hutama Karya Bangun 809 Kilometer JTTS
Di samping itu, lanjutnya, Hutama Karya juga secara rutin melaksanakan pengendalian penyebaran debu, pembersihan area proyek, manajemen pengelolaan limbah proyek, dan mengatur jadwal pekerjaan tertentu di luar waktu operasional mengingat lokasi proyek berada di lingkungan rumah sakit.
Di luar proyek RSUP Dr Sardjito, Hutama Karya juga telah menyepakati kerja sama baru yaitu proyek konstruksi penyesuaian layout Gedung Estetika RSUP Prof. Dr. dr. I.G.N.G. Ngoerah, Denpasar, Bali.
Penandatanganan kontrak ini dilaksanakan oleh EVP Divisi Gedung Hutama Karya Nyoman Endi Mahendra bersama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengeluaran Anggaran Belanja Modal Khusus Gedung Estetika Affan Priyambodo Permana dan Kuasa Pengguna Anggaran atau Barang RSUP Prof. Dr. dr. I.G.N.G. Ngoerah, I Wayan Sudana.
Agenda tersebut berlangsung di Aula Yudistira RSUP Prof. Dr. dr. I.G.N.G. Ngoerah, Denpasar, Senin (25/3/2024) lalu.
Baca juga: Hutama Karya Resmikan Daycare dan Sekolah Harmoni Montessori
Adjib mengungkapkan, proyek gedung ini dibangun dalam rangka meningkatkan fasilitas kesehatan (faskes) dan estetika yang setara pelayanan internasional.
Hal tersebut bertujuan untuk mendukung medical tourism di Bali dan menarik potensi wisatawan lokal dan mancanegara untuk melakukan perawatan kecantikan.
“Gedung estetika ini merupakan salah satu proyek percontohan kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan dalam bidang beauty and wellness serta akan dijadikan sebagai rumah sakit vertikal yang menjadi rujukan di Provinsi Bali dan sekitarnya,” ungkap Adjib.
Sama seperti proyek sebelumnya, pembangunan gedung ini juga menerapkan teknologi BIM dan ditargetkan selesai pada Juli.
Penerapan teknologi BIM ini dilakukan pada pembuatan pemodelan fisik gedung, melakukan perhitungan volume material, visualisasi progres dalam bentuk tiga dimensi, dan membantu penyusunan rencana dan realisasi pekerjaan. ditargetkan rampung pada Juli mendatang.
Baca juga: Hutama Karya Catatkan Laba Bersih Rp 1,87 Triliun pada 2023
Adjib menyampaikan, Hutama Karya berkomitmen dalam mendukung kemajuan fasilitas kesehatan di Indonesia. Hal tersebut diwujudkan dalam penyelesaian proyek secara tepat waktu, tepat mutu, tepat biaya, zero accident, serta menjaga kualitas pekerjaan dengan perencanaan yang baik dan evaluasi pekerjaan berkala.
“Diharapkan kedua rumah sakit ini nantinya dapat menjadi transformasi dalam pelayanan kesehatan yang semakin maju dan modern,” ujarnya.