KOMPAS.com – Dalam upaya menciptakan produk gaming dari dalam negeri, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) merilis program bernama Indigo Game Startup Incubation.
Direktur Digital Business Telkom, Faizal Djoemadi mengatakan langkah ini sebagai wujud kesadaran melihat potensi industri game di Tanah Air yang besar, namun secara konten masih didominasi produk luar negeri.
Hal tersebut dikatakannya saat menghadiri acara Digital Innovation Lounge (DILo) Hackathon Festival 2019 di Bandung Digital Valley, Sabtu (24/8/2019).
"Value chain dari sektor ini cukup besar yaitu 10 sampai 30 persen. Kami sangat yakin kemampuan generasi muda di Indonesia menciptakan konten berkualitas, apalagi dapat mengadopsi tema dari budaya lokal," ujarnya sesuai rilis yang Kompas.com terima, Senin (26/8/2019).
Baca juga: Telkom Siapkan SDM Paham Digital
Sebagai informasi, indigo Game Startup Incubation merupakan sebuah program untuk mengajak anak muda di Indonesia berkolaborasi mengembangkan industri gaming dan menciptakan ekosistem yang kuat.
Adapun program ini tak hanya ditujukan start up saja, tapi bagi individu yang tertarik ingin belajar terjun ke industri ini.
"Industri gaming merupakan salah satu bisnis digital yang tengah dikembangkan Telkom Group," papar Faizal.
Sebagai informasi, program tersebut dilangsungkan di delapan Digital Innovation Lounge (DILo) se-Indonesia dan diikuti 125 tim dengan total hadiah Rp300 juta.
Baca juga: Telkom Optimis Mampu Ulang Prestasi Semester 1 Tahun 2019
Khusus di Bandung sendiri, ada 15 tim yang ikut dalam aktivitas coding program secara spartan.
Perlu diketahui, sejak tahun 2009 Telkom sudah menyediakan DILo sebagai wadah pengembangan ide-ide inovasi dan kapabilitas digital bagi para pegiat digital di Indonesia.
Di sana, mereka tidak hanya mengembangkan terkait kemampuan teknis, tapi juga aspek bisnis dan customer experience.
Tak hanya memicu kreativitas, lanjut Faizal, secara bisnis game mampu menjadi industri mandiri yang menghasilkan keuntungan bagi pemain di dalamnya, antara lain pengembang konten game, publisher, agregator, payment, dan distributornya.
Baca juga: 3 Tahun Berturut-turut, Telkom Jadi Best Company To Work For In Asia
“Industri gaming global mutakhir memiliki pendapatan kotor senilai 120 juta dollar AS atau sekitar 10 kali lipat dibandingkan industri konten sejenis yakni musik dan film,” terang Faizal.
Lebih jauh Faizal menjelaskan, pengguna game di Indonesia saat ini terus tumbuh, baik mobile game maupun online PC game.
Dirinya memperkirakan, pendapatan kotor tahun depan bisa mencapai 1 juta dollar AS dan akan tumbuh 2 kali lipat pada 2025.
"Harapannya program dan sarana ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin agar bersama-sama menumbuhkan industri gaming di Indonesia. Konten yang disajikan mampu mengungguli konten dari luar negeri," tutup Faizal.