Geopolitik Pengaruhi Komoditas Energi, Optimalisasi Gas di Masa Transisi Jadi Kunci

Kompas.com - 14/05/2023, 16:08 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

 Komisaris Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) Arcandra Tahar menilai, pemerintah perlu mempersiapkan sejumlah upaya guna menghadapi tren gejolak harga komoditas. Salah satunya, dengan memanfaatkan peluang di masa transisi energi menuju energi terbarukan.
Dok. PGN Komisaris Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) Arcandra Tahar menilai, pemerintah perlu mempersiapkan sejumlah upaya guna menghadapi tren gejolak harga komoditas. Salah satunya, dengan memanfaatkan peluang di masa transisi energi menuju energi terbarukan.

KOMPAS.com - Gejolak geopolitik global dinilai berpengaruh terhadap komoditas energi di Tanah Air. Utamanya, pada sektor minyak dan gas ( migas).

Merespons fenomena tersebut, Komisaris Utama Perusahaan Gas Negara ( PGN) Arcandra Tahar mendorong pemerintah untuk mempersiapkan sejumlah upaya guna menghadapi tren gejolak harga komoditas.

Salah satunya, dengan memanfaatkan peluang di masa transisi energi menuju energi terbarukan dengan mengoptimalkan pengelolaan gas bumi.

“Saat ini, Indonesia masih berputar di sektor energi berbasis fosil di mana suatu saat nanti akan (beralih) ke zero emisi. Di antara fosil dan zero emisi, ada di tengah-tengah itu dinamakan transisi,” ujar Arcandra dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (14/5/2023)

Pada masa transisi tersebut, lanjut Arcandra, energi fosil dengan dampak emisi paling minimal terhadap lingkungan adalah gas bumi.

Baca juga: PGN Subholding Gas Pertamina Catat Laba Bersih Rp 1,3 Triliun di Kuartal I-2023

Oleh karena itu, menurutnya, gas bumi bisa menjadi energi alternatif selama masa transisi, sebelum nanti benar-benar beralih ke new renewable energy (NRE).

“Gas bumi merupakan salah satu komoditas energi yang ikut berperan dalam menndorong ketahanan energi dalam negeri saat ini. Hal ini berbasis pada Undang-Undang (UU) di mana sumber daya alam (SDA) dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” jelasnya.

Sebab itu, prinsip pengelolaan SDA harus diarahkan pada upaya untuk memperpanjang rantai pengolahan dalam negeri agar kebermanfaatan bagi rakyat semakin besar.

“Gas dapat diolah menjadi liquefied natural gas (LNG) serta petrochemical atau pupuk. Ini rantainya (pengolahan) sudah panjang. Terlebih, petrochemical, produk turunan yang dapat dihasilkan kini semakin banyak. Semakin banyak turunannya, maka harganya akan semakin tinggi dan kebermanfaatannya juga semakin tinggi,” terangnya.

Menurut Arcandra, prinsip tersebut harus kembangkan sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah di Tanah Air kian merata.

Baca juga: Jaga Penyaluran Gas ke PLN Jabar, PGN Sediakan Pasokan Gas 145-170 BBTUD

Di sisi lain, pembangunan industri manufaktur diprediksi meningkat sehingga turut meningkatkan kebutuhan komoditas energi pula.

Pada umumnya, gas dialirkan dengan menggunakan pipa ke industri yang membutuhkan. Selain itu, bisa pula diubah menjadi LNG yang saat ini sudah berfungsi sebagai komoditas dan bisa diperjual belikan.

“Menurut hemat saya, transisi energi, lebih kepada local wisdom. Eropa mati-matian mengoptimalkan energi angin (wind) karena memang (anginnya) kencang di sana. Adapun di Timur Tengah menggunakan matahari. Indonesia, (local wisdom) apa yang dimiliki untuk renewable energy? Dari sisi kebijakan, pemerintah sekarang sudah memikirkan secara matang, termasuk dalam hal pemanfaatan gas di masa transisi,” ujar Arcandra.

Langkah mitigasi

Lebih lanjut, Arcandra menambahkan, kondisi geopolitik yang penuh dengan ketidakpastian juga berpengaruh terhadap harga komoditas energi migas.

Menurutnya, akan ada siklus naik-turun seolah menjadi kepastian, tetapi tingkat akurasinya belum tentu sesuai. Dengan demikian, pemerintah perlu menyiapkan sejumlah upaya untuk memitigasi dampak dari ketidakpastian tersebut.

Baca juga: Jalanan di Balikpapan Rusak akibat Proyek Pipa Gas, Humas PGN: Akan Kami Kembalikan Semula

“Hal terpenting adalah menyiapkan upaya yang akan diimplementasikan negara untuk memitigasi. Eropa, misalnya. Saat masih mengandalkan gas pipa dari Rusia, mereka (Eropa) tidak mengantisipasi kalau ada hal-hal tertentu yang mengakibatkan gas tidak mengalir,” jelasnya.

Setahun belakangan ini hingga tahun depan, lanjut Arcandra, mereka berlomba-lomba membangun fasilitas infrastruktur agar LNG dari negara pengekspor gas bisa masuk ke Eropa.

Akibatnya, dengan “dimerdekakannya” Eropa dari ketergantungan gas dari satu negara, harga gas diprediksi akan turun.

“Berapa turunnya, kapan turunnya? Itu yang menjadi misteri,” katanya.

Di Indonesia sendiri, tuturnya, tingkat ketergantungan terhadap impor cukup besar. Kebutuhan minyak dalam negeri kira-kira mencapai 1,4 juta barrel per hari.

Baca juga: PGN Pastikan Penyaluran dan Layanan Gas Bumi Tetap Aman Selama Idul Fitri 1444 H

Sementara, produksi kilang dalam negeri untuk menghasilkan bahan bakar minyak (BBM) sekitar 800 ribu barel per hari. Hal ini, menyebabkan impor BBM sekitar 600.000 barrel per hari.

Di sisi lain, lanjut dia, kondisi kilang dalam negeri, dulunya didesain hanya dapat menerima jenis minyak mentah tertentu.

Seperti diketahui, minyak mentah tersebut ketika diolah di kilang yang bukan sesuai spesifikasinya memang dapat menghasilkan produk turunan BBM. Akan tetapi, hal ini tidak seefisien mengolah minyak mentah yang sesuai dengan spesifikasi kilang.

“Salah satu hal yang memengaruhi harga komoditas adalah geopolitik. Tentu, pemerintah tahu persis dan bagaimana seharusnya bertindak. Dari sisi geopolitik dan hubungan bilateral menjadi pertimbangan pemerintah dalam menyikapi perpolitikan dunia karena dampak yang ditumbulkan cukup besar,” imbuhnya.

Arcandra menjelaskan, pemerintah Indonesia dapat mempertimbangkan kebijakan negara lain yang cocok untuk dicontoh.

Baca juga: PGN Pastikan Pembangunan Pipa Distribusi Gas Bumi Semarang-Kendal Selesai Sesuai Target

“Sebagai contoh, menentukan strategi-strategi transisi dengan diversifikasi usaha ataupun dekarbonisasi menuju renewable energy,” kata Arcandra.

Terkini Lainnya
Tingkatkan Kinerja Operasi, Berikut Langkah Subholding Gas Jaga Keandalan Pipa Minyak dan BBM
Tingkatkan Kinerja Operasi, Berikut Langkah Subholding Gas Jaga Keandalan Pipa Minyak dan BBM
PGN
Sejalan Asta Cita Prabowo-Gibran, Bisnis PGN Optimalkan Peran Gas Bumi dan Ekonomi Hijau
Sejalan Asta Cita Prabowo-Gibran, Bisnis PGN Optimalkan Peran Gas Bumi dan Ekonomi Hijau
PGN
Lebih Lengkap dan Mudah, PGN Upgrade Aplikasi PGN Mobile untuk Rumah Tangga dan UMKM
Lebih Lengkap dan Mudah, PGN Upgrade Aplikasi PGN Mobile untuk Rumah Tangga dan UMKM
PGN
Jaga Penyaluran Gas Bumi Aman dan Selamat, PGN Raih Penghargaan Subroto Award 2024
Jaga Penyaluran Gas Bumi Aman dan Selamat, PGN Raih Penghargaan Subroto Award 2024
PGN
Capai Lebih dari 500 Juta Jam Kerja Aman, PGN Raih 18 Penghargaan Keselamatan Migas 2024
Capai Lebih dari 500 Juta Jam Kerja Aman, PGN Raih 18 Penghargaan Keselamatan Migas 2024
PGN
Bidik Potensi 15 BBTUD di Sulawesi, PGN Teken 2 MoU Pemanfaatan Gas Bumi Industri
Bidik Potensi 15 BBTUD di Sulawesi, PGN Teken 2 MoU Pemanfaatan Gas Bumi Industri
PGN
Agresivitas PGN Kembangkan Pasar Gas Bumi di Indonesia Timur
Agresivitas PGN Kembangkan Pasar Gas Bumi di Indonesia Timur
PGN
Tumbuhkan Investasi, PGN Dukung Akselerasi Pemanfaatan Pipa Cisem Tahap II 
Tumbuhkan Investasi, PGN Dukung Akselerasi Pemanfaatan Pipa Cisem Tahap II 
PGN
Dirut PGN Pastikan Pemanfaatan Jargas Rumah Tangga di Sleman Lancar
Dirut PGN Pastikan Pemanfaatan Jargas Rumah Tangga di Sleman Lancar
PGN
Market Bertumbuh, PGN Ajak Investor dan Analis Kunjungi Operasional Gas di Jawa Tengah
Market Bertumbuh, PGN Ajak Investor dan Analis Kunjungi Operasional Gas di Jawa Tengah
PGN
Pasok Gas Bumi, PGN Pertahankan Komitmen untuk Sektor Kelistrikan
Pasok Gas Bumi, PGN Pertahankan Komitmen untuk Sektor Kelistrikan
PGN
Berkat Aplikasi QUEST PGN, Produktivitas Pengolahan Data Infrastruktur Gas Bumi Naik 40 Persen
Berkat Aplikasi QUEST PGN, Produktivitas Pengolahan Data Infrastruktur Gas Bumi Naik 40 Persen
PGN
PGN Bersama ITDC Kembangkan Jargas di Kawasan Industri Pariwisata
PGN Bersama ITDC Kembangkan Jargas di Kawasan Industri Pariwisata
PGN
PGN Gandeng KSM Bangun 6.000 Lebih Sambungan Jargas di Semarang dan Yogyakarta
PGN Gandeng KSM Bangun 6.000 Lebih Sambungan Jargas di Semarang dan Yogyakarta
PGN
Semakin Terintegrasi, Bayar Tagihan Gas Bumi Jargas Kini Bisa lewat MyPertamina
Semakin Terintegrasi, Bayar Tagihan Gas Bumi Jargas Kini Bisa lewat MyPertamina
PGN
Bagikan artikel ini melalui
Oke