Arus Peti Kemas di Maluku Tumbuh 5 Persen, ALFI Dorong Kontenerisasi Komoditas Indonesia Timur

Kompas.com - 16/10/2024, 16:59 WIB
I Jalaludin S,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) mencatat jumlah arus peti kemas di TPK Ambon periode Januari-September 2024 sebanyak 78.478 twenty-foot equivalent unit (TEUs) atau tumbuh sekitar 5 persen jika dibandingkan periode yang sama pada 2023. 

Adapun arus peti kemas periode Januari-September 2023 sebanyak 74.919 TEUs. 

Pertumbuhan arus peti kemas tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku di kisaran 3,12 persen pada triwulan II-2024.

Terminal Head Terminal Peti Kemas (TPK) Ambon Yandy Sofyan mengatakan, peningkatan arus peti kemas juga dipicu adanya penambahan dua call (kedatangan kapal) setiap bulan oleh salah satu perusahaan pelayaran. 

Pelayaran tersebut menjadikan TPK Ambon sebagai lokasi transhipment peti kemas empty untuk wilayah Tual, Fakfak, Kaimana, Sorong dan Jayapura.

“Komoditas yang masuk melalui TPK Ambon sebagian besar adalah barang konsumsi masyarakat seperti sembako dan beberapa bahan bangunan, seperti semen, ada juga aspal,“ kata Yandy dalam siaran pers, Rabu (16/10/2024).

Baca juga: Pelindo Fokus Jaga Waktu Singgah Kapal Lebih Efisien

Komoditas yang masuk ke TPK Ambon sebagian besar dikirim dari Surabaya maupun Jakarta. 

Jumlah peti kemas yang berisi muatan (full) rata-rata sebanyak 84 persen setiap kedatangan kapal. 

Sementara itu, peti kemas yang dimuat atau meninggalkan TPK Ambon lebih didominasi peti kemas kosong (empty) hingga rata-rata 76 persen. 

Hal tersebut menunjukkan adanya ketimpangan logistik, yakni kapal kembali membawa muatan peti kemas kosong.

Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI)/Indonesian Logistics and Forwarders Association (ILFA) Maluku HB Sirait mengatakan, persoalan peti kemas kosong menjadi hal umum yang terjadi di sebagian besar wilayah timur Indonesia, termasuk Maluku. 

Menurutnya, ketiadaan industri menjadi kendala utama terbatasnya komoditas yang akan dikirim dari timur ke wilayah barat. 

Sebab, sebagian besar muatan dari wilayah timur lebih didominasi oleh hasil alam.

Baca juga: 3 Tahun Merger, Aset Pelindo Berhasil Tembus Rp 123,2 Triliun

“Komoditas dari Maluku ini cukup banyak, sebut saja kelapa, kopra, pala, cengkeh, rumput laut, ikan dan hasil tangkapan laut lainnya,” terangnya.

Sirait menilail, perlu adanya keterlibatan pemerintah daerah untuk melakukan konsolidasi barang hasil bumi di wilayah Maluku. 

Kemudian, perlu dilakukan kontenerisasi untuk dikirim keluar Maluku. Hal ini dipandang dapat memberikan manfaat untuk peningkatan bagi perekonomian daerah.

Sementara itu, Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi mengatakan, kontainerisasi muatan dapat menjadi salah satu upaya SPTP dalam meningkatkan pertumbuhan arus peti kemas. 

Menurutnya, SPTP sudah sangat mampu dalam melakukan pelayanan terminal peti kemas. 

Hal itu ditunjukkan melalui sejumlah pembenahan pelabuhan yang ada di wilayah timur Indonesia.

Siswanto menyebutkan, potensi muatan peti kemas di wilayah timur Indonesia masih cukup tinggi, terutama yang berkaitan dengan hasil tangkapan laut atau perikanan.

