KOMPAS.com – Proyek Strategis Nasional pipa minyak Rokan yang dilakukan oleh Holding Migas PT Pertamina (Persero), mendapat dukungan penuh dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk ( PGN).
PGN melalui PT Pertagas sebagai pelaksana pembangunan kemudian bekerja sama dengan PT Krakatau Steel untuk meningkatkan peencapaian efisiensi biaya. Tak tanggung-tanggung, mereka berhasil menekan biaya pengadaan material sebesar 16 persen.
Kerja sama ini juga bertujuan sebagai upaya peningkatan penggunaan produk dalam Negeri (P3DN) sekaligus memberi nilai lebih bagi industri baja dalam Negeri.
Direktur Utama PGN Suko Hartono menyebut, kerja sama ini menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi impor minyak sekaligus efisiensi anggaran.
“Pada prinsipnya, pembangunan Pipa Minyak Rokan ini menjadi upaya untuk mendorong efisiensi anggaran energi di Indonesia, seiring dengan upaya pemerintah untuk mengurangi impor minyak. Dengan nilai CAPEX 300 juta dollar AS, optimasi efisiensi yang didapatkan sebesar 150 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,1 Triliun karena nilai alokasi CAPEX pada awalnya sebesar 450 juta dollar AS,” papar Suko seperti dikutip dari rilis resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (18/10/2020).
Tak hanya itu, proyek ini, menurutnya, dibangun untuk menjaga ketahanan produksi energi dalam Negeri. Setelah sebelumnya terjadi kesepakatan alih kelola Blok Rokan Hulu yang sebelumnya dikelola oleh PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) dan akan dipindah tangankan pada 2021.
Untuk itu, PGN tak hanya berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi pemenuhan energi Nasional, tetapi juga meningkatkan efektivitas rantai penyaluran energi.
“Dengan kompetensi kami (PGN) dalam pengembangan infrastruktur migas dan penyaluran energi baik gas bumi keseluruh sektor, kami berupaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi seluruh mata rantai penyaluran energi,” ujar Suko.