KOMPAS.com - Anak perusahaan PT Pertamina Gas, PT Perta Arun Gas (PAG), menandatangani Development Cooperation Agreement (DCA) dengan Aslan Energy Capital Pte Ltd, Singapura (AEC).
DCA tersebut terkait dengan pembangunan, pengembangan, dan pengoperasian fasilitas pemrosesan blue ammonia di Kawasan Ekonomi Khusus Arun-Lhokseumawe (KEKAL), Aceh.
President Director PAG Bara Ilmarosa menyampaikan, penandatanganan DCA itu sangat penting karena akan mampu mengembangkan bisnis perusahaan terkait kebutuhan energi bersih dan target dekarbonisasi.
“Kami harap proyek ini akan berpengaruh secara optimal didukung fasilitas infrastruktur yang berada di KEK Lhokseumawe,” katanya di Perta Arun Gas Head Office, Jakarta pada akhir Juli 2023.
Dia menyebutkan, kapasitas produksi blue ammonia direncanakan akan menghasilkan sebesar 600.000 ton per tahun.
Baca juga: Program Langit Biru, Pertamina Kembangkan BBM Ramah Lingkungan dengan RON Minimal 91
“Pengembangan blue ammonia ini merupakan pertama di Asia dalam skala besar serta didukung carbon capture and storage (CCS) lokal yang memanfaatkan reservoir Arun,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (31/8/2023).
Proyek produksi blue ammonia tersebut akan dilaksanakan pada pertengahan 2028.
Bara mengatakan, adanya ketersediaan karbon dioksida (CO2) menjadi salah satu faktor dalam memberikan manfaat besar bagi daerah.
“Terlebih untuk KEK Arun-Lhokseumawe dan menjadi kontribusi utama PAG ke dalam strategi ketahanan energi Indonesia," terangnya.
Dia menambahkan, kerja sama tersebut juga berpotensi dalam meningkatkan pendapatan perusahaan.
Baca juga: Integrasikan Infrastruktur Gas Bumi, PGN Raih Potensi Industri dan Kelistrikkan di Batam
Kerja sama itu juga menjadi implementasi visi PAG dalam menjadi perusahaan regasifikasi dan liquefied natural gas (LNG) hub kelas dunia.
“PAG dan AEC diharapkan dapat berkerja sama dan menjalin hubungan baik di masa mendatang,” harap Bara.
Semenrara itu, Managing Director AEC Muthu Chezhian mengatakan, LNG Terminal Arun memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat pertumbuhan energi baru.
"Diharapkan proyek blue ammonia ini menjadi proyek terbesar di Asia dalam memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor untuk Asia Bagian Utara,” lanjutnya,
Muthu menjelaskan, Aslan berfokus pada pelaksanaan proyek-proyek energi ramah lingkungan dan infrastruktur, logistik, serta pemrosesan kelas dunia dengan Indonesia sebagai pasar hub-nya.
Dia menyebutkan, proyek tersebut akan mempercepat pembangunan regional serta mempercepat pertumbuhan ekonomi di KEK Lhokseumawe.
Baca juga: Anak Usaha PGN, PT TGI Kelola 1.000 Km Jaringan Pipa Gas untuk Sumatera hingga Singapura
“Tidak hanya itu, kemungkinan adanya solusi Net Zero Emission akan menguntungkan industri berat dan sektor pertanian yang berkembang pesat di Indonesia,” katanya.
Proyek blue ammonia tersebut berlokasi di dekat jalur Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran internasional dan fasilitas eks kilang Arun seluas 1.400 hektar (ha) yang merupakan bagian dari KEK Arun-Lhokseumawe.
DAC tersebut ditandatangani Bara Ilmarosa dan Muthu Chezhian serta disaksikan Finance and GS Director Wahid Achsanul Budaery, dan jajaran manajemen PAG dan AEC.
DCA itu merupakan hasil dari penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara PAG and AEC pada Januari 2023 terkait eksplorasi perkembangan gas dan energi besar.
PAG terus berupaya untuk menjadi perusahaan regasifikasi dan LNG hub yang ramah lingkungan di sentral Asia pada 2030.
Baca juga: Delegasi SAYEF 2023 Kunjungi Desa Berbasis Energi Terbarukan yang Diinisiasi Pertamina di Bali