Baca juga: Kinerja Makin Solid, Pelindo Lunasi Global Bond Senilai 500 Juta Dollar AS

“Pertumbuhan ekonomi hanya mendorong pertumbuhan arus peti kemas secara organik. Perlu cara nonorganik, seperti melalui kontenerisasi komoditas dan menjadikan TPK Ambon sebagai pusat transhipment, untuk wilayah Kepulauan Maluku,” jelasnya.

Terkini Lainnya
Tangani Krisis Sampah, Pelindo Terminal Petikemas Gandeng ULM Berdayakan Masyarakat

Tangani Krisis Sampah, Pelindo Terminal Petikemas Gandeng ULM Berdayakan Masyarakat

Pelindo
Pelindo Terminal Petikemas Dukung Program Prioritas Jateng, Tanam 50.000 Bibit Mangrove

Pelindo Terminal Petikemas Dukung Program Prioritas Jateng, Tanam 50.000 Bibit Mangrove

Pelindo
Pelindo Raih Juara Umum Lomba Olahraga Harhubnas Kemenhub 2025

Pelindo Raih Juara Umum Lomba Olahraga Harhubnas Kemenhub 2025

Pelindo
Pelindo Kembali Masuk Daftar Fortune Indonesia 100

Pelindo Kembali Masuk Daftar Fortune Indonesia 100

Pelindo
Program Pelita Warna, Upaya Pelindo Petikemas Berdayakan Perempuan di Lapas Malang

Program Pelita Warna, Upaya Pelindo Petikemas Berdayakan Perempuan di Lapas Malang

Pelindo
Sambut HUT RI, Pelindo Petikemas Tanam 1.500 Pohon di Area Terminal

Sambut HUT RI, Pelindo Petikemas Tanam 1.500 Pohon di Area Terminal

Pelindo
Pelindo Sukses Layani Kapal Roro Jumbo Berkapasitas 7.000 Unit Mobil

Pelindo Sukses Layani Kapal Roro Jumbo Berkapasitas 7.000 Unit Mobil

Pelindo
Pelindo: Arus Peti Kemas Ekspor Impor Semester I-2025 Tumbuh 13,64 Persen

Pelindo: Arus Peti Kemas Ekspor Impor Semester I-2025 Tumbuh 13,64 Persen

Pelindo
Sempat Ada Kendala Teknis, Alat Bongkar Muat di Terminal Peti Kemas Tarakan Kembali Berfungsi

Sempat Ada Kendala Teknis, Alat Bongkar Muat di Terminal Peti Kemas Tarakan Kembali Berfungsi

Pelindo
Pelabuhan Pulau Baai Siap Beroperasi Optimal, Menhub Apresiasi Pelindo

Pelabuhan Pulau Baai Siap Beroperasi Optimal, Menhub Apresiasi Pelindo

Pelindo
Sempat Terganggu akibat Insiden RTG, Layanan TPK Bitung Kembali Normal Sejak Awal Juli

Sempat Terganggu akibat Insiden RTG, Layanan TPK Bitung Kembali Normal Sejak Awal Juli

Pelindo
Mulai 1 Juli 2025, Pelindo Serahkan Pengelolaan TPK Berlian ke Terminal Teluk Lamong

Mulai 1 Juli 2025, Pelindo Serahkan Pengelolaan TPK Berlian ke Terminal Teluk Lamong

Pelindo
Laksanakan Penugasan Kemenhub, Pelindo Kebut Pengerukan Alur Bengkulu untuk Kelancaran Logistik Pulau Enggano

Laksanakan Penugasan Kemenhub, Pelindo Kebut Pengerukan Alur Bengkulu untuk Kelancaran Logistik Pulau Enggano

Pelindo
Pelindo Dorong Sinergi Maritim ASEAN lewat ASEAN Ports and Logistics 2025

Pelindo Dorong Sinergi Maritim ASEAN lewat ASEAN Ports and Logistics 2025

Pelindo
Jelang Idul Adha 2025, Pelindo Petikemas Siapkan 30 Juru Sembelih Halal

Jelang Idul Adha 2025, Pelindo Petikemas Siapkan 30 Juru Sembelih Halal

Pelindo
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com