KOMPAS.com – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk siap menghadapi persaingan dunia melalui transformasi dan penataan portfolio Telkom Group dengan memaksimalkan tiga domain bisnis digital.
Hal tersebut disampaikan Telkom dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Jumat (30/10/2020).
Adapun domain bisnis tersebut adalah digital connectivity, platform, dan services.
Kesiapan Telkom itu tak lepas dari alarm Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kepada BUMN untuk mendorong restrukturisasi dan inovasi model bisnis.
Pada Februari 2020, Erick Thohir dalam rapat kerja dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) meminta Telkom untuk mempercepat transformasi bisnisnya di era digital.
Baca juga: Telkom Hadirkan SEA Today, Ririek: Semoga Kanal Ini Bawa Indonesia Mendunia
“Jadi saya ingin mereka bisa mentransformasi diri dengan yang terjadi di era digital. Kekuatan Telkom luar biasa, dari jaringan hingga database,” tegas Erick, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Jumat (30/10/2020).
Hal ini menjadi tantangan Telkom Group sampai akhirnya memunculkan skenario strategis perusahaan yang selaras dengan rencana strategis Kementerian BUMN.
Dengan latar belakang entrepreneur kelas dunia, Erick tentu paham betul bahwa persaingan bisnis di level global sangatlah ketat.
Selama 365 hari menjabat, inovasi bisnis menjadi salah satu arahan penting Erick kepada BUMN untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan.
Baca juga: Kementerian BUMN Apresiasi Telkom yang Tata Bisnis Menara
“Jika inovasi bisnis tak dilakukan dengan segera, istilah “bangun siang rejeki dipatuk ayam” harus rela dirasakan,” tutur Erick.
Adapun salah satu implementasi strategi Telkom Group dalam membangun kompetensi digital di dalam tubuh perusahaan adalah melalui Amoeba.
Amoeba adalah sebuah sarana pengembangan inovasi melalui model bisnis baru bagi internal perusahaan untuk mendapat solusi bagi produk dan layanan digital Telkom Group ke depan.
Melalui Amoeba, karyawan Telkom Group yang memiliki ide kreatif akan difasilitasi sarana inkubasi dan pelatihan untuk dapat mengembangkan ide yang dimiliki tersebut.
Baca juga: Penuhi Kebutuhan Layanan Digital, Telkom Group Modernisasi Infrastruktur
Nantinya ide itu akan diolah menjadi sebuah produk maupun layanan dan siap untuk diterjunkan ke pasar.
Tak hanya pendampingan, dalam pengembangan produk dan go to market, startup internal yang sudah mumpuni pun akan didukung dalam hal investasi.
Saat ini, kata Telkom, ada beberapa jebolan Amoeba yang produk dan layanannya sudah ditujukan untuk publik. Produk tersebut seperti Smart Eye, Game Qoo, dan Arkademy.
Selain Amoeba, Telkom juga turut serta dalam mengembangkan ekosistem digital melalui sarana inkubasi.
Adapun sarana itu seperti Indigo serta mendukung investasi startup melalui MDI Ventures (MDI).
Baca juga: Layanan Zoom Error di Jaringan IndiHome, Telkom Investigasi
Keseluruhan ini merupakan bagian dari inovasi model bisnis Telkom dalam rangka mendukung transformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital terdepan untuk masyarakat.
Wakil Menteri (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo mengapresiasi langkah restrukturisasi portofolio Telkom Group terhadap pengalihan 6.050 menara telekomunikasi Telkomsel kepada Mitratel.
“Sebab, kerja sama ini merupakan langkah besar restrukturisasi portofolio Telkom Group untuk unlocking value,” ujar Kartika.
Baca juga: Bersama Sucofindo, Telkom University Cetak Lulusan Siap Kerja
Pernyataan tersebut ia sampaikan mewakili Menteri BUMN Erick Thohir usai menyaksikan penandatanganan Perjanjian Jual Beli atau Sale and Purchase Agreement (SPA) tahap I di Jakarta, Selasa (20/10/2020).
Kartika mengungkapkan, apa yang dilakukan Telkom Group sejalan dengan fokus Kementerian BUMN dalam merestrukturisasi dan mengembalikan BUMN ke core business masing-masing.
“Tujuannya untuk value creation atau menciptakan nilai yang baik dan membangun competitiveness atau daya saing,” imbuhnya.
Telkom pun menyatakan beralihnya kepemilikan menara telekomunikasi akan memperkuat Mitratel sebagai leader dan provider terbaik dalam penyediaan infrastruktur telekomunikasi di Asia Tenggara.
Baca juga: Dukung Wirausaha Milenial, Telkom Bersama Rumah BUMN Buka Program Kelas Mentoring
Perusahaan plat merah ini memandang langkah bisnis menara telekomunikasi tepat karena bisnis yang masih menjanjikan.
Pasalnya, hingga saat ini operator telekomunikasi masih terus melakukan ekspansi demi meningkatkan kualitas jaringan dan memperluas jangkauan layanannya.
Oleh karena itu, diyakini bisnis menara telekomunikasi masih akan mencatatkan kinerja positif ke depannya.
Apalagi dalam menghadapi pengembangan teknologi fifth generation (5G) yang akan masuk dan diimplementasikan di Indonesia.
Begitu juga dari sisi Telkomsel, langkah strategis yang dilakukan Telkom Group akan mendorong operator seluler tersebut fokus pada bisnis utamanya sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia.
Langkah yang dilakukan Telkomsel menggunakan salah satu prioritas strategi bisnis dengan memperkuat ekosistem digital.
Ekosistem digital tersebut melalui ketersediaan layanan digital connectivity terbaik dan merata. Mengembangkan potensi layanan digital services dan digital platform terkini bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Baca juga: Dukung Penggunaan Produk dalam Negeri, Telkom Jembatani Perusahaan Teknologi dan Manufaktur Lokal
Pasalnya, pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal 2020 turut meningkatkan adopsi digital masyarakat dalam memenuhi aktivitas mereka.
Seperti yang diketahui, masyarakat kerap beraktivitas secara fisik seperti bekerja, belajar, berbelanja, dan sebagainya.
Oleh karena itu, selain memaksimalkan kebutuhan masyarakat melalui layanan fixed broadband IndiHome dan mobile broadband Telkomsel, Telkom juga melakukan inovasi digital services dengan konsep 3B.
Konsep 3B yang dimaksud adalah Build (mengembangkan dari kompetensi internal), Borrow (partnership), Buy (akuisisi) dengan konsiderasi value proposition perusahaan.