JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk ( PGN) siap bergabung dengan Pertamina Gas ( Pertagas) setelah mendapat ijin prinsip integrasi dari para pemegang saham.
Integrasi PGN dengan Pertagas menjadi agenda keenam yang dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2018 PGN yang digelar di Hotel Four Season, Jakarta.
"Secara prinsip, kami bisa melanjutkan proses integrasi Pertagas ke PGN," kata Direktur Utama PGN, Jobi Triananda Hasjim, saat konferensi pers usai RUPST, Kamis (26/4/2018).
Ada pun integrasi merupakan langkah lanjutan dari pemasukan harta pemegang saham dari PGN ke Pertamina.
(Baca: Holding BUMN Migas, PGN Bakal Jadi Anak Perusahaan Pertamina)
Jobi mengatakan, besaran nilai saham yang akan diintegrasikan tengah dikaji. PGN berjanji akan menginformasikan detail nilai saham apabila telah ditetapkan.
"Nanti berapa nilainya, masih dalam proses pengkajian dan evaluasi. Nilainya, nanti kalau sudah dihitung KJPP nanti kita sampaikan, lalu kita RUPS lagi," ujarnya.
BUMN gas itu memiliki dua opsi soal skema integrasi, yakni akuisisi dan merger. Saat ini, PGN masih mengkaji pilihan itu bersama konsultan dan anggota holding.
"Bentuknya akuisisi atau merger sedang dikaji. Kalau dari sisi waktu, akuisisi lebih cepat,” katanya.
Potensi kerugian dikaji
Sementara itu, PT Pertamina (Persero) tengah mengkaji integrasi anak usahanya, Pertagas, dengan PGN terkait holding BUMN.
Kajian dilakukan untuk mengantisipasi kerugian atas aksi korporasi tersebut. Apabila integrasi terjadi, maka seluruh aset yang dimiliki PGN dan Pertamina tetap dipegang masing-masing perusahaan.
Bagikan dividen Rp 766,27 miliar
Sepanjang 2017, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) meraih laba bersih 143 juta dollar Amerika.
Oleh karenanya, PGN bakal membayarkan dividen Rp 766,27 miliar kepada pemegang saham atau Rp 31, 61 per lembar saham.
Sementara, sisanya akan dicatat sebagai saldo laba untuk mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis perusahaan.
Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama, mengatakan manajemen telah mengoptimalkan penjualan gas bumi dan melakukan berbagai upaya efisiensi sehingga mampu mencetak laba di tengah kondisi perekonomian saat ini.
(Baca: PGN Tekan Laba untuk Dukung Program Pemerintah)
Hingga akhir 2017, PGN berhasil menyalurkan gas bumi sebesar 1.505 MMSCFD. Seluruh gas itu dialirkan melalui jaringan infrastruktur pipa gas sepanjang 7.453 kilometer.
Gas bumi PGN disalurkan kepada 196.221 pelanggan dari berbagai segmen, seperti industri manufaktur dan pembangkit listrik, komersial, usaha kecil dan menengah, serta rumah tangga.
Pelanggan PGN tersebar di Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, dan Sorong di Papua.
PGN, melalui anak usahanya yakni PT Saka Energi Indonesia, memproduksi minyak dan gas bumi sebanyak 51.208 barel setara minyak per hari (BOPED).
“Tahun ini, PGN akan tetap agresif mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk memperluas pemanfaatan gas bumi yang ramah lingkungan dan lebih ekonomis bagi masyarakat,” ujarnya.
PGN terus menyelesaikan sejumlah proyek infrastruktur demi menjangkau dan menyalurkan energi baik lebih banyak lagi ke pelanggan.
Pembangunan infrastruktur itu di antaranya proyek pipa gas transmisi Duri-Dumai sepanjang 67 kilometer, termasuk pipa distribusi gas di Dumai sepanjang 56 kilometer.
Selain itu, PGN tengah melakukan pemasangan pipa distribusi di wilayah Gresik sepanjang 11 kilometer.
PGN juga mengembangkan infrastruktur pipa transmisi gas bumi West Natunan Transmission System (WNTS) ke Pulau Pemping, Provinsi Kepulauan Riau.