KOMPAS.com –Sebagai Subholding Gas Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk terus memacu optimisme untuk memperluas pangsa pasar gas bumi di wilayah Sulawesi.
Hal itu terjadi karena PGN akan memenuhi kebutuhan gas bumi di Kawasan Industri Mongondow (Kimong), Sulawesi Utara.
Direktur Sales dan Operasi PT PGN TBK, Ratih Esti Prihatini mengungkapkan bahwa peluang kerja sama strategis antara PT PGN dan Kimong mempunyai potensi pasar yang besar. Hal ini karena untuk kebutuhan industri yang akan dikembangkan Kawasan Kimong.
Untuk itu, Ratih Esti Prihatini berharap kajian studi lanjutan di Kawsan Kiming dapat berjalan lancar. Ini agar kerja sama konkret dapat terwujud dalam waktu tidak lama lagi.
Rauh mengatakan, berdasarkan kajian tahap awal, pihak pengelola kawasan memperkirakan terdapat potensi industri dengan kebutuhan gas dapat mencapai sebesar 45 billion bristh thermal unit per day (BBTUD).
PGN mengupayakan penyediaan gas dalam bentuk liquefied natural gas (LNG) untuk memenuhi kebutuhan energi para perusahaan di Kimong.
“Dengan adanya suplai gas di Kimong, diharapkan (dapat) menarik minat investor untuk berinvestasi di wilayah tersebut. PGN berkomitmen penuh untuk menjaga ketersediaan pasok, sehingga dapat dimanfaatkan optimal sesuai dengan kebutuhan,” ujar Ratih dalam sambutannya pada penandatanganan pokok-pokok kerja sama dengan Kimong di Kantor PGN Pusat, Jumat (18/1/2024).
Baca juga: PGN Salurkan Gas Alam Cair ke Smelter di Sulawesi Tenggara
Ia menyatakan bahwa PGN sangat terbuka untuk berkolaborasi bersama. Sebagai aggregator gas nasional, PGN menyediakan layanan gas pipa, LNG maupun compressed natural gas (CNG).
Dengan menyediakan layanan itu, PGN dapat men-support ketersediaan gas untuk Kimong yang dapat menjadi nilai tambah bagi kawasan industri.
"Kami juga berpengalaman memasok gas bumi di lebih kurang 2.600 industri dan lebih dari 800 ribu rumah tangga. Pengalaman ini bisa melengkapi rencana pengembangan di kawasan,” lanjut Ratih dalam siaran persnya, Jumat.
Ia mengatakan, kerja sama ini dapat berkembang lebih luas, mengingat PGN memiliki anak perusahaan dan afiliasi di berbagai lingkup bisnis.
Untuk itu, PGN dapat turut berperan serta dalam rencana pembangunan Kimong dengan tidak terbatas hanya penyaluran gas.
Direktur PT Kawasan Industri Mongondow (Kimong) Ervan Adi Nugroho menyambut baik kerja sama dengan PGN.
Ia mengatakan, karena Kimong satu group dengan Paramount, perusahaan yang bergerak di bidang properti, maka kerja sama dengan PGN dapat lebih dikembangkan lagi di bidang lain.
Pada kesempatan itu, Direktur Sales dan Operasi PGN Ratih Esti Prihatini mengatakan, kerja sama dengan Kimong menguatkan peran PGN di wilayah Indonesia Timur dalam upaya perluasan pemanfatan gas bumi.
"Perlu agresivitas dalam pengembangan pemanfaatan gas bumi agar tidak tersentralisasi di Pulau Jawa dan Sumatera. Selain itu, pemanfaatan gas bumi di wilayah Indonesia Timur penting untuk menumbuhkan titik ekonomi baru yang berbasis energi rendah emisi yakni gas bumi,” ujar Ratih.
Ia mengatakan, PGN berharap kerja sama dengan Kimong dapat direalisasikan dengan baik sesuai rencana. Apalagi potensinya sangat besar sehingg dapat meningkatkan volume niaga gas maupun penyediaan energi yang rendah emisi.
Selain itu, kata dia, kerja sama tersebut juga dapat melengkapi portofolio PGN di area Sales & Operation IV (SOR IV). Area yang saat ini mengelola pelanggan jargas di Sorong, Tarakan, Banggai, Wajo dan Kutai Kertanegara.
Baca juga: PGN Gandeng Patra Jasa Kembangkan Jargas GasKita
Adapun portofolio lain PGN Grup dapat dilihat melalui moda transportasi LNG sebanyak 25 unit Isotank berukuran 40 ft. Melalui PT Pertagas Niaga (PTGN), moda transportasi ini telah menyalurkan LNG dari PT Kayan menuju pelanggan smelter di Sulawesi Tenggara.
Terobosan LNG skala kecil ini diharapkan sebagai infrastruktur yang mendukung pemerataan penggunaan gas bumi.
Selain itu, PGN melalui anak perusahaanya, PT Pertamina Gas (Pertagas), juga melayani penyaluran gas di Kalimantan untuk sektor pupuk, kelistrikan dan rumah tangga.
Tidak hanya itu, Pertagas juga membangun dan mengelola ruas Pipa Gas Senipah–Balikpapan sepanjang 78 kilometer (KM).