KOMPAS.com – Sales Area Head PT Perusahaan Gas Negara Tbk ( PGN) Semarang Heri Frastiono mengatakan, kondisi darurat Covid-19 membuat konsumsi gas bumi masyarakat Semarang meningkat dua kali lipat.
"Pemakaian gas di Semarang pada Februari lalu mencapai 25.000 per meter kubik. Kemudian melonjak menjadi 53.000 per meter kubik pada Maret,” ungkapnya, Kamis (16/04/2020).
Untuk itu, dia menyebut pihaknya menyaluran gas bumi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG) menggunakan teknologi Gas Transportation Module (GTM) atau Gaslink Truck.
Hal ini dilakukan untuk menjaga suplai Jaringan gas (Jargas) Rumah Tangga di wilayah Semarang tetap aman.
Terutama untuk menjaga kelangsungan penyaluran gas pascainsiden terbakarnya Central Processing Plant (CPP) area Blok Gundih Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) yang sempat membuat terhentinya aliran gas.
Baca juga: Sejalan dengan PLN, Ini Upaya PGN Dukung Aktivitas Masyarakat di Rumah
“Di luar insiden beberapa waktu lalu, kami berupaya untuk memastikan kebutuhan gas bumi masyarakat tetap tercukupi," ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Dia menerangkan, seperti yang diestimasikan beberapa waktu lalu, penyaluran CNG dilakukan untuk menyuplai Jargas Rumah Tangga di Semarang sebesar 1.100 meter kubik - 1.300 meter kubik per hari dan Blora besar 280 – 300 meter kubik per hari.
“Sampai saat ini, penyaluran CNG berjalan lancar dan aliran gas di rumah-rumah pelanggan normal. Nyala api di kompor-kompor pelanggan tetap normal, tidak mengalami penurunan,” tuturnya.
Meski begitu, lanjutnya, penyaluran ini hanya sementara sampai CPP Gundih normal kembali karena proses perbaikan belum selesai.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, dalam mencukupi pasokan gas bumi di Semarang, PGN memiliki dua sumber pasokan gas bumi.
Baca juga: Kebakaran di CPP Gundih Blora Padam dalam Satu Jam
Pertama, gas untuk wilayah Semarang yang bersumber CNG dipasok dari Jawa Timur maupun Jawa Barat dan disalurkan melalui jaringan pipa distribusi gas bumi di Wilayah Tambak Aji – Wijaya Kusuma.
Sedangkan untuk Jargas di Semarang Timur, pasokan gas didapatkan dari sumber gas yang ada di Blora.
“Kami memastikan agar dua sumber pasokan gas bumi itu tetap lancar hingga pendistribusian ke masyarakat,” imbuh Heri.
Sampai saat ini, total pelanggan Jargas Rumah Tangga PGN di Jawa Tengah sebanyak 2.516 Sambungan Rumah (SR), dengan rincian di Semarang sebanyak 1.875 SR dan Blora 641 SR.
Heri menambahkan, PGN akan terus berupaya memperluas pemakaian gas di Jawa Tengah. Ini agar dapat meningkatkan daya saing produk dan layanan, apalagi gas bumi merupakan energi yang ramah lingkungan.
Baca juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, PGN Tetap Jaga Kestabilan Aliran Gas dan Kualitas Layanan
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan, banyaknya potensi industri baru di wilayah Jawa Tengah (Jateng) mendorong PGN untuk menyokong ketersediaan energi yang efisien.
Menurutnya, peningkatan utilisasi gas bumi untuk industri akan dapat meningkatkan kualitas dan daya saing industri.
Dengan begitu, Jateng berpotensi menjadi wilayah pengambangan gas untuk sektor rumah tangga maupun industri.
Rachmat juga menyebut, dengan memadainya infrastruktur gas bumi di Jateng, maka akan memberikan jaminan wilayah ini untuk dapat mendapatkan pasokan gas secara berkelanjutan.
Targetnya, imbuhnya, manfaat lebih dari gas bumi dapat dirasakan secara lebih luas bagi masyarakat Jateng.
Baca juga: Ini Langkah PGN untuk Menanggulangi Penyebaran Virus Corona
Untuk itu, dia pun memastikan PGN akan terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui Jargas.
“Dalam kondisi Covid-19 ini, PGN juga akan tetap melanjutkan proyek-proyek terkait jaringan gas,” tuturnya.
Rachmat mengatakan, dengan Jargas, masyarakat dapat menikmati sambungan gas secara langsung dengan harga yang sangat kompetitif.
“Hal itu juga bisa membantu perekonomian masyarakat, serta memberikan nilai lebih bagi pemerintah untuk penghematan subsidi maupun dalam penghematan impor,” ujarnya.