KOMPAS.com - Sekretaris PT Perusahaan Gas Negara Tbk. ( PGN Rachmat Hutama mengatakan, pembangunan berbagai infrastruktur gas masih menjadi prioritas utama PGN. Apalagi kini kebutuhan energi yang lebih efisien di berbagai wilayah di Indonesia semakin besar.
“Pembangunan diperlukan terutama untuk daerah-daerah yang selama ini belum terjamah gas bumi dan memiliki potensi ekonomi yang sangat baik untuk pengembangan sektor kelistrikan, industri, transportasi, dan rumah tangga,” kata Rachmat Hutama di Jakarta seperti dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/8/2019).
Perlu diketahui, saat ini PGN sedang menyelesaikan sejumlah proyek infrastruktur baru untuk memperluas penggunaan gas bumi buat mendorong sentra-sentra ekonomi baru di seluruh wilayah di Indonesia.
Salah satunya adalah proyek Duri-Dumai tahap II sepanjang 67 kilometer (km). Diharapkan kehadiran jaringan pipa gas berukuran 24 inchi ini akan dapat menyalurkan gas untuk memenuhi kebutuhan Refinery Unit (RU II) Dumai.
Baca juga: PGN Berkomitmen Bantu Negara Kurangi Konsumsi Minyak Bumi, Caranya?
Selain itu, PGN sedang merencanakan pengembangan pipa distribusi Dumai sepanjang 56 km untuk melayani kebutuhan industri, komersial dan rumah tangga di wilayah Dumai, Pekanbaru dan sekitarnya.
Di Jawa Tengah, PGN sedang membangun proyek pipa gas Gresik-Semarang sejauh 267 km yang akan mengalirkan gas dari blok migas Jambaran Tiung Biru.
Selain mengalirkan gas ke PLTGU Tambak Lorok milik PLN, kehadiran jaringan pipa gas berukuran 28 inchi ini juga akan dapat menyalurkan gas untuk industri di wilayah Jawa Tengah.
"Jaringan pipa gas ini akan menjamin wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya mendapatkan pasokan gas secara berkelanjutan. Infrastruktur ini juga dapat mendukung berkembangnya sentra industri baru di Jawa tengah sejalan dengan pembangunan tol Trans Jawa," jelas Rachmat.
Rachmat menyatakan bahwa ke depan koneksi infrastruktur gas bumi trans Jawa diharapkan akan tersambung sampai Jawa Barat dan Sumatera. Dengan begitu akan meningkatkan kehandalan pasokan serta perluasan pasar gas bumi untuk utilisasi gas bumi domestik.
Sementara itu, di Jawa Timur, saat ini PGN tengah membangun fasilitas LNG Terminal dengan kapasitas 40 Billion British Thermal Unit Day (BBTUD). Tujuan dari pembangunan ini adalah untuk meningkatkan realibility dan sustainability pasokan gas bumi yang mengalami kendala karena kondisi sumur gas yang ada.
Baca juga: Hadapi Tantangan Energi, PGN Siap Kelola Rantai Bisnis Midstream dan Downstream
Hal tersebut untuk mengakomodir kebutuhan kelistrikan, industri dan retail di Jawa Timur yang meningkat.
Sebagai subholding gas bumi, PGN telah berhasil membangun lebih dari 10.000 Km jaringan pipa yang melayani lebih dari 300.000 konsumen berbagai segmen pasar. PGN pun mengelola jaringan gas milik pemerintah (jargas) sepanjang 3.800 Km di berbagai daerah.
Berbagai infrastruktur yang dibangun PGN, termasuk infrastruktur beyond pipeline, baik berbasis Compressed Natural Gas (CNG) maupun Liquified Natural Gas (LNG) di berbagai wilayah di Indonesia.
"Infrastruktur gas adalah kunci bagi optimalisasi pemanfaatan gas bumi yang berkelanjutan serta menjangkau lebih banyak wilayah dan pasar. Selama lebih setengah abad, PGN telah membuktikan bahwa gas bumi lebih efisien, ramah lingkungan, dan ini adalah energi yang diproduksi di dalam negeri," jelas Rachmat.
Sesuai rencana kerja PGN sampai tahun 2024, perusahaan plat merah ini akan membangun sejumlah infrastruktur baru.
Baca juga: Dukung Efisiensi Bahan Bakar, PGN Perluas Aliran Gas Bumi ke Majalengka
Beberapa diantaranya adalah jaringan pipa distribusi sepanjang 500 km, pipa transmisi 528 km, 7 LNG filling station untuk truk dan kapal, 5 Floating Storage and Regasification Unit (FSRU), dan 3,59 juta sambungan rumah tangga.
PGN pun akan membangun 17 fasilitas LNG untuk mensuplai kebutuhan kelistrikan dan menjangkau wilayah geografis dengan karakteristik kepulauan di seluruh wilayah Indonesia.