KOMPAS.com - Sekretaris Perusahaan Gas Negara ( PGN) Rachmat Hutama mengatakan, Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai subholding gas Pertamina terus menjaga kinerja transmisi dan distribusi gas bumi sepanjang 2022.
“Kinerja operasional berhasil melampaui target volume lifting segmen migas di Blok Pangkah dan Fasken, didukung kenaikan ICP sehingga berkontribusi signifikan pada kinerja keuangan,” ujar Rachmat, dikutip dari keterangan persnya, Selasa (30/5/2023).
Program penghematan biaya melalui inovasi dan peningkatan efektivitas juga berperan penting dalam kesuksesan PGN.
"Terlaksananya liability management, peningkatan kinerja ventura, serta efektivitas dan efisiensi di setiap kegiatan perusahaan, baik di PGN maupun anak perusahaan dan afiliasi, turut memperkuat kinerja perseroan," paparnya.
Baca juga: Gelar RUPST 2023, PGN Setuju Bagikan Deviden 70 Persen dari Laba Bersih 2022
Dia menambahkan, rencana strategis PGN ke depan bertujuan untuk menciptakan nilai tambah berkelanjutan dan meningkatan utilisasi gas sebagai proses transisi energi menuju Net Zero Emission.
Adapun rencana yang dilakukan, antara lain meningkatkan lifting minyak dan gas (migas), mendukung alih kelola Blok Rokan lewat pembangunan Pipa Minyak Rokan, dan melakukan gasifikasi kilang-kilang Pertamina untuk mendukung efisiensi kilang.
Salah satu kilang yang sedang digenjot pembangunannya adalah Senipah-Balikpapan. Proyek ini akan mulai beroperasi pada triwulan III-2023.
Kemudian, mengembangkan LNG dan CNG retail di wilayah yang belum memiliki jaringan pipa gas serta memperkuat jargas rumah tangga untuk mengurangi impor LPG.
Baca juga: Arief Setiawan Handoko Diangkat Jadi Dirut PGN
"Selain itu, PGN berupaya untuk perluasan wilayah bisnis ke skala internasional melalui kegiatan LNG Trading," tutur Rachmat.
Untuk mendukung pengoperasian Blok Rokan pascaalih kelola, PGN melalui anak perusahaan Pertagas telah membangun jaringan pipa transmisi minyak sepanjang 367 km dari Minas-Duri-Dumai dan Koridor Balam-Bangko-Dumai (WK Rokan PSC). Pengaliran minyak bumi telah dialirkan sejak triwulan IV-2022.
Rachmat melanjutkan, proyek jargas PLN terus dikembangkan dengan menyusun road map pembangunan jargas. Proyek ini nantinya diharapkan bisa mengurangi subsidi dan impor LPG sampai 57,5 juta tabung pada 2026.
Selanjutnya, pemanfaatan gas bumi beyond pipeline saat ini mencapai 73 SPBG dan MRU yang tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Semuanya dimiliki Pertamina Group dan akan dikelola oleh subholding gas.
Baca juga: Demi UMKM Go Global dan Ramah Lingkungan, PGN Dukung Gelaran Bazar UMKM di Sarinah
SPBG dan MRU, sebut Rachmat, melayani pelanggan sektor industri, komersial, rumah tangga, dan transportasi yang lokasinya jauh dari jaringan pipa gas.
“PGN bersama Dirjen Migas telah berdiskusi dengan untuk melakukan konversi transportasi umum dan truk utilitas di masing masing wilayah, serta meningkatkan utilisasi gas untuk sektor transportasi," jelasnya.
"Di samping itu, PGN juga melakukan sinergi di internal Pertamina Group untuk melakukan konversi truk tangki yang digunakan untuk distribusi BBM,” tambah Rachmat.
Saat ini, PGN sedang dalam proses perencanaan dan pembangunan fasilitas LNG Liquefaction dan Mini LNG Hub di Pulau Jawa untuk proses penyaluran LNG dalam bentuk iso tank, micro bulk, dan VGL.
Baca juga: Gandeng JNE, PGN Implementasikan Konversi BBG untuk Efisiensi Kendaraan Logistik
Semuanya akan dilakukan dengan harga yang kompetitif, sehingga pelanggan, baik industri atau retail yang berada di lokasi terpencil, bisa menerima jaringan pipa gas.
"Tantangan disrupsi masif di pasar energi global akan melanda setiap negara. PGN menjawab tantangan tersebut melalui pengembangan rantai bisnis gas bumi, baik melalui pipa gas, CNG, maupun LNG. Kami ingin menunjukkan bahwa gas bumi merupakan solusi nyata selama masa transisi energi saat ini,” ucapnya.