KOMPAS.com - PT Perusahaan Gas Negara (Tbk) ( PGN) terus mengoptimalkan infrastruktur terintegrasi agar pemanfaatan gas bumi di Jawa Tengah (Jateng) semakin luas.
Di Onshore Receiving Facility (ORF) Tambak Lorok, ruas pipa Kalimantan Jawa Gas ( KJG) sudah diintegrasikan dengan Pipa Gresik Semarang ( Gresem) untuk memaksimalkan pasokan gas dari Lapangan Kepodang dan PEPC Jambaran Tiung Biru (JTB).
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PGN di ORF KJG Tambak Lorok Fadjar Harianto Widodo menjelaskan, keamanan dan infrastruktur gas KJG terus dijaga dengan baik.
Lapangan Kepodang, sebut dia, sudah mampu memberikan pasokan gas yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
Baca juga: Jaga Penyaluran Gas ke PLN Jabar, PGN Sediakan Pasokan Gas 145-170 BBTUD
“Secara infrastruktur, integrasi infrastruktur bisa mendapatkan tambahan alokasi pelanggan tidak hanya untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tambak Lorok,” ujar Fadjar, dikutip dari keterangan persnya, Selasa (18/4/2023).
Fadjar melanjutkan, integrasi infrastruktur dapat memberikan layanan gas bumi yang lebih layak. Dengan demikian, pelanggan di Jateng bisa mendapatkan gas dari JTB melalui pipa Gresem.
"Sehingga menjadi support dan alternatif pasokan yang mulanya single source. Saat ini, sumber pasokan dari JTB dapat dimanfaatkan kurang lebih 70 million standard cubic feet per day (MMSCFD)," tuturnya.
Selain itu, PGN juga telah membangun jumperline yang memudahkan penyaluran gas bumi dari Lapangan Kepodang dan Gresem menjadi lebih fleksibel bagi konsumen.
Baca juga: Jalanan di Balikpapan Rusak akibat Proyek Pipa Gas, Humas PGN: Akan Kami Kembalikan Semula
"Tidak hanya untuk sektor kelistrikan untuk Indonesia Power Semarang PGU, tetapi juga untuk sektor nonkelistrikan seperti industri, komersial, dan rumah tangga," lanjut Fadjar.
Ia menjelaskan, saat ini pasar konsumsi gas bumi di daerah Demak masuk dalam enam industri dengan kebutuhan gas hampir 2,5 billion British thermal unti per day (BBTUD). PGN pun terus mengembangkan pasarnya hingga ke Mangkang.
Adapun sejumlah market yang mendapatkan pasokan dari Lapangan Kepodang dan JTB, antara lain SPBG Kaligawe dengan kebutuhan 1 BBTUD, Aroma Kopi sekitar 2,5 BBTUD, Kawasan Industri Tambak Aji, Mother Station CNG kurang lebih 3,5 BBTUD, Mangkang, Batang, dan Kawasan Industri Kendal.
General Manager PGN Sales and Operation Region III (SOR III) Edi Armawiria Fadjar menuturkan, pasokan gas bumi akan terus ditambah guna mendukung perluasan jaringan gas rumah tangga GasKita.
Baca juga: PGN Pastikan Penyaluran dan Layanan Gas Bumi Tetap Aman Selama Idul Fitri 1444 H
Pihaknya kini tengah mengembangkan GasKita di Kota Semarang sebanyak 5.000 sambungan rumah dengan dana dari PGN.
“Selain itu, kami jalankan jargas APBN terakhir kurang lebih 3.500. Secara keseluruhan, tambahan jargas pada 2023 ini sebanyak 8.000 sampai dengan 9.000 sambungan,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Saka Energi Indonesia Avep Disasmita menambahkan bahwa tahun ini pihaknya telah melakukan eksplorasi untuk menambah volume gas yang disalurkan melalui pipa KJG.
Hal itu dilakukan karena gas bumi dari Lapangan Kepodang selama ini dialirkan melalui pipa transmisi KJG sepanjang 200 kilometer (km) menuju ORF Tambak Lorok. Desain pipa KJG mampu menyalurkan gas hingga 150 MMSCFD.
“Rencana satu sumur agar bisa memperpanjang volume lima sampai 10 tahun ke depan, serta bisa mempertahankan untuk delivery gas melalui KJG,” ujar Avep.
Baca juga: PGN Pastikan Pembangunan Pipa Distribusi Gas Bumi Semarang-Kendal Selesai Sesuai Target
Perlu diketahui, PGN sebagai Subholding Gas Pertamina berharap pengembangan layanan gas bumi di Jateng dapat berjalan dengan lancar dan andal.
Penyaluran gas bumi yang baik dan lancar tidak hanya berguna untuk memenuhi kebutuhan energi ramah lingkungan, tetapi juga mengurangi beban subsidi energi sektor kelistrikan, industri-komersial, rumah tangga, hingga transportasi.