KOMPAS.com – Sejumlah perusahaan tercatat menjadi investor sekaligus pemegang saham di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk ( GOTO).
Hal tersebut diharapkan bisa memperluas kolaborasi serta kerja sama strategis yang meningkatkan value added bagi GoTo dan perusahaan yang menjadi investor.
Seperti diketahui, sejak melantai di bursa, kinerja saham GOTO masih berada pada posisi dinamis di bawah harga initial public offering (IPO). Hal ini turut memengaruhi nilai investasi sejumlah perusahaan di GoTo, seperti PT Telkom dan Astra.
Namun, pada penutupan Jumat (20/5/2022), pergerakan saham GOTO terbilang atraktif pada angka Rp 304 per lembar. Angka ini naik jika dibandingkan harga pada pembukaan, yakni Rp 280 per lembar.
Jika tren tersebut bertahan dan terus naik, prospek gain atau cuan saham GOTO bisa kembali muncul
(Baca juga: Awal Tahun 2022, Telkom Bukukan Pendapatan Rp 35,2 Triliun)
Pengamat pasar modal Reza Priyambada menilai, saat berinvestasi pada GOTO, perusahaan perlu memisahkan antara jenis investasi dalam bentuk penyertaan terhadap bisnis dan investasi dalam bentuk nonbisnis.
Ketika memilih jenis investasi yang terkait dengan bisnis perusahaan, lanjut Reza, investor tidak perlu terlalu berfokus pada kenaikan harga saham.
“Hal yang terpenting adalah perusahaan tujuan investasi masih berjalan dan terus mengembangkan bisnis. ( Investor) dapat berfokus pada kelangsungan, pengembangan, dan ekspansi bisnis yang dilakukan perusahaan tersebut," jelas Reza dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (21/5/2022).
Di sisi lain, investor dengan tujuan nonbisnis akan cenderung melihat hasil (return) jangka pendek. Mereka umumnya memiliki target yang hendak dicapai.
Investor tersebut biasanya juga tidak mengetahui kinerja perusahaan dalam mengembangkan dan mengekspansi bisnis.
(Baca juga: Menteri BUMN: Telkom dan Telkomsel Harus Berinovasi untuk Ekosistem Digital Indonesia)
Menurut Reza, perusahaan yang berinvestasi pada GOTO tidak melihat kenaikan harga saham dalam jangka pendek, tetapi potensi bisnis jangka panjang.
Hal tersebut dilakukan Telkom. Demi meningkatkan kinerja kedua belah pihak, Telkom memproyeksikan potensi jangka panjang dan kolaborasi dalam ekosistem GoTo demi menciptakan sumber pendapatan baru sekaligus menaikkan nilai perusahaan di masa depan.
“Telkom berfokus pada pengembangan dan pertumbuhan ekosistem GoTo. Mereka berorientasi jangka panjang, bukan sekadar memperhatikan keuntungan harian atau mingguan,” jelas Reza.