KOMPAS.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk ( PGN) percaya kolobrasi dengan PT Pertamina Gas (Pertagas) dan beberapa perusahaan terafiliasi lainnya akan memberikan manfaat bagi ketahanan energi. Apalagi sumber energi gas yang tersedia di Indonesia sangat besar.
“Tak cuma itu, kolaborasi ini akan memberikan manfaat jangka panjang dalam pemenuhan kebutuhan energi yang ramah lingkungan, efisien," jelas Direktur Utama PGN Gigih Prakoso seperti dalam keterangan tertulisnya.
Gigih menjelaskan sekarang PGN adalah pemain gas bumi terbesar di Indonesia. Terlebih sejak 2018 perusahaan ini resmi menjadi perusahaan sub holding gas nasional.
Pemerintah pusat yang mempunyai inisiatif tersebut beralasan dengan menjadikan PGN holding migas diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur dan pemenuhan gas bumi sebagai energi baik.
Untuk itu, Gigih Prakoso menegaskan PGN berkomitmen memperkuat dan memperluas pemanfaatan gas bumi di Indonesia melalui pembangunan infrastruktur di berbagai sektor kelistrikan, industri, transportasi, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan rumah tangga.
Baca juga: PGN dan Pertagas Bersinergi, Seperti Apa Perannya?
Hal tersebut ditegaskan Gigih Prakoso, saat memberikan sambutan pada acara Gas Indonesia Summit & Exhibition (GIS) 2019, di Jakarta Convention Centre, Kamis (1/8/2019).
Perlu diketahui, sebagai sub holding gas, saat ini PGN mengelola sekitar kurang lebih 3 billion cubic feet per day (BCFD) atau miliar kaki kubik perhari. Nilai ini setara dengan 98 persen pangsa pasar bisnis transmisi gas.
Sementara itu, gas yang dikelola baru 25 persen dari total pangsa pasar pemanfaatan gas domestik.
Berdasarkan data SKK Migas, pemanfaatan gas domestik di Indonesia pada 2018 mencapai 60 persen dari produksi gas nasional.
Namun, dengan menguasai dan mengoperasikan 96 persen dari total infrastruktur gas di Indonesia, PGN baru memenuhi 20 persen kebutuhan infrastruktur gas bumi.
Gigih menyatakan, untuk memenuhi kebutuhan 80 persen pasar tersebut, diperlukan inisiatif dan sinergi baik dari pemerintah pusat dan daerah maupun badan usaha, termasuk seluruh stakeholder yang berkepentingan terhadap pemanfaatan gas bumi.
Maka dari itu, pembangunan infrastruktur yang masif dan menjangkau seluruh wilayah di Indonesia menjadi pekerjaan rumah bersama.
Disisi lain, Gigih juga menyampaikan bahwa PGN memerlukan dukungan dalam hal penentuan besaran harga jual gas di Indonesia.
"Ini penting karena negara harus hadir dalam menjaga akuntabilitas dan transparansi harga jual ke konsumen," kata dia.
Terkait itu, Gigih menjelaskan sudah seharusnya kemampuan penentuan harga tersebut ada di sub holding gas.
Ini perlu agar PGN bisa mempertahankan layanan yang reliable dan pengembangan infrastruktur dalam rangka mendukung program Pemerintah untuk pemerataan akses terhadap gas bumi.
Asal tahu saja, potensi sumber daya alam (SDA) gas bumi di Indonesia telah menarik perhatian investor dunia. Tak hanya itu, potensi pasar Indonesia dalam industri gas bumi juga masih terbuka lebar.
Apalagi, gas bumi memainkan peran penting dalam program bauran energi. Pemerintah pun berencana untuk menaikkan porsi gas bumi sebesar 22 persen dalam bauran energi pada 2025 dan 24 persen pada 2050.
"Strategi jangka panjang kami adalah memperkuat basis pemanfaatan gas bumi secara nasional melalui infrastruktur yang terintegrasi. Untuk mewujudkannya dibutuhkan kolaborasi dan dukungan dari para stakeholders serta pelaku usaha lainnya," katanya.
Baca juga: Perluas Pemanfaatkan Gas, PGN Sasar Sektor Komersil Gunakan Gaslink
Berdasarkan data Neraca Gas Indonesia dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan gas alam terbukti di Indonesia per 1 Januari 2017 mencapai 142,72 triliun standard cubic feet (TSCF).
Permintaan gas terbesar saat ini adalah dari lifting oil, pembangkit listrik, industri pupuk, dan industri lainnya. Penggunaan listrik gas juga terus meningkat sebagai dukungan nyata bagi program energi bersih.
“Kami melihat bahwa pengembangan bisnis gas bumi di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. PGN akan terus berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur gas untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi buat pasar domestik yang dapat memiliki dampak nyata pada keseluruhan pembangunan ekonomi Indonesia,” tutupnya.