Jakarta, 11 April 2019 – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) kembali menggelar konferensi tahunan Telkom Digisummit 2019.
Acara yang dihelat pada Kamis (11/4/2019) di Telkom Landmark Tower itu mengusung tema Embracing Digital Edutainment for Digital Indonesia.
Telkom Digisummit 2019 menyajikan produk-produk digital Telkom yang fokus pada inovasi untuk membangun ekosistem digital serta berbagai inisiatif perusahaan dalam melihat peluang bisnis di industri pendidikan digital, game, konten video, dan musik.
Adapun agenda acara adalah diskusi panel yang menghadirkan berbagai pembicara seperti Hari Sungkari dari Bekraf, Rene Suhardono dan Dian Sastrowardoyo.
Acara juga dihadiri oleh berbagai pihak, mulai dari pemerintahan, swasta, perusahaan financial technology, e-commerce, komunitas, hingga akademisi.
Hal terpenting, Telkom Digisummit tahun ini menjadi lebih semarak dengan peluncuran empat layanan dan inisiatif digital, yaitu Oolean dalam inisiatif pengembangan industri game, gameQoo (on demand gaming platform yang menggunakan teknologi cloud gaming), OONA Max Stream (OONA TV yang diintegrasikan ke dalam platform Max Stream) dan OONA IndiHome (OONA TV yang diintegrasikan ke dalam platform Indihome berbasis android TV).
“Kebutuhan masyarakat Indonesia khususnya generasi milenial akan akses internet kian cepat meningkat, khususnya di kalangan pengguna jasa industri musik, video, dan gaming. Industri-industri tersebut dinilai memiliki potensi besar untuk menyumbang perekonomian Indonesia lewat ekonomi digital,” ujar Direktur Digital & Strategic Portfolio Telkom sekaligus Chief Strategy Officer (CSO) TelkomGroup David Bangun dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (12/4/2019).
Hal itu diperkuat riset Google dan Temasek yang menyatakan ekonomi digital Indonesia diprediksi akan tumbuh empat kali lipat pada 2025, mencapai angka 100 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.448 triliun).
Pada 2018, data juga menyatakan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia telah mencapai 2,9 persen dari GDP dan merupakan yang terbesar ketiga di ASEAN setelah Singapura sebesar 3,3 persen dan Vietnam sebesar 4 persen.
Pertumbuhan ekonomi yang pesat itu, ditangkap oleh pelaku industri seperti Telkom dengan mulai mempersiapkan infrastruktur pendukung untuk melayani kebutuhan pasar.
Di samping infrastruktur, Telkom juga mengoptimalkan beberapa asset dan kapabilitasnya seperti big data dan jangkauan jaringan dan operasional yang bisa mendorong terbentuknya “user experience” terbaik dalam menikmati layanan-layanan digital.
Dalam rangka mengantisipasi perubahan gaya hidup yang makin mengarah ke digital, Telkom mengantisipasi dengan banyak layanan yang didasarkan dengan konsep edukasi dan entertainment.
“Ini komitmen perusahaan dalam menyediakan layanan digital yang memberi experience terbaik dan menjadikan Telkom Group sebagai Digital Experience Champion. Di samping itu juga untuk mendorong industri digital entertainment agar bisa bersaing dengan pemain global khususnya di pasar Indonesia,” tutur David.
Lebih lanjut David menjelaskan bahwa Telkom bisa melihat pengaruh industri 4.0 dalam merevolusi cara distribusi setiap produk.
Dari sisi pendidikan ramai dibahas tentang Education 4.0. Dari sisi konten video, digali bagaimana cara memenangkan future video market, baik dari sisi model distribusi konten yang baru maupun cara pembuatan kontennya.
Kemudian untuk musik akan diulas soal potensi model bisnis untuk streaming dan peluang e-concert. Selain itu pada industri games, juga ada bahasan strategi agar para pemain lokal bisa punya market share yang lebih besar.
Salah satu agenda penting lainnya dalam Telkom Digisummit 2019 adalah pengumuman pemenang gerakan Democracy of Centennial (DOC) 2045 yang diberikan oleh EVP Digital and Next Business Telkom Joddy Hernady.
Setelah melalui proses pengumpulan ide pada November 2017 sampai dengan Maret 2018, ajang DOC 2045 sudah terpilih 36 ide dari 5.000 ide yang terkumpul. Ada 10 finalis yang berasal dari kota Bandung, Jakarta dan Yogyakarta.
DOC atau Democracy of Centennial adalah inisiatif Telkom mewujudkan demokrasi baru dalam menciptakan gagasan atau ide baru yang relevan bagi centennial.
“Kami mengundang gagasan-gagasan dari para centennial untuk membuat film atau video dengan membayangkan Indonesia pada 2045 yaitu saat Indonesia mencapai 1 abad atau 100 tahun. Sepuluh gagasan atau ide paling unik akan kami kemas dalam suatu cerita untuk pembuatan Film 100 Tahun Indonesia merdeka nantinya,” lanjut Joddy.
Adapun gerakan yang ditujukan untuk generasi centennial dan milenial tersebut merupakan komitmen Telkom untuk memupuk minat generasi muda dalam mengembangkan ide-ide kreatifnya dan mengembangkan cara baru dalam membuat video atau film.
DOC 2045 mengelompokkan ide kreatif tersebut ke dalam beberapa kategori seperti Ide Cerita, Art Work atau Future Design, Musik, Fotografi, Fashion Design, Animasi, Karakter dan lainnya.