KOMPAS.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) selaku subholding gas PT Pertamina (Persero), terus meningkatkan penggunaan gas bumi di wilayah Jawa Tengah (Jateng) melalui integrasi infrastruktur gas di daerah tersebut.
Integrasi tersebut telah berhasil meningkatkan penyaluran gas dari 48 miliar billion british thermal unit per day (BBTUD) menjadi 60-70 BBTUD.
Salah satu dukungan utama bagi integrasi infrastruktur di Jateng adalah fasilitas Onshore Receiving Facility (ORF) Tambak Rejo, yang didanai melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), serta jaringan distribusi yang dikelola oleh PT Pertamina Gas (Pertagas), afiliasi subholding gas PGN.
Gas bumi dialirkan dari PT Pertamina EP (PEP) Jambaran Tiung Biru melalui Pipa Gresik-Semarang (Gresem), yang dikelola secara teknis untuk memastikan tekanan dan distribusi yang optimal di ORF Tambak Rejo. Gas ini kemudian digunakan untuk pembangkit listrik IP Tambak Lorok, industri komersial, dan rumah tangga di Semarang-Demak.
Baca juga: Hari Ketiga, Penyidik KPK Geledah 6 Dinas Kota Semarang
Selain itu, gas juga dialirkan ke Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal melalui Pipa Cirebon Semarang Tahap I (Pipa Cisem I), termasuk pelayanan ke Kawasan Industri Tambak Aji dan KI Wijaya Kusuma.
Secara keseluruhan, gas bumi tersebut melayani satu pembangkit listrik, 31 industri dan komersial, serta 29 pelanggan kecil. Volume penyerapan gas di pelanggan industri meningkat dari 0,5 BBTUD menjadi 3,5 BBTUD.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Harry Budi Sidharta mengatakan bahwa integrasi infrastruktur Pipa Gresem, Pipa Cisem I, dan jaringan distribusi subholding gas telah meningkatkan layanan gas bumi secara optimal.
Infrastruktur tersebut dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan demand gas yang besar di masa mendatang.
Baca juga: Salah Satu Korban Tabung Gas Meledak di Bogor Meninggal Dunia
Berkat integrasi infrastruktur gas bumi ini, volume penyerapan gas pipa di Jateng semakin meningkat. Sebelumnya, PGN telah memulai inisiasi infrastruktur gas bumi 10 tahun lalu menggunakan moda transportasi compressed natural gas (CNG).
"Integrasi infrastruktur ini menunjukkan komitmen PGN dalam memenuhi kebutuhan di wilayah baru dan menyalurkan manfaat gas bumi dari sumber domestik untuk pengguna domestik, yang bertujuan untuk menggerakkan ekonomi baru," ujar Harry.
Menurutnya, kesiapan infrastruktur tersebut sangat penting dalam mendukung komersialisasi gas bumi di antara pelanggan. PGN juga memprioritaskan aspek keselamatan dalam pengoperasian seluruh infrastruktur gas bumi yang dimilikinya.
"Kami mendukung pengembangan Cisem Tahap II oleh pemerintah melalui APBN untuk menyatukan pasokan dan demand gas di Pulau Jawa, dari timur ke barat atau sebaliknya. Hal ini akan memungkinkan fleksibilitas operasi yang lebih baik, memastikan ketahanan pasok dan pemenuhan demand di seluruh Jawa," tutur Harry.
Baca juga: Sudaryono Jadi Wamentan, Prabowo Segera Putuskan Kandidat Gerindra di Jawa Tengah
Sebagai subholding gas Pertamina, PGN terus berusaha menjaga portofolio infrastruktur dalam kondisi optimal serta mengembangkan layanan gas bumi yang terintegrasi untuk menghubungkan jaringan gas di Pulau Jawa.
"Kami berkomitmen untuk menyediakan pasokan gas bumi yang andal dan terdistribusi dengan baik melalui infrastruktur pipeline dan di luar pipeline. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan kontribusi positif bagi negara," tutur Harry.