KOMPAS.com - Penggunaan gas Perusahaan Gas Negara ( PGN) pada industri dan komersial diprediksi akan cenderung mengalami penurunan 10 hingga 25 persen pada saat libur Lebaran nanti.
Perkiraan tersebut merupakan hasil analisa internal PT PGN Tbk yang diungkapkan oleh Sekretaris PT PGN, Rachmat Hutama di Jakarta, melalui rilisnya yang diterima Kompas.com, Senin (31/5/2019)
Sementara itu, dari segi rumah tangga, penggunaan gas PGN masih terbilang normal. “Untuk konsumen rumah tangga, terbilang normal,” ungkap Rachmat.
Terkait libur Lebaran 2019, PT PGN Tbk memang sudah menjamin pasokan, layanan, serta pengendalian distribusi gas.
Rachmat mengungkapkan bahwa secara keseluruhan PGN menyalurkan gas sebesar 841,85 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD) yang menjangkau 229.329 pelanggan.
Dari total tersebut, per bulannya PGN mendistribusikan sekitar 2,92 juta meter kubik gas kepada pelanggan rumah tangga yang merupakan pelanggan Jaringan Gas ( Jargas).
Dengan begitu, PGN menjamin layanan gas selama libur Lebaran tetap berjalan sedia kala. Bahkan, pengoperasian 12 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan 4 Mobile Refueling Unit Online (MRU) tetap berjalan normal.
Selain itu, PGN menjalankan skema pemantauan dan pengendalian nonstop selama libur Lebaran. Para petugas PGN ikut berperan menjalankan Posko Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dilaksanakan sejak 21 Mei hingga 19 Juni 2019.
PGN membagi penugasan khusus untuk pengendalian infrastruktur gas dan niaga di tiga wilayah. “Jadi semua area operasi yang berjumlah 18, tetap ada petugas yang memantaunya,” beber Rachmat.
Di sisi lain, guna meningkatkan sisi keamanan, PGN melancarkan program edukasi gas kepada pelanggan yang disebarkan melalui pesan singkat dan surat edaran.
Tujuannya agar konsumen memahami cara pencegahan apabila terjadi kecelakaan akibat gas selama mengosongkan rumah dalam rangka libur Lebaran.
“Tak hanya itu, kontak center PGN di nomor telepon 1500645 yang bisa dihubungi 24 jam, serta sosialisasi juga dilakukan melalui media sosial seperti Facebook, Instagram maupun YouTube.” pungkas Rachmat.