KOMPAS.com - Sepanjang 2023, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil mempertahankan posisinya sebagai penghasil minyak dan gas ( migas) terbesar di Indonesia dengan memproduksi 167.270 barel setara minyak per hari (BOEPD).
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama (Dirut) PHR Ruby Mulyawan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PHR di Jakarta, Kamis (16/5/2024).
"Di tahun kedua beroperasi pasca proses alih kelola, PT Pertamina Hulu Rokan terus menunjukkan perkembangan yang sangat berarti. Perseroan mengakselerasi kegiatan eksplorasi dan pengembangan melalui berbagai terobosan,” kata Ruby melalui siaran persnya, Jumat (17/5/2024).
“Salah satunya, dengan melakukan peningkatan keandalan peralatan pengeboran dan menerapkan kegiatan pengeboran secara paralel (offline activity), penerapan teknologi dan digitalisasi, serta melakukan investasi yang dapat mendukung peningkatan kinerja perusahaan," lanjutnya.
Baca juga: Pertamina Hulu Rokan Produksi Migas 167.270 Barrel per Hari Sepanjang 2023
Pada 2023, Ruby mengatakan, PHR menjalankan strategi investasi yang tidak hanya berfokus pada peralatan operasional, tapi juga pada aspek pengembangan teknologi dan sumber daya manusia (SDM), investasi pada pengembangan bisnis (business development), dan non-bisnis (non-business development).
Melalui langkah-langkah tersebut, PHR mampu mempertahankan posisinya sebagai produsen minyak terbesar di Indonesia.
"Kami meyakini bahwa melalui program-program operasi, pengembangan bisnis dan inisiatif inovasi teknologi digital yang dijalankan sepanjang tahun 2023 PHR mampu meraih pertumbuhan yang berkelanjutan," ucapnya.
Dalam rapat itu, Ruby menyebut beberapa hal yang telah dilaksanakan oleh PHR pada 2023, salah satunya pembayaran dana Participating Interest (PI) sebesar 10 persen dengan total nilai Rp 3,5 triliun kepada PT Riau Petroleum Rokan (RPR) sebagai badan usaha milik daerah (BUMD) pengelola dana PI yang ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.
Baca juga: Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina
“Selain itu, PHR juga berhasil menambah cadangan reserve migas sebesar 86,95 juta barel setara minyak (MMBOE). Angka ini melebihi target dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) PHR 2023 sebesar 73,51 MMBOE,” ujar Ruby.
Seiring kinerja operasi, PHR juga memperhatikan aspek lingkungan. Pada 2023, PHR berhasil mereduksi emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 74.827 ton.
Capaian ini berhasil mendapatkan predikat Biru Proper (Public Disclosure Program for Environmental Compliance) yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) untuk tiga area operasi di Minas, Kabupaten Siak, Duri Steam Flood (DSF), dan Bekasap-Rokan.
“Sejalan dengan prinsip memberikan manfaat kepada masyarakat, PHR menjalankan 24 program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), dengan anggaran Rp 24,69 miliar. Anggaran ini mampu menjangkau lebih dari 32.000 penerima manfaat,” kata Ruby.
Baca juga: Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024
Sebagai informasi, pelaksanaan program TJSL ini merupakan bagian dari penerapan prinsip keberlanjutan dalam rangka mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan pemerintah.
Dalam menjalankan tata kelola perusahaan, PHR terus memperkuat komitmen untuk terus meningkatkan kualitas penerapan prinsip good corporate governance (GCG) dengan melakukan perbaikan dan penyempurnaan, baik terhadap struktur, organ, dan mekanisme tata kelola.
Seperti diketahui, pada Februari 2023, PHR menerima sertifikat ISO 37001:2016 atas komitmen dalam menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP). Sertifikat berstandar internasional ini diraih PHR setelah melalui serangkaian audit eksternal.
Sementara itu, berdasarkan perhitungan yang dilakukan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), lembaga pemeringkat yang diakui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat kesehatan PHR berdasarkan corporate rating adalah AAA. Hal ini menunjukkan kemampuan PHR memenuhi komitmen keuangan jangka panjang.
Baca juga: Alasan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Hadirkan JK sebagai Saksi Meringankan
Ruby menilai, PHR berhasil melalui tahun 2023 yang penuh tantangan dengan capaian kinerja yang baik.
Capaian itu, sebutnya, tak lepas dari peran penting baik dari jajaran Dewan Komisaris, pemegang saham, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta masyarakat.
"Terima kasih atas kerja sama yang sudah terjalin dengan baik selama ini. Dengan penuh optimisme, mari kita terus berkarya dan berinovasi untuk meningkatkan kemampuan Perseroan, sehingga PHR senantiasa berdiri kokoh dan terus berkembang sebagai Perseroan yang berprestasi dan berintegritas," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Dewan Komisaris Utama PHR Virano Gazi Nasution mengapresiasi kinerja PHR yang mampu bertahan di tengah tantangan ekonomi, global, dan geopolitik.
“Kami mengapresiasi upaya-upaya dari manajemen dalam mencapai target kinerja yang ditetapkan di tahun 2023. Beberapa inisiatifnya, seperti optimisasi rig drilling cycle time, optimisasi rig work over and work services (WOWS) cycle time, well clustering program pengeboran, penambahan jumlah rig efektif, optimasi sumur dan kerja ulang, serta beberapa inisiatif lainnya dalam mendukung pencapaian RKAP PHR 2023,” ujarnya.
Baca juga: JK Bingung Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi
Terkait hal ini, Virano optimistis bahwa PHR dapat meraih pertumbuhan yang baik pada 2024 melalui peningkatan keandalan aspek keselamatan, instalasi dan peralatan, serta pengaplikasi teknologi dan digitalisasi.
Sementara itu, Vice President (VP) Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, pengelolaan blok migas raksasa seperti Blok Rokan oleh Pertamina mencerminkan semangat Indonesia untuk mewujudkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional.
"Melalui kinerja 2023 ini, PHR berhasil membuktikan inovasi dan teknologinya mampu menjaga level produksi blok Rokan sehingga menjadi salah satu produsen minyak terbesar di Indonesia," ujar Fadjar.
"Di kompleks PHR, kami juga menempatkan pembangkit listrik tenaga surya seluas 28,2 hektar (ha). Hal ini juga menjadi kebanggaan Pertamina dalam pengembangan energi transisi," sambungnya.