KOMPAS.com - Satu bulan setelah bencana melanda sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar), upaya pemulihan masih terus berjalan.
Di tengah tantangan akses dan keterbatasan infrastruktur, PT Pertamina (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hadir memberikan bantuan kemanusiaan hingga menjangkau masyarakat di wilayah terisolasi.
Sejak 25 November 2025, Pertamina bergerak cepat menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat terdampak bencana.
Bantuan tersebut mencakup bahan pokok dan makanan siap saji, perlengkapan logistik, kebutuhan kesehatan, hingga dukungan energi untuk menopang layanan vital dan aktivitas masyarakat.
Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina Muhammad Baron menjelaskan, bantuan tersebut merupakan wujud kehadiran dan komitmen perusahaan dalam mendampingi masyarakat selama proses pemulihan.
“Selama lebih dari 30 hari pascabencana Sumatera, Pertamina hadir di tengah masyarakat di sejumlah wilayah terdampak,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (29/12/2025).
Baron menyebutkan, berbagai bentuk bantuan kemanusiaan yang disalurkan Pertamina telah menjangkau 86.289 jiwa.
“Kami masih akan terus membersamai dan berjuang memulihkan aktivitas sehari-hari,” terangnya.
Dia menjelaskan, bantuan kemanusiaan dari Pertamina telah disalurkan ke 111 dapur umum dan 164 posko pengungsian yang dikelola Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Selain itu, terdapat posko gabungan Pertamina Peduli, yakni empat posko di Aceh, satu posko di Sumut, dan satu posko di Sumbar.
Pertamina juga mengelola empat dapur umum yang berlokasi di Bukit Suling-Rantau, Disdukcapil Aceh Tamiang, Paloh Raya Aceh Utara, serta Sibolga, Sumut.
“Kami bergerak secara maksimal dan bekerja sepenuh hati agar bantuan secepat mungkin sampai ke tangan masyarakat,” kata Baron.
Dia mengatakan, di tengah berbagai keterbatasan akses, penyaluran bantuan ke wilayah terdampak dilakukan melalui jalur udara, laut, dan darat.
Distribusi dilakukan dengan mengerahkan berbagai moda transportasi, mulai dari pesawat Hercules TNI, helikopter, kapal PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) dan Pertamina International Shipping (PIS), hingga mobil serta truk logistik.
Di posko pengungsian dan dapur umum, Pertamina turut memberikan dukungan energi secara menyeluruh.
Dukungan tersebut mencakup penyaluran avtur sebesar 253 kiloliter (kl), Pertamax dan Dexlite sebanyak 103,2 kl, serta Bright Gas sebanyak 1.471 tabung untuk memastikan operasional logistik, dapur umum, dan layanan vital tetap berjalan.
Baca juga: Pertamina Andalkan Strategi Migas Tetap Jalan, Geothermal Jadi Masa Depan
Selain memastikan ketersediaan energi, Pertamina juga mendukung pemulihan layanan dasar masyarakat dengan menyediakan sumber kelistrikan dan komunikasi. Upaya ini diwujudkan melalui pembangunan 15 unit pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di tiga lokasi terdampak.
Pertamina juga menyalurkan 24 perangkat komunikasi Starlink di tiga lokasi guna menjaga konektivitas dan koordinasi di tengah keterbatasan infrastruktur.
Di tengah kerusakan parah dan keterbatasan akses air bersih, Pertamina menyediakan air layak konsumsi bagi masyarakat.
Bantuan diberikan melalui penyediaan air bersih di 100 titik di wilayah Lhokseumawe. Sementara di Aceh Tamiang, sebanyak 1.452.500 liter air bersih disalurkan menggunakan 191 mobil tangki.
Selain itu, Pertamina melakukan perbaikan lima fasilitas sanitasi air bersih, reaktivasi 12 sumur, serta pembangunan tiga sumur bor di Kabupaten Aceh Tamiang.
Baca juga: Pertamina Andalkan Strategi Migas Tetap Jalan, Geothermal Jadi Masa Depan
Upaya penyaluran bantuan tersebut melibatkan 382 relawan Pertamina Peduli yang diterjunkan secara bertahap dalam empat gelombang dan telah bertugas sejak hari-hari awal terjadinya bencana.
Para relawan berperan aktif dalam distribusi logistik, pengelolaan posko dan dapur umum, serta pendampingan masyarakat terdampak.
Untuk mendukung penanganan kesehatan, Pertamina juga menurunkan 72 tenaga medis yang terdiri dari 24 dokter dan 48 perawat.
Tim medis tersebut telah memberikan layanan kesehatan langsung kepada 1.312 jiwa masyarakat terdampak. Layanan ini merupakan bagian dari upaya memastikan kebutuhan kesehatan dasar tetap terpenuhi di tengah kondisi darurat.
Baron menegaskan, penyaluran bantuan dilakukan bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Pengelola BUMN Danantara, Tentara Nasional Indonesia (TNI), kepolisian, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD, pemerintah daerah, anak usaha dan afiliasi Pertamina, serta lembaga nonpemerintah.
Baca juga: Road to Trust”, Kisah Investor Relations Pertamina Bangun Kepercayaan Global
“Pertamina tidak bergerak sendiri. Seluruh upaya tanggap darurat dan penyaluran bantuan itu merupakan hasil kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak,” ujarnya.
Sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 serta mendorong program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Komitmen tersebut sejalan dengan transformasi Pertamina yang berorientasi pada tata kelola, pelayanan publik, keberlanjutan usaha, dan lingkungan melalui penerapan prinsip environmental, social, and governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasional perusahaan, dengan dukungan serta koordinasi bersama Danantara Indonesia.
Baca juga: Pertamina Gelar Operasi Pasar LPG 3 Kg, Jadi Penopang Aktivitas Ekonomi Aceh