KOMPAS.com – Perseroan Terbatas (PT) Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) sukses menjalankan strategi untuk melangkah maju dalam mewujudkan transformasi digital.
Hal ini memacu semangat Telkom untuk terus mempercepat empat strategi lain agar menjadi Digital Telco kelas dunia.
Dalam strategi itu, Telkom berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp 24,8 triliun atau tumbuh sebesar 19 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Pencapaian itu semua diperoleh dari pendapatan konsolidasi perseroan sebesar Rp 143,2 triliun atau tumbuh positif sebesar 4,9 persen dibanding tahun 2020.
Pada tahun 2021, Telkom menutup kinerja Perseroan dengan kinerja yang memuaskan, baik dari pendatapan, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi ( EBITDA), dan laba bersih.
Baca juga: Telkom Buka Lowongan Kerja di 11 Posisi Bidang Pekerjaan, Simak Cara Mendaftarnya
Di tengah tekanan sektor telekomunikasi, Telkom terus beradaptasi dan berinovasi baik dari sisi strategi perusahaan, model bisnis, maupun produk dan layanan.
Hal itu diwujudkan oleh Telkom dengan mengembangkan tiga domain bisnis digital, yakni digital connectivity, platform, dan services.
Selain itu, secara kontinyu, Telkom juga mengembangkan kapabilitas digitalnya melalui tiga strategi, yakni build atau membangun kapasitas sendiri, borrow atau menjalin kemitraan strategis dengan tech giant atau global partner, dan buy melalui investasi secara selektif.
Beberapa inisiatif tersebut rupanya memperlihatkan kinerja Telkom yang semakin baik. Hal ini tercermin dari evaluasi positif yang diperoleh perusahaan, baik dari sisi synergy value maupun capital gain yang turut berkontribusi pada peningkatan pendapatan Perseroan.
Untuk terus membangun keunggulan, Telkom mencanangkan lima strategi utama yang dikenal dengan strategi Five Bold Moves untuk memantapkan langkah menjadi Digital Telco kelas dunia.
Baca juga: Dari Telkom hingga Pertamina, Ini Lowongan Rekrutmen Bersama BUMN 2022 yang Masih Terbuka
Strategi yang telah dilaksanakan sejak 2021 itu bertujuan dalam periode jangka panjang yang dapat memberikan value creation yang optimal bagi stakeholders dan masyarakat.
Hasilnya, salah satu strategi yang berhasil direalisasikan, yakni unlocking bisnis menara telekomunikasi melalui aksi korporasi penawaran saham perdana (initial public offering) Mitratel di Bursa Efek Indonesia.
Mitratel berhasil meraup dana hingga Rp 18,8 triliun dari aksi korporasi dengan 90 persen di antaranya akan digunakan untuk belanja modal demi mengembangkan bisnis Mitratel baik secara organik maupun in-organik.
Adapun untuk empat strategi lain, persiapan realisasinya terus gencar dipersiapkan Telkom hingga saat ini.
Empat strategi itu, yakni percepatan bisnis digital secara terstruktur melalui pembentukan Digital Company (DigiCo), unlocking bisnis data center, penguatan business-to-business (B2B) IT Services, dan menginisiasi integrasi bisnis broadband (fixed mobile convergence).
Baca juga: Lowongan Kerja BUMN Telkom Indonesia bagi D4/S1, Buruan Daftar
Direktur Utama (Dirut) Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, langkah Telkom menjadi Digital Telco mulai memperlihatkan hasil yang baik dengan pendapatan EBITDA dan laba bersih pada 2021 mengalami kenaikan.
“Pencapaian ini tidak lepas dari konsistensi perusahaan dalam melakukan transformasi digital, memperkuat kapabilitas digital serta melakukan inovasi di berbagai aspek. Kali ini strategi Five Bold Moves merupakan prioritas Telkom untuk memperkuat competitive advantages perusahaan,” ujar Ririek dalam keterang tertulis yang di terima oleh Kompas.com, Rabu (20/4/2022).
Lebih lanjut, Ririek mengatakan, setelah terwujudnya visi menjadi Digital Telco yang terdepan di kelas dunia, Telkom terus fokus untuk mendorong keempat strategis lainnya yang kami targetkan dapat terealisasi hingga akhir 2023.
Pada 2022, menurutnya Telkom mengakselerasi langkah transformasi perusahaan akan mengalokasikan penggunaan laba bersih Perseroan untuk fokus pada pengembangan bisnis digital yang sejalan dengan strategi Five Bold Moves yang telah dicanangkan.
“Kami akan mempercepat langkah transformasi dan mengembangkan potensi bisnis digital TelkomGroup untuk value creation yang optimal, tidak hanya bagi perusahaan tapi juga seluruh stakeholders,” jelasnya.
Baca juga: Dukung Rekrutmen Bersama BUMN, Telkom Buka Lowker 250 Posisi
Seperti diketahui, Telkom merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Tak heran apabila terdapat banyak segmen bisnis yang berada dibawahnya, seperti IndiHome dan Telkomsel.
IndiHome yang merupakan bagian dari Telkom masih menjadi salah satu kontributor utama pertumbuhan pendapatan Telkom.
Total kontribusi yang didapat oleh IndiHome sebesar 18,4 persen pada akhir 2021 dari periode sebelumnya yang berada di kisaran 16,3 persen.
Dengan begitu, IndiHome membukukan pendapat sebesar Rp 26,3 triliun atau tumbuh sekitar 18,5 persen year-on-year (YoY). Selain itu, pada EBITDA, margin IndiHome meningkat menjadi 46,7 persen pada akhir 2021.
Baca juga: Ini Daftar BUMN yang Buka Lowongan untuk Semua Jurusan, dari Telkom sampai Bank Mandiri
Hal ini didorong dengan penambahan 585.000 pelanggan baru, sehingga total pelanggan IndiHome pada Desember 2021 mencapai 8,6 juta atau tumbuh menjadi 7,3 persen (YoY).
Hal itu tak membuat IndiHome berpuas diri. IndiHome terus meningkatkan kualitas dan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan dengan melakukan pengayaan konten melalui kerja sama strategis dengan penyedia konten (content provider) global, seperti Disney+ Hotstar dan Lionsgate Play.
Pada segmen mobile, Telkomsel berhasil membukukan pendapatan tahun 2021 sebesar Rp 87,5 triliun dengan pertumbuhan laba bersih sekitar 4,4 persen YoY.
Sedangkan untuk pendapatan bisnis digital, Telkomsel berhasil mencatatkan pendapatan Rp 68,2 triliun atau tumbuh sebesar 9,5 persen YoY.
Semua pencapaian Telkomsel tak lepas dari dukungan oleh basis pelanggan yang terus meningkat mencapai 176,0 juta pelanggan atau tumbuh sebesar 3,8 persen YoY.
Baca juga: Wujudkan Kedaulatan Digital, Telkomgroup Siap Dukung IKN Nusantara Menjadi Smart City
Adapun rincian pertumbuhan itu dengan pengguna mobile data sebanyak 120,5 juta pelanggan atau tumbuh sekisar 3,9 persen YoY dan lalu lintas data tumbuh sebesar 43,3 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi 13.513 petabyte.
Dalam layanan Telkomsel, terus dilakukan pembangunan infrastruktur secara agresif agar berjalan dengan optimal.
Total base transceiver station (BTS) yang dimiliki hingga tahun 2021 akhir mencapai 251.116 unit atau tumbuh sebesar 8,6 persen YoY, dengan 80 persen di antaranya berbasis 3G/4G/5G. Sementara itu, ada 137.613 BTS berteknologi 4G dan 113 BTS berteknologi 5G.
Tak hanya itu, sebagai bentuk akselerasi ekonomi digital Indonesia, Telkomsel menghadirkan PT Telkomsel Ekosistem Digital ( IndiCo) sebagai digital powerhouse.
Adapun IndiCo didedikasikan untuk meningkatkan inovasi digital yang berpusat pada pengguna dengan menawarkan produk dan layanan di luar konektivitas.
IndiCo akan diposisikan sebagai holding company yang membawahi beberapa anak perusahan dari portofolio bisnis vertikal Telkomsel.
Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel membukukan pendapatan sebesar Rp 6,87 triliun atau tumbuh sebesar 11 persen YoY dengan EBITDA dan laba bersih tumbuh menjadi 23,9 persen dan 129,4 persen.
Pertumbuhan kinerja keuangan tersebut tak lepas atas dukungan jumlah kolokasi dan tenant Mitratel yang juga mengalami kenaikan sebesar 18,9 persen dan 39,3 persen.
Sebagai informasi, kini Mitratel mengoperasikan 28.206 menara telekomunikasi dengan tenancy ratio 1,5 kali menara telekomunikasi Mitratel tersebar di seluruh Indonesia.
Di antaranya 58 persen berlokasi di luar Pulau Jawa dan 42 persen lainnya berada di Pulau Jawa.
Baca juga: SEA Today Sukses Tayangkan HUT RI, Dirut Telkom: Persembahan TelkomGroup untuk Membangun Indonesia
Selanjutnya ada data center dan cloud yang masih menjadi fokus bisnis yang dikembangkan Telkom seiring dengan permintaan yang semakin tumbuh dari aktivitas bisnis perusahaan digital.
Saat ini Telkom memiliki 27 data center yang terdiri dari 22 data center domestik dan 5 data center luar negeri.
Sepanjang 2021, pendapatan data center tercatat mencapai 1,7 triliun atau tumbuh 19 persen YoY.
Baca juga: Melalui Startup Nium, TelkomGroup Harap Keamanan Transaksi Keuangan Perusahaan Indonesia Terjamin
Dari pembukuan tahun 2021 itu, Telkom telah menggunakan belanja modal sebesar Rp 30,3 triliun atau 21,2 persen dari total pendapatan.
Adapun belanja modal digunakan untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan pendukung untuk meningkatkan kapasitas, baik pada fixed line maupun mobile business.