KOMPAS.com – PT Perusahaan Gas Negara Tbk ( PGN) selaku subholding Gas Pertamina berkomitmen terus memperluas jaringan gas ( jargas) bumi di dalam negeri guna menyediakan energi yang efisien, bersih, aman dan mudah bagi masyarakat.
Adapun komitmen tersebut diperkuat dengan security awareness maupun implementasi dalam sistem keamanan untuk menjaga kehandalan seluruh infrastruktur gas bumi yang termasuk sebagai objek vital nasional ( Obvitnas).
Direktur Teknologi dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi ( Migas) Mirza Mahendra mengatakan, security awareness adalah sebagai salah satu wujud implementasi dari substansi Sistem Manajemen Keselamatan Migas (SMKM).
SMKM sendiri adalah sistem manajemen pengamanan berbasis Peraturan Polri Nomor 7 Tahun 2019.
Untuk diketahui, hingga ini PGN telah memiliki dan mengoperasikan 95 persen jargas di industri hilir gas bumi nasional.
PGN pun proaktif mendukung kebijakan pemerintah dalam kegiatan konservasi melalui pembangunan jargas rumah tangga.
"PGN menargetkan membangun 400.000 sambungan rumah (SR),” ungkap Mirza dalam keterangan pers yang diterima kompas.com, Jumat (30/9/2022).
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar mengatakan, program jargas diharapkan dapat berkontribusi pada penghematan devisa dari pengalihan gas LPG yang sebagian besar bahan bakunya masih di impor dari negara lain.
“Program ini menjadi upaya untuk mengisi masa transisi menuju energi bersih atau energi baru terbarukan yang sudah menjadi komitmen global,” ujar Achmad.
Baca juga: PGN Realisasikan Penambahan Jargas di Muba dan Banyuasin
Achmad melanjutkan, untuk mendukung pemenuhan kebutuhan gas bumi sektor rumah tangga di daerah atau kota yang belum memiliki pipa transmisi maupun distribusi gas, PGN berencana untuk menyalurkan gas beyond pipeline melalui berbagai mode pengangkutan.
“PGN akan terus menerapkan aspek-aspek keamanan, mengingat sebagai satu entitas bisnis bergerak pada sektor pengelolaan migas, sehingga kegiatan bisnis PGN ini memiliki risiko operasional yang tinggi,” ujar Achmad.
Walaupun kondisi dan situasi keamanan PGN terkendali, Achmad mengatakan, pihaknya akan tetap terus menerus melakukan upaya preemtif dan preventif.
“Perlu untuk adanya upaya preemtif dan preventif untuk meminimalkan potensi gangguan keamanan, baik gangguan sosial, ketertiban, maupun kejahatan,” kata Achmad.
Oleh karena itu, perlu adanya sinergi antara PGN, Polri, Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan masyarakat dalam upaya mencegah gangguan keamanan terhadap aset PGN, yaitu berupa instalansi dan jaringan yang terkait kegiatan usaha bisnis perusahaan.
“Dengan penguatan sistem keamanan seluruh aset infrastruktur gas bumi, menunjukkan bahwa PGN berupaya secara sungguh-sungguh untuk merealisasikan peran strategis utilisasi gas bumi sebagai agen pembangunan dan lokomotif pendorong perekonomian nasional,” tutur Achmad.
Komitmen yang diterapkan PGN dalam sistem manajemen pengamanan pada infrastruktur gas bumi mendapatkan apresiasi dari Direktorat Pengamanan Objek Vital (Ditpamobvit) Korps Samapta Bhayangkara Badan Pemelihara Keamanan Polri (Korsabhara) Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri, Brigjen Polisi Suhendri.
Baca juga: PGN bersama PT Pindad Kolaborasi Kembangkan Teknologi Tabung CNG dan LNG
Menurut Suhendri, PGN telah menjadi contoh sebagai pengelola obvitnas dalam mengimplementasikan sistem manajemen pengamanan.
Sebagai informasi, PGN mengoperasikan 11.142 kilometer (km) pipa transmisi dan distribusi gas bumi untuk melayani 759.371 pelanggan. Rinciannya terdiri dari 754.998 rumah tangga, 2.504 industri dan komersial, serta 1.869 pelanggan kecil di 63 kabupaten atau kota.
Adapun anak perusahaan maupun afiliasi PGN mengelola infrastruktur bisnis lainnya, seperti storage dan regasifikasi liquefied natural gas ( LNG) melalui Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) di lepas pantai Lampung dan Laut Jawa, LNG Hub di Arun.
Lalu filling station dan cargo dock LNG, trucking LNG maupun compressed natural gas (CNG), mother station CNG, SPBG, MRS jargas, stasiun pengatur dan pembagi gas bumi, serta berbagai infrastruktur penunjang gas bumi lainnya di berbagai wilayah.