KOMPAS.com - Pertamina & New Renewable Energy (PNRE) atau Pertamina NRE dan Coal Power Generation Company Bangladesh Limited (CPGCBL) telah resmi menandatangani nota kesepahaman atau memo of understanding (MoU) untuk proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas 500 Megawatt (MW) di daerah Moheshkhali dan berbagai area potensial lain di Bangladesh.
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Managing Director CPGCBL Abul Kalam Azad dan Pelaksana Tugas (Plt) CEO Pertamina NRE Fadli Rahman, di Crystal Ballroom, Hotel Intercontinental, Dhaka, Bangladesh, Senin (15/7/2024). Acara ini juga dihadiri oleh Chief Financial Officer Pertamina NRE Nelwin Aldriansyah.
Penandatanganan kerja sama itu merupakan tindak lanjut dari MoU antar-pemerintah (G2G) yang telah ditandatangani antara Indonesia dan Bangladesh pada 2017, dan telah melewati studi kelayakan yang dilakukan oleh kedua perusahaan energi ini.
Baca juga: Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune
MoU tersebut meliputi pembangunan fasilitas pendukung dan menjadi landasan untuk pengembangan kerja sama lebih lanjut berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang disepakati bersama.
Kerja sama strategis tersebut juga menandai langkah maju dalam memanfaatkan solusi energi terbarukan dan pengembangan infrastruktur di Bangladesh.
Chief Financial Officer (CFO) Pertamina NRE Nelwin Aldriansyah menyambut baik kerja sama antara CPGCBL dan Pertamina NRE.
“CPGCBL adalah perusahaan listrik yang terkemuka di Bangladesh dan Pertamina NRE memiliki kemampuan serta pengalaman dalam mengelola portofolio energi bersih,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (16/7/2024).
Baca juga: Kembangkan Energi Bersih, Pertamina NRE Siapkan Investasi 6,2 Miliar Dollar AS pada 2029
Nelwin yakin bahwa kemitraan strategis tersebut akan menjadi dasar yang kuat untuk meningkatkan operasional Pertamina NRE serta mendorong pertumbuhan, inovasi, kesuksesan bersama, dan mendukung keamanan energi nasional Bangladesh.
Pada kesempatan yang sama, Managing Director CPGCBL Abul Kalam mengatakan antusiasmenya terhadap kerja sama dengan Pertamina NRE.
"Kami sangat antusias dengan kerja sama ini. Pertamina NRE memiliki pengalaman dan portofolio bisnis energi bersih yang cukup mumpuni di Indonesia. Kami berharap kerja sama ini dapat mendorong pengembangan energi bersih di Bangladesh dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak," ucapnya.
Baca juga: Pengakuan WN Bangladesh yang Terdampar di NTT Usai Ditahan di Australia: Kami Diantar Pria Indonesia
CPGCBL merupakan perusahaan milik Pemerintah Republik Rakyat Bangladesh, didirikan sebagai perusahaan publik dengan tujuan utama untuk menghasilkan listrik.
Perusahaan tersebut memiliki mandat untuk melaksanakan skema pembangunan pembangkit listrik sesuai dengan Kebijakan Pembangkit Listrik Sektor Swasta Bangladesh, Kkebijakan kemitraan publik-swasta (PPP), atau kerangka kebijakan pemerintah lainnya.
Penandatanganan MoU antara CPGCBL dan Pertamina NRE dianggap sebagai tonggak penting dalam perjalanan menuju masa depan energi berkelanjutan bagi Bangladesh.
Bangladesh menyatakan kebanggaannya dapat bermitra dengan Pertamina NRE, yang merupakan bagian dari PT Pertamina (Persero), perusahaan yang terdaftar dalam jajaran Fortune 500.
Baca juga: Dunia Terancam Meleset Capai 3 Kali Lipat Energi Terbarukan pada 2030
Kemitraan tersebut diharapkan dapat membawa kemajuan signifikan dalam pengembangan sektor energi terbarukan, yang akan memberikan kontribusi penting bagi ketahanan energi dan keberlanjutan Bangladesh menuju masa depan yang lebih bersih.
Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menegaskan bahwa kerja sama dengan CPGCBL merupakan langkah strategis Pertamina NRE dalam mengejar peluang ekspansi bisnis di luar negeri.
"Kami mendukung ekspansi Pertamina NRE, sejalan dengan kompetensi kami dalam pengelolaan energi terbarukan. Sebagai subholding, Pertamina NRE juga menunjukkan komitmen untuk memperluas bisnis secara mandiri," jelasnya.
Baca juga: 6 Aspek Manajemen Bisnis yang Harus Dipahami Pelaku Usaha
Saat ini, Pertamina NRE mengoperasikan lebih dari 2,7 Gigawatt (GW) portofolio pembangkit listrik yang mencakup gas untuk pembangkit listrik, solar photovoltaic cells (PV), geothermal, dan biogas.
Pertamina NRE berkomitmen untuk berinvestasi dalam teknologi dan infrastruktur inovatif untuk mendukung transisi energi.
Kolaborasi dengan berbagai mitra strategis menunjukkan dedikasi Pertamina NRE dalam membangun kemitraan baik di tingkat nasional maupun internasional, dengan tujuan untuk berkontribusi pada transisi energi yang berkeadilan dan sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs).
Selain itu, Pertamina NRE tetap fokus pada mendukung ketahanan energi nasional.
Sebagai pemimpin dalam transisi energi, Pertamina berkomitmen untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada pencapaian SDGs.
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan environmental, social, and governance (ESG) di seluruh aspek bisnis dan operasi Pertamina.