KOMPAS.com – Subholding Gas Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara Tbk ( PGN) mulai memfokuskan utilisasi gas bumi untuk domestik dengan mengembangkan dan mengombinasikan infrastruktur pipa dan beyond pipeline.
Adapun pengembangan tersebut dilakukan pada sektor industri, rumah tangga, usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM), pembangkit listrik dan transportasi.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar menjelaskan, berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional ( RIPIN), ada tujuh lokasi kawasan ekonomi Khusus ( KEK) baru yang menjadi potensi pengembangan jaringan gas bumi.
“Pengembangan infrastruktur gas bumi akan diselaraskan dengan rencana pengembangan kawasan industri ( KI) dan infrastruktur pendukung KI," tutur Achmad dalam keterangan persnya, Jumat (24/6/2022
Ia melanjutkan, PGN melakukan joint study dengan pengelola KI untuk memetakan potensi kebutuhan gas bumi di dalam KI.
"Tidak menutup kemungkinan untuk sinergi dengan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) grup lain,” jelas Achmad.
Baca juga: Penutupan Kilang LNG milik Freeport Guncang Pasar Energi Dunia
Achmad menjelaskan, banyak tantangan yang ditempuh PGN sebagai salah satu penyangga energi nasional hingga 2050.
Permasalahan itu, sebut dia, terjadi karena infrastruktur gas bumi yang belum merata di lokasi-lokasi potensial KI baru, terutama daerah Sumatera bagian tengah dan Indonesia bagian tengah hingga timur.
“Kemudian terdapat proyek regasifikasi refinery milik Pertamina Grup. Salah satunya proyek di Grass Root Refinery (GRR) Tuban yang terletak 55 kilometer (km) dari Pipa Gresik-Semarang.”
"Kilang Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) telah menyediakan lahan dan akan membangun dermaga atau jetty untuk sandaran kapal besar, termasuk incoming LNGC sehingga liquied natural gas ( LNG) akan lebih feasible menggunakan LNG land based,” ucap Achmad.
Baca juga: 7 Kawasan Industri Baru Berpotensi Gunakan Layanan Gas Bumi
Sebagai informasi, PGN turut andil dalam proyek small land based-LNG regasification terminal di Refinery Unit (RU) V Cilacap dan pembangunan pipa Senipah-Balikpapan sepanjang 20 inci atau setara dengan kurang lebih 78 km ke RU V Balikpapan.
“Untuk regasifikasi pada pembangkit listrik saat ini sedang dikerjakan untuk 10 lokasi di Nusa Tenggara dan Sulawesi Tenggara (Sulteng),” jelas Achmad.
Selain itu, portofolio bisnis terus ditingkatkan dimana ke depannya PGN akan fokus kepada bisnis LNG trading and retail.
Baca juga: PGN dan PT PRPP Teken HOA Kerja Sama Penyediaan Gas Bumi di GRR Tuban
Adapun dua proyek yang akan dikembangkan, yaitu Jambaran Tiung Biru melalui mini LNG Plant berkapasitas 2,5 billion british thermal unit per day (BBTUD) dan LNG Bunkering Bontang.
“Ini menjadi titik untuk bisnis yang sangat challenging ke depannya agar PGN bisa lebih kuat dan lebih sustain. Pertumbuhan terbesar berasal dari segmen rumah tangga dengan rencana penambahan satu juta rumah tangga per tahun,” katanya.
Ia menambahkan, segmen kelistrikan, industri, dan retail tetap menjadi backbone demand terbesar subholding gas.
“Sinergi ini dilakukan untuk menyediakan gas bagi kilang dan smelter serta adanya terobosan dalam penyediaan moda nonpipa serta LNG trading,” katanya.