KOMPAS.com – Direktur Network & IT Solution PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Herlan Wijanarko mengatakan, dalam memenuhi kebutuhan layanan digital yang semakin tinggi, Telkom Group melakukan modernisasi infrastruktur di sejumlah wilayah melalui program Modern Broadband City.
“Modernisasi di sini adalah melakukan upgrade jaringan yang berbasis tembaga atau copper menjadi fiber optic,” kata Herlan, seperti pada keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Selasa (20/10/2020).
Herlan menjelaskan, Telkom sendiri telah memiliki roadmap untuk meng-upgrade seluruh infrastruktur copper tersebut menjadi fiber optic.
“Hal ini akan dilakukan untuk seluruh Ibu Kota dan Kabupaten (IKK) yang menjadi kewajiban Telkom, jumlah itu sekitar 459 IKK sampai 2023,” jelas Herlan.
Baca juga: Optimalkan Program JKN-KIS, BPJS Kesehatan Gandeng PT Telkom
Adapun hingga September 2020, Telkom telah berhasil merealisasikan satu pulau, yaitu di Kalimantan yang terdiri dari 11 provinsi, dan 346 IKK. Semua wilayah ini sudah 100 persen full fiber.
“Keuntungan yang diperoleh pelanggan dari modernisasi infrastruktur ini adalah masyarakat dapat menikmati layanan triple play dan keragaman konten dengan kualitas broadband. Ini pun sekaligus sebagai new experience pelanggan terhadap limitless bandwidth,” ujar Herlan.
Sementara itu, bagi pemerintah daerah (pemda), modernisasi ini dapat mendukung suksesnya program pemerintah terkait penyediaan broadband, serta dapat memenuhi tersedianya akses pita lebar ke seluruh pelosok tanah air.
“Selain diharapkan dapat mendukung peningkatan ekonomi, dengan adanya modernisasi jaringan berbagai aktivitas pemerintah kota dan kabupaten ini nantinya dapat dilakukan serba digital,” katanya.
Baca juga: Bersama Sucofindo, Telkom University Cetak Lulusan Siap Kerja
Lebih lanjut Herlan menegaskan, Modern Broadband City merupakan komitmen Telkom untuk menyediakan infrastruktur digital yang berkualitas dan andal.
“Kami sendiri berharap dapat mendukung pengembangan potensi ekonomi lokal, regional, dan nasional,” imbuh Herlan.
Dengan adanya program Modern Broadband City, Herlan mengatakan, ini adalah bentuk keseriusan untuk meningkatkan kualitas layanan Information and Communication Technologies (ICT) bagi masyarakat, serta mempercepat terwujudnya digitalisasi Indonesia.
“Upaya tersebut kami lakukan seiring dengan kebutuhan layanan broadband yang terus meningkat dan perubahan perilaku konsumen yang semakin mengadopsi gaya hidup digital,” ujar Herlan.
Baca juga: Dukung Wirausaha Milenial, Telkom Bersama Rumah BUMN Buka Program Kelas Mentoring
Gaya hidup digital itu baik pada segmen konsumer maupun solusi-solusi ICT pada segmen korporasi.
“Maka saat ini, dunia telekomunikasi sedang mengantisipasinya dan tengah mengalami pergeseran strategis menuju dunia digital,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Herlan turut menyampaikan, pembangunan infrastruktur sendiri bertujuan untuk mewujudkan terciptanya masyarakat digital yang lebih sejahtera dan berdaya saing.
Baca juga: Turun 21 Persen Selama Semester I, Saham Telkom Dinilai Masih Favorit
“Pembangunan infrastruktur merupakan satu dari lima aspek utama yang menjadi fokus pemerintah saat ini,” ujar Herlan.
Pasalnya, infrastruktur diyakini menjadi langkah penting untuk memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan global.
“Sejalan dengan visi pemerintah tersebut, Telkom gencar membangun infrastruktur telekomunikasi ke seluruh negeri,” sambungnya.
Herlan turut menyebutkan, dengan kapabilitas yang dimiliki sebagai BUMN telekomunikasi, Telkom Group telah berkontribusi dalam membangun Digitalisasi Indonesia melalui Indonesia Digital Network (IDN).
Baca juga: Dukung Penggunaan Produk dalam Negeri, Telkom Jembatani Perusahaan Teknologi dan Manufaktur Lokal
“Hal itu berfokus pada pembangunan dan penyediaan konektivitas yang menghubungkan seluruh titik hingga ke pelosok,” kata Herlan.
Infrastruktur telekomunikasi digital tersebut diantaranya adalah fiber optic dan kabel terestrial di darat, submarine cable di laut, serta satelit di udara.
Terhitung hingga September 2020, sepanjang 166.343 kilometer (km) fiber optic sudah terbentang menghubungkan Sabang sampai Merauke.
"Bahkan hingga akses komunikasi internasional dan ini setara dengan 4 kali keliling bumi," ujar Herlan.
Baca juga: Telkom Dukung Penuh Pertamina Digitalisasi SPBU di Seluruh Indonesia
Telkom Group, lanjut Herlan, secara aktif turut serta dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi internasional.
Tujuan pembangunan tersebut guna menjadikan bangsa Indonesia agar mandiri, berdaulat terhadap akses informasi dan telekomunikasi global. Hal ini termasuk menyejajarkan Telkom dengan operator telekomunikasi global.
“Lebih dari 34.000 tower turut memperkuat akses telekomunikasi di darat,” ujar Herlan.
Herlan berharap, dengan meratanya infrastruktur telekomunikasi hingga ke pelosok Indonesia nantinya dapat mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: ITS dan Telkom Resmikan Kampung Pintar di Eks Lokalisasi Dolly
“Terutama UMKM selaku salah satu aspek penting yang berperan dalam akselerasi ekonomi,” imbuhnya.
Dengan begitu, masyarakat bisa menggunakan jaringan telekomunikasi untuk menjalankan bisnisnya, sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas tidak hanya di dalam negeri.
Lebih dari itu, masyarakat dapat pula menjangkau pasar internasional, sehingga mampu meningkatkan daya saingnya.
Herlan mengatakan, Telkom Group telah mengoperasikan tiga satelit yang dimilikinya, yakni Satelit Telkom 2, Telkom 3S, dan Merah Putih dengan total 133 transponder.
“Hal ini demi menjangkau titik-titik yang belum terjangkau fiber optic seperti kawasan Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T),” ujarnya.
Pada layanan mobile, Telkom Group melalui Telkomsel selaku anak usaha telah berhasil membangun secara masif layanan seluler melalui lebih dari 200.000 Base Transceiver Station (BTS) yang tersebar.
Adapun 90.000 diantaranya merupakan BTS fourth-generation technology (4G).
Baca juga: Lewat Digital Pijar Mahir, Telkom Dukung Pembangunan Talenta Digital Indonesia
“Ini artinya, hampir seluruh populasi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah dapat menikmati layanan seluler,” kata Herlan.
Termasuk, kata dia, layanan 4G Long-Term Evolution (LTE) dari Telkomsel yang telah menjangkau hingga 95 persen populasi dan seluruh IKK di Indonesia.
Di sisi lain, Telkom Group juga menyediakan konektivitas untuk kalangan rumah tangga melalui IndiHome.
“Layanan triple play ini telah menjangkau 496 kabupaten dan kota, 5.115 kecamatan, dan 34.285 kelurahan dan desa. Semuanya mencakup sekitar 7,8 juta pelanggan,” pungkasnya.
Baca juga: Sinergi Telkom University dan UI Kembangkan Sistem Perbankan
IndiHome secara konsisten memperluas dan memperkuat jaringannya hingga pulau terluar, salah satunya di Pulau Rote yang dikenal sebagai salah satu titik terluar di Indonesia.
“Dengan semangat menghadirkan pemerataan akses telekomunikasi dan informasi, layanan fixed broadband dan seluler ini dapat dinikmati mulai dari kota besar hingga yang berada di kawasan 3T,” ujar Herlan.
Adapun kawasan ini juga dapat merasakan manfaatnya dan memperoleh akses informasi yang sama porsinya.
Sementara itu, pembangunan akses di kawasan 3T ini telah direalisasikan sejak beberapa tahun yang lalu.
Baca juga: Telkom Sediakan 100 Persen Jaringan Berbasis Fiber Optic di Madiun
Adapun, Telkom Group mulai membangun infrastruktur kabel laut yang menghubungkan Sulawesi, Maluku, dan Papua.
“Setidaknya ada 13 pulau terluar telah terjangkau akses Telkom Group,” kata Herlan.
Pulau terluar itu di antaranya adalah Pulau Karimun, Pulau Kei, Pulau Alor, Pulau Weh, Pulau Sebatik, Pulau Liran, dan Pulau Rote.
“Telkom juga bersinergi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) lewat Palapa Ring. Hal ini bertujuan agar seluruh masyarakat di pelosok Indonesia dapat menikmati layanan telekomunikasi,” tutup Herlan.