KOMPAS.com - Pertamina sukses melakukan penerbangan perdana Pertamina sustainable aviation fuel (SAF) berbahan baku used cooking oil (UCO) atau minyak jelantah menggunakan maskapai Pelita Air. Inovasi ini merupakan yang pertama di Asia Tenggara.
Komisaris Utama Pertamina Mochamad Iriawan mengungkapkan, Pertamina SAF merupakan bentuk komitmen Pertamina Group untuk mewujudkan misi Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, optimalisasi potensi sumber daya alam (SDA) yang melimpah akan lebih mudah dilakukan jika Pertamina Group, baik holding maupun subholding saling bekerja sama dengan baik.
“Peluncuran ini bentuk komitmen Pertamina untuk misi Indonesia Emas 2045 sesuai dengan harapan Presiden dalam Asta Cita pemerintah,” ujar Iriawan dalam keterangan resminya, Kamis (21/8/2025).
Baca juga: Dukung Asta Cita, PetroChina Bantu Sekolah Luar Biasa di Jambi Kembangkan Vokasi
Ia menegaskan, Pertamina SAF menjadi bukti bahwