KOMPAS.com - PT Perusahaan Gas Negara ( PGN) akan berupaya meningkatkan ekspansi bisnis liquefied natural gas ( LNG) termasuk LNG Retail. Hal Ini dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan permintaan kebutuhan gas bumi.
Berdasarkan studi yang memperkirakan prospek peningkatan permintaan gas bumi, yaitu sekitar 550 juta ton per tahun pada 2030.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Syahrial Mukhtar mengatakan, PGN memiliki tanggung jawab besar dalam mengelola bisnis gas nasional untuk memenuhi kebutuhan gas domestik.
“LNG akan berperan semakin besar untuk menjaga keandalan pasokan gas untuk konsumen,” katanya, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (3/5/2021).
Lebih lanjut, Syahrial mengungkapkan, PGN akan membangun infrastruktur dan berbagai aset yang dibutuhkan untuk mengelola LNG retail tersebut.
Baca juga: Triwulan Satu 2021, PGN Raih Pendapatan 733,15 Juta Dolar AS
“Untuk pasar domestik, bisnis LNG akan memiliki kontribusi besar melalui proyek konversi bahan bakar minyak (BBM) ke LNG untuk pembangkit listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan wilayah-wilayah yang belum terjangkau pipa gas, khususnya di wilayah timur Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk pasar luar negeri, PGN tengah melakukan pendekatan dengan pemain LNG di beberapa negara target, yaitu Filipina, Myanmar, Vietnam, dan Thailand.
“Selain potensi bisnis LNG, PGN akan berperan aktif mendukung program Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang. Salah satunya dengan membangun fasilitas Small Land-Based LNG RegasificationTerminal di Cilacap,” jelas Syahrial.
Adapun fasilitas Small Land-Based LNG Regasification Terminal di Cilacap tersebut diestimasikan dapat menghasilkan volume ramp up sampai 111 million standard cubic feet per day (MMSCFD).
Baca juga: Seiring Naiknya Kebutuhan Gas, Archandra Optimis Kinerja PGN Meningkat
Kemudian dalam jangka menengah, kata Syahrial, PGN tengah membangun infrastruktur pipa gas Senipah-Balikpapan untuk memenuhi kebutuhan Kilang Balikpapan.
Pipa Senipah-Balikpapan diestimasikan dapat mendukung penyaluran gas yang efisien untuk kilang dengan volume ramp up mencapai 194 MMSCFD.
Syahrial mengungkapkan, kedua infrastruktur gas untuk kilang tersebut ditargetkan selesai pada 2023.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Keuangan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Arie Nobelta Kaban mengungkapkan, PGN berupaya melakukan efisiensi beban operasional di berbagai proses bisnis.
Baca juga: Aktif Perangi Perubahan Iklim, PGN Upayakan Bisnis Berwawasan Lingkungan
“Selain itu untuk menjaga likuiditas perusahaan manajemen mengambil kebijakan realisasi capital expenditure (Capex) dilakukan secara selektif atau prioritisasi,” katanya.
Sebagai informasi, pada 2021 PGN juga akan menyelesaikan pembangunan Pipa Minyak Rokan sepanjang kurang lebih 367 kilometer dengan diameter 4 sampai 24 inci, di koridor Minas-Duri-Dumai dan Koridor Balam-Bangko-Dumai, wilayah kerja Rokan.
Arie berharap, proyek tersebut dapat menjadi salah satu sumber pendapatan jangka panjang yang berpotensi menyalurkan minyak sebanyak 200.000 sampai 265.000 barel minyak per hari (BPOD).
Hal tersebut menjadi bentuk komitmen PGN dalam menjaga efisiensi penyaluran salah satu backbone migas nasional.
Baca juga: Kelola 97 Persen Infrastruktur Gas Bumi, PGN Siapkan Infrastruktur Terintegrasi
“PGN juga terus melakukan evaluasi terhadap pembiayaan proyek-proyek infrastruktur yang sedang direncanakan maupun sudah dibangun,” kata Arie.
Menurutnya, langkah itu dilakukan dengan tujuan memastikan setiap proyek mampu meraih skala ekonomi yang optimal dengan pembiayaan efisien.
Ia menyebutkan, gejolak perekonomian akibat dampak dari pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal 2020 telah mengajarkan PGN untuk tetap fokus memperkuat fundamental bisnis.
“Namun, kami optimis mampu melewati berbagai tantangan ini dan menjadikan PGN semakin kuat di masa depan,” ujarnya.