KOMPAS.com – PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) yang merupakan afiliasi dari Subholding Gas Pertamina menerima kunjungan Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Purwakarta, Rabu (11/5/2023).
Dalam kunjungan kerja itu juga dilakukan diskusi Pengawasan Implementasi Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang bertajuk Pemanfaatan Gas Bumi Sektor Industri dan Transportasi Melalui Pengembangan dan Pemanfaatan Compressed Natural Gas ( CNG).
Kunjungan kerja itu dipimpin Anggota DEN Eri Purnomohadi dan dihadiri anggota lainnya, yaitu Satya Widya Yudha, Agus Puji Prasetyono, Herman Darnel Ibrahim, dan Yusra Khan serta Tim Biro Fasilitasi Penanggulangan Krisis dan Pengawasan Energi.
Hadir pula dalam kunjungan kerja tersebut Muhammad Wafid, Staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup dan Tata Ruang, Kementerian Eneegi dan SUmber Daya Mineral (ESDM).
Anggota DEN diterima langsung Direktur Utama Gagas Muhammad Hardiansyah. Dia memaparkan tiga program strategis untuk pemanfaatan bahan bakar gas ( BBG) di sektor transportasi.
Baca juga: PGN Subholding Gas Pertamina Catat Laba Bersih Rp 1,3 Triliun di Kuartal I-2023
Pertama, konversi CNG untuk Truk Pertamina Group. Kedua, konversi CNG sepeda motor, dan terakhir konversi CNG Kendaraan Penumpang.
“Untuk konversi CNG sepeda motor, saat ini kami masih dalam tahap pilot project selama 3 bulan dan akan berlangsung pada Mei sampai Juli,” ujarnya dalam keterangan tertilis yang diterima Kompas.com, Kamis (11/5/2023).
Hardiansyah mengatakan, pihaknya akan memasang 300 converter kit untuk sepeda motor milik kendaraan operasional subholding gas dan komunitas ojek online.
“Selama 3 bulan ini, kami ingin mendapatkan masukan dari pengguna motor CNG sehingga ke depan motor CNG dapat menjadi pilihan kendaraan alternatf yang lebih baik,” jelasnya.
Sementara itu, Satya menjelaskan, peran BBG sangat penting, terlebih ketika pihaknya masih di dalam masa transisi menuju energi terbarukan.
Baca juga: PGN Pastikan Pembangunan Pipa Distribusi Gas Bumi Semarang-Kendal Selesai Sesuai Target
Satya menyebutkan, selain kendaraan listrik, kendaraan BBG juga bisa dijadikan alternatif pilihan kendaraan yang lebih ramah lingkungan masyarakat.
“Terlebih cadangan gas bumi di Indonesia relatif masih banyak,” ungkap Satya.
Maka dari itu, DEN juga berkomitmen mendukung Gagas dan subholding gas untuk membantu mendorong penggunaan dan pemanfaatan BBG kepada masyarakat maupun pemerintah.
Dalam kunjungan kerja tersebut, anggota DEN sempat pula mencoba motor BBG dan mengelilingi area SPBG.
Anggota DEN pun menyambut positif keberadaan motor dan kendaraan BBG, terlebih pasokan BBG berasal dari dalam negeri dan harga BBG jauh lebih murah dibandingkan harga bahan bakar minyak (BBM) saat ini.
Hardiansyah menambahkan, BBG hadir tidak untuk menghalangi atau bersaing dengan kendaraan listrik, tetapi menjadi pilihan energi alternatif yang bersih dan terjangkau bagi masyarakat.
Baca juga: Perluas Pemanfaatan Gas Bumi, PGN Bangun Jargas Rumah Tangga Sepanjang 352 Km di Bintaro
“Kami menawarkan pilihan energi alternatif bagi masyarakat yang bersih dan terjangkau. Saat ini harga BBG untuk transportasi atau Gasku hanya di angka Rp 4.500 per liter setara premium (LSP).
Dengan begitu, kata dia, ada potensi penghematan dari harga bahan bakar minimal 55 persen yang bisa digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan pengguna.