KOMPAS.com – PT Pertamina Gas ( Pertagas) sebagai Subholding Gas (SHG) Pertamina terus menunjukkan komitmennya dalam membangun dan mengoperasikan infrastruktur penyaluran energi di Indonesia.
Komitmen tersebut ditunjukkan melalui pengoperasian 63 ruas pipa sepanjang 2.930 kilometer di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan untuk memenuhi kebutuhan energi ke berbagai industri di Tanah Air.
SHG sebagai pengelola terbesar gas bumi nasional terus bertumbuh progresif dan berorientasi pada keberlanjutan, yang tidak hanya mempertahankan bisnis eksisting, tetapi juga meningkatkan keandalan kinerja operasionalnya.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN Harry Budhi Sidharta mengatakan, dalam upayanya bertransformasi menjadi perusahaan infrastruktur energi nasional, Pertagas terus memperluas cakupan bisnisnya tidak hanya dalam hal penyaluran gas alam.
Baca juga: Sejalan Asta Cita Prabowo-Gibran, Bisnis PGN Optimalkan Peran Gas Bumi dan Ekonomi Hijau
“Saat ini Pertagas telah melakukan ekspansi bisnis dalam penyediaan infrastruktur energi lainnya seperti pipa minyak bumi dan bahan bakar minyak (BBM),” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (15/10/2024).
Hingga saat ini, Pertagas telah membangun dan mengoperasikan pipa minyak sepanjang lebih dari 605 kilometer di antaranya, Pipa Minyak Tempino – Plaju di Operation Central Sumatera Area, dan Pipa Minyak Rokan di Operation Rokan Area.
“Kontribusi Pertagas dalam penyaluran minyak di Pulau Sumatera ini mendukung ketahanan energi nasional, dimana telah berkontribusi terhadap penyediaan kebutuhan energi nasional,” lanjut Harry.
Selain itu, Pertagas juga tengah menggarap pembangunan pipa penyaluran BBM Cikampek – Plumpang.
Baca juga: Jaga Penyaluran Gas Bumi Aman dan Selamat, PGN Raih Penghargaan Subroto Award 2024
Pembangunan pipa sepanjang 96 kilometer ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dengan Pertamina Patra Niaga, Jumat (4/10/2024).
Pertagas tidak hanya mengembangkan jaringan pipa yang dimiliki, tetapi juga berkomitmen memastikan keandalan energi yang disalurkan, didukung oleh kompetensi Pertagas dalam bidang operasional dan pemeliharaan pipa serta fasilitas pendukungnya.
“Kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang tersertifikasi menjadi salah satu pilar utama dalam menjaga standar operasional yang tinggi, mulai dari proses instalasi hingga pemeliharaan dilaksanakan dengan profesionalisme dan kepatuhan terhadap regulasi,” jelas Harry.
Terkait keselamatan kerja, hingga akhir September 2024, Pertagas mencatatkan jam kerja selamat mencapai 105.142.028 jam, menegaskan komitmennya dalam mengedepankan keselamatan, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, mengurangi risiko kecelakaan untuk menjaga keandalan operasional penyaluran energi.
Baca juga: Capai Lebih dari 500 Juta Jam Kerja Aman, PGN Raih 18 Penghargaan Keselamatan Migas 2024
Untuk menjaga keandalan operasi pipa minyak, lanjut Harry, Pertagas melakukan pengendalian risiko melalui Security and Oil Losses Management With Integrated Detection System, serta pengendalian keakuratan alat ukur (meter) dalam mengatasi ketidaksesuaian (discrepancy) dengan prosedur yang ketat.
“Dengan menerapkan prinsip Flow Assurance dan Pipeline Integrity, Pertagas memastikan bahwa setiap aliran energi berlangsung dengan lancar dan aman, serta memenuhi standar kualitas yang ditetapkan,” imbuhnya.
Terakhir, Harry menegaskan, Pertagas akan terus melakukan pengembangan dan penambahan infrastruktur penyaluran energi dan bersinergi dengan industri hulu hingga hilir untuk mengangkut berbagai jenis energi, seperti gas alam, minyak bumi, dan BBM.
Baca juga: Agresivitas PGN Kembangkan Pasar Gas Bumi di Indonesia Timur
Kerja sama ini memungkinkan Pertagas untuk memperluas jaringan dan meningkatkan efisiensi dalam penyaluran energi.
“Melalui jaringan pipa yang terbangun untuk menyalurkan energi dari hulu ke hilir, akan berdampak pada efisiensi biaya pengangkutan, keselamatan kerja, fleksibilitas dan skalabilitas, serta keandalan pasokan energi yang stabil,” tutupnya.