KOMPAS.com – Direktur Enterprise and Business Service PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Edi Witjara mengatakan, TelkomGroup selalu berkomitmen memberikan konektivitas, platform, dan layanan digital bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hal ini pun diwujudkan dengan penandatanganan kerja sama antara Telkom melalui melalui anak perusahaannya, PT Telkom Satelit Indonesia ( Telkomsat) dengan Thales Alenia Space untuk membangun high throughput satellite (HTS) di slot orbit 113 Bujur Timur (BT).
Penandatanganan itu dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda ke-93 yang jatuh pada 28 Oktober 2021.
Memaknai semangat yang sama, Satelit HTS 113 BT ini juga menjadi wujud pemersatu ribuan pulau di Indonesia dan menghubungkan semakin banyak rakyat Indonesia, demi terwujudnya kedaulatan digital.
Kerja sama itu merupakan upaya pemerataan konektivitas di seluruh Indonesia demi terwujudnya lingkungan digital.
Baca juga: Telkom Raih Penghargaan Gender Inclusive Workplace dari UN Women
Pasalnya, pembangunan HTS akan menggunakan frekuensi C-Band/Ku-Band dengan jangkauan yang lebih luas dan kualitas yang andal.
“Satelit HTS 113 BT yang memiliki posisi strategis di atas Indonesia bagian tengah ini, akan semakin memperkuat infrastruktur konektivitas digital di Indonesia dan melengkapi infrastruktur terestrial maupun kabel laut yang telah kami miliki,” ujar Edi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (28/10/2021).
Senada dengan yang disampaikan Edi Witjara, Direktur Utama Telkomsat Endi Fitri Herlianto menambahkan, Satelit HTS 113 BT akan membantu penguatan kapasitas, kualitas, dan kapabilitas konektivitas digital di Indonesia.
“Terutama di daerah yang belum terjangkau dan minim jaringan terrestrial. Semoga langkah ini dapat mendukung terwujudnya kedaulatan digital Indonesia,” tuturnya.
Baca juga: Telkom Dorong Kreator Gim Lokal Hasilkan Karya Mendunia
Adapun, penandatanganan kerja sama dilakukan secara daring oleh Direktur Utama Telkomsat Endi Fitri Herlianto dan President and CEO Thales Alenia Space Hervé Derrey dari lokasi masing-masing, Kamis.
Turut hadir menyaksikan, jajaran komisaris dan senior leaders Telkomsat serta beberapa perwakilan dari Thales Alenia Space.
Thales Alenia Space dipercaya Telkomsat sebagai kontraktor utama yang bertanggung jawab atas desain, konstruksi, pengujian, dan pengiriman satelit.
Selain itu, Thales Alenia Space juga bertanggung jawab terhadap fase early orbital positioning phase (LEOP) dan in-orbit tests (IOT).
Thales Alenia Space akan mendukung penuh pengendalian ground control dan akan melatih tim engineer Telkomsat selama berjalannya perjanjian kerja sama tersebut.
Baca juga: Lewat Digitalisasi, Telkom dan ITDC Siap Dukung Pengembangan Wisata Mandalika
Dukungan lainnya juga akan diberikan oleh Thales Alenia Space sepanjang masa pakai satelit.
Sementara itu, Hervé Derrey mengapresiasi Telkomsat yang telah mempercayakan Thales Alenia Space dalam pembuatan HTS itu.
“Sangat membanggakan bagi kami dapat mendukung pengembangan bisnis pelanggan, dalam hal ini Telkom, setelah sebelumnya Satelit Telkom-3S,” ujarnya.
Dia menyebutkan, penggelaran HTS 113 BT akan memberikan kapasitas satelit broadband yang sangat aman bagi Telkomsat di seluruh Indonesia.
“HTS 113 BT adalah program telekomunikasi keempat untuk melayani operator satelit Indonesia yang menegaskan bahwa Thales Alenia Space mampu memenuhi kebutuhan pelanggannya dengan menawarkan rangkaian produk satelit telekomunikasi yang luas,” ungkap Hervé.
Baca juga: Telkom University Jadi PTS Terbaik Indonesia di 2 Bidang Keilmuan
Dibangun di atas platform Spacebus 4000B2, HTS 113 BT akan menyediakan kapasitas lebih dari 32 Gbps di seluruh Indonesia.
Satelit itu akan memiliki berat sekitar 4 ton saat diluncurkan dan memiliki masa bakti hingga 15 tahun.
Keberadaan HTS di slot orbit 113 BT tersebut akan melengkapi fungsi satelit-satelit yang telah dimiliki Telkomsat untuk melayani kebutuhan komunikasi domestik.
Teknologi yang ada pada satelit ini dapat memberikan layanan internet broadband dengan kapasitas jauh lebih besar dibandingkan dengan satelit konvensional yang saat ini ada di Indonesia.