JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perusahaan Gas Negara ( PGN) resmi membagikan dividen sebesar Rp 1,38 triliun kepada para pemegang saham.
Direktur Keuangan PGN Reza Pahlevy pada konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS) PGN di Hotel Four Season, Jakarta, Jumat (26/4/2019), menjelaskan bahwa angka dividen tersebut setara Rp 56,99 per lembar saham. Ini berarti dividen PGN mengalami peningkatan 80 persen dibandingkan 2018 lalu.
Pada 2018 dividen yang dibagikan PGN sebesar Rp 766,27 miliar atau sekitar Rp 31,61 per lembar saham.
Selain soal kesepakatan dividen dengan para pemegang saham, rapat tersebut juga memutuskan dibentuknya kembali direksi yang sebelumnya pernah ada, yakni Direktorat Strategi dan Pengembangan Bisnis dan menunjuk Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Syahrial Mukhtar sebagai direkturnya.
"Jadi, ini adalah reaktivasi direktorat yang pernah ada di PGN. Karena PGN sebagai subholding tentu harus meningkatkan strategi di bidang penjualan gas, khususnya untuk pengembangan gas di dalam negeri dan juga tingkat regional," kata Direktur Utama (Dirut) PGN Gigih Prakoso yang turut hadir pada jumpa pers tersebut.
Sempat mengalami penurunan
Capaian prestasi yang ditorehkan oleh PGN tahun ini bukan berarti tanpa cela. Itu diakui oleh Gigih saat mengungkapkan kinerja PGN pada kuartal pertama atau Q-I tahun ini.
Hal tersebut ditambah dengan adanya maintenance yang dilakukan oleh PT Conoco Philips beberapa bulan lalu.
Gigih mengakui PGN sempat mengalami sedikit penurunan pada kuartal pertama (Q1) 2019.
"PGN mengalami sedikit penurunan akibat adanya gangguan dari segi pasokan gas, khususnya di Jawa Timur," papar Gigih.
Hal senada diungkapkan Direktur Komersial PGN, Danny Praditya. Danny mengungkapkan terjadinya penurunan tersebut disebabkan dari sisi hulu di Jawa Timur dan Sumatera Selatan.
Sebagai informasi, selama gangguan tersebut, PGN menerima pasokan gas dari Husky CNOOC Madura Limited (HCML).
"Gangguan pasokan gas dari Jawa Timur juga terjadi pada Mei mendatang," katanya.
Terkait hal itu, Gigih berjanji untuk berupaya memperbaikinya.
"Kami akan coba recovery di kuartal berikutnya. Jadi, dengan harapan 2019 akan mencapai target," pungkas Gigih.