KOMPAS.com – Sekretaris Perusahaan Perusahaan Gas Negara ( PGN) Rachmat Hutama mengatakan, pihaknya terus mengambil inisiatif untuk mengoptimalkan pasar-pasar eksisting maupun pasar baru dengan dukungan infrastruktur.
PGN mengedepankan pengelolaan infrastruktur gas bumi secara terintegrasi dari hulu hingga hilir di seluruh segmen pengguna akhir, yaitu rumah tangga, pelanggan kecil, transportasi (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas), pelanggan kecil, komersial, industri dan pembangkit listrik.
“PGN telah membangun dan mengoperasikan lebih dari 90 persen infrastruktur gas bumi di Indonesia,” terangnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (12/4/2021).
Dengan kekuatan itu, PGN akan lebih agresif untuk menjangkau pelanggan-pelanggan baru guna meningkatkan volume penjualan gas perseroan.
“Target kami hingga 2026, penjualan gas bumi PGN naik 10-15 persen,” jelas Rachmat.
Baca juga: Di Tengah Pandemi, PGN Sukses Tuntaskan Penugasan dari Pemerintah
PGN juga melakukan ekspansi bisnis lainnya, yakni proyek gasifikasi kilang Pertamina. Hal ini dilakukan guna optimalisasi penyaluran pasokan gas ke kilang Pertamina, sehingga dapat meningkatkan nilai keekonomian dan mencapai efisiensi energi kilang Pertamina.
Total volume penyaluran potensial sekitar 90 billion british thermal unit per day (BBTUD) atau setara dengan 16,4 ribu Barrel Oil Equivalent Per Day (BOEPD).
Kilang Pertamina tersebut terdiri dari lima lokasi kilang, yaitu program Refinery Development Master Plan (RDMP) Balongan, RDMP Balikpapan, RDMP Cilacap, Kilang TPPI, dan Grass Root Refinery (GRR) Tuban.
“Pada proyek gasifikasi RDMP Cilacap, PGN tengah menyiapkan pembangunan liquefied natural gas (LNG) regasifikasi small land based di RU IV Cilacap dan ditargetkan beroperasi pada semester II 2022,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Rachmat, infrastruktur Pipa Gas Senipah–Balikpapan dibangun untuk memenuhi kebutuhan Kilang Balikpapan dalam jangka panjang.
Baca juga: PGN Optimis Interkoneksi Pipa Gersem-Kalija Tingkatkan Pemanfaatan Gas Bumi
Sementara itu, guna membantu pemerintah meningkatkan pemanfaatan gas bumi di sektor pembangkit yang akan meningkatkan efisiensi produksi listrik, PGN tengah melaksanakan proyek regasifikasi LNG untuk 52 pembangkit listrik PLN dengan estimasi kapasitas pembangkit sebesar kurang lebih 1,8 gigawatt (GW).
Proyek regasifikasi tersebut dilakukan untuk pemerataan akses gas bumi, pembangunan jaringan gas (jargas), rumah tangga dengan dana anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) sebanyak 120.776 sambungan rumah (SR) di 21 kota/kabupaten.
Lebih lanjut, untuk memperluas pemanfaatan LNG, PGN akan membangun infrastruktur LNG untuk smelter domestik.
Langkah itu menjadi bentuk dukungan PGN terhadap hilirisasi energi melalui pemanfaatan energi gas bumi yang efisien, ramah lingkungan dan membantu mengurangi konsumsi energi impor.
Baca juga: PGN Bersama Kementerian ESDM Optimalisasi Aliran Gas Bumi di Semua Sektor
Lebih lanjut, Rachmat mengatakan, pihaknya optimistis kinerja bisnis PGN pada 2021 akan terus membaik.
“Selain pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang diperkirakan berjalan lebih cepat, beroperasinya sejumlah infrastruktur pipa gas bumi akan menjadi penopang penguatan bisnis perseroan,” jelasnya.
Beberapa proyek infrastruktur yang bakal menjadi katalis pertumbuhan bisnis PGN, salah satunya adalah pembangunan pipa minyak ke Blok Rokan di Riau.
Dengan panjang kurang lebih 367 kilometer (km), pipa ini berpotensi mengangkut minyak kurang lebih 200.000-265.000 BOPD dan ditargetkan akan komersial pada akhir 2021.
Baca juga: Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi, PGN Siapkan 7 Program Strategis
Pipa minyak Rokan merupakan salah satu proyek energi terbesar yang mencetak efisiensi anggaran sebesar Rp 2,1 triliun.
Hal ini selaras dengan kondisi pandemi yang menuntut tingkat efisiensi tinggi dalam pelaksanaan kegiatan investasi dan operasi.
Kehadiran jaringan Pipa Minyak Rokan juga akan memperkuat portofolio dan meningkatkan pendapatan transportasi migas Perseroan, meningkatkan lifting dari Blok Rokan, serta mendorong tingkat efisiensi biaya pelaksanaan proyek strategis nasional.
“Proyek infrastruktur transmisi lain yang berpotensi menjadi backbone baru bagi pemanfaatan gas bumi adalah selesainya pembangunan pipa gas transmisi Gresik-Semarang oleh PT Pertagas,” terangnya.
Baca juga: Lewat Food Truck, PGN Harap Bisa Tingkatkan Kepercayaan Calon Pelanggan
Rachmat menyebut, ruas tersebut ditargetkan dapat merealisasikan kepastian penyaluran pasokan gas bumi di Jawa Tengah (Jateng).
“Jaringan pipa transmisi ini sepanjang 267 kilometer (km) dengan kapasitas pengaliran gas maksimal sekitar 400 Million Standard Cubic Feet per Day,” imbuhnya.
Dia juga mengatakan, melalui afiliasi Saka Energy Muriah Ltd. (SEML), PGN menyalurkan gas dari Lapangan Kepodang untuk Pembangkit Listrik Tambak Lorok Jawa Tengah dengan potensi pengaliran gas sebesar 10-15 BBTUD.
Penyaluran gas dari Lapangan Kepodang ke Pembangkit Listrik Tambak Lorok menggunakan infrastruktur Pipa Tranmisi Kalija I yang dikelola oleh PT Kalimantan Jawa Gas (KJG) dengan panjang kurang lebih 201 km.
Kemudian, interkoneksi Pipa South Sumaetra West Java (SSWJ) dan Pipa West Java Area( WJA) yang akan melayani Refinery Unit (Ru) Balongan dan sejumlah industri besar seperti Krakatau Steel, Pupuk Kujang serta Bekasi Power.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Infrastruktur, PGN Realisasikan Interkoneksi Pipa SSWJ dan WJA
Integrasi infrastruktur ini pun diharapkan dapat mendorong efisiensi biaya investasi dan operasi, serta memperluas penyaluran gas ke wilayah-wilayah baru di Jawa bagian barat.
Tidak hanya interkoneksi Pipa SSWJ-WJA, saat ini PGN tengah menyelesaikan proyek interkoneksi Pipa Gresik-Semarang (Gresem) dengan Pipa Kalimantan Jawa Gas (Kalija).
Interkoneksi ini akan bermanfaat untuk menjangkau pengguna gas bumi sektor komersial industri lebih luas lagi.
Dengan begitu, pengembangan niaga gas bumi dengan berbagai moda baik pipa, compressed natural gas (CNG) dan LNG dapat mempermudah akses gas bumi di wilayah Jateng.
Baca juga: PGN Kejar Target Pembangunan Infrastruktur dan Gasifikasi PLTD Tahun 2021