KOMPAS.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk ( PGN) bersinergi dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III untuk membangun Liquified Natural Gas ( LNG) di Terminal Teluk Lamong, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Mereka melakukan pengesahan kerja sama disaksikan langsung oleh Deputi Bidang Usaha Energi Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Edwin Hidayat Abdullah di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (26/6/2019) lalu.
Edwin menuturkan, sinergi ini merupakan bentuk nyata dari kesepakatan sebelumnya antara Pelindo III Group dan Pertamina Group (sebagai induk perusahaan PGN) yang gencar mengeksplorasi kerja sama di sektor logistik energi.
“Ke depannya, dengan sinergi ini diharapkan adanya pasokan availabilitas dan reliabilitas pasokan energi (yang ke depannya) hingga ke timur Indonesia," imbuhnya seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (28/6/2019).
Ditambahkannya, kerja sama tidak hanya baik untuk BUMN, tetapi juga untuk semua, karena lebih ramah lingkungan.
Terkait pembangunan LNG, Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan, nantinya PT PGN LNG Indonesia (PLI) akan bekerja sama dengan PT Pelindo Energi Logistik (PEL) selaku lini usaha Pelindo III di bisnis logistik energi.
Dari kerja sama tersebut, tambah Gigih, akan ada tiga fase pembangunan.
Fase pertama, pembangunan akan fokus pada fasilitas regasifikasi di kawasan lepas pantai dan menggunakan storage sementara.
Itu nantinya akan memanfaatkan kapal LNG ukuran sedang yang sesuai ukuran jetty (dermaga) saat ini di Terminal Teluk Lamong.
“Perpipaan dari jetty menuju onshore regasification unit akan sangat efisien karena bisa ditempatkan di atas pile cap conveyor yang sudah ada," jelas Gigih.
Hal tersebut, tambah Gigih, untuk melayani bongkar curah kering di Terminal Teluk Lamong.
Adapun luas area yang disiapkan Pelindo III untuk fasilitas regasifikasi mencapai 2,5 hektar, sehingga sangat memadai.
Fase kedua yaitu pembangunan terminal pengisian LNG skala kecil (Iso Tank 20 feet – 40 feet container) untuk distribusi LNG di luar sistem pipa PGN dan ship to truck LNG bunkering.
Fase paling akhir mencakup pembangunan tangki LNG permanen dengan ukuran 50.000 cubic meter (cbm).
Tangki tersebut dibangun sebagai pengganti floating storage untuk memenuhi kebutuhan suplai gas sistem pipa PGN di Jawa Timur.
Fasilitas tersebut dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan sampai dengan 180 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD).
Sementara itu, pengoperasian penuh bisa dilakukan pada tahun 2023 dan dapat berkembang untuk pemenuhan semua kebutuhan gas di Jawa Timur sebesar 600 MMSCFD dalam jangka panjang.
Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Utama Pelindo III Doso Agung. “Terminal LNG ini menjadi langkah sinergi BUMN untuk menopang kebutuhan gas di Jawa Timur, karena bisa memasok hingga 30 MMSCFD," ujarnya.
Adanya fasilitas ini, imbuhnya, akan meningkatkan reliability (kehandalan) dan sustainability (keberlanjutan) pasokan gas ke para pelanggan seperti industri, ritel, dan kelistrikan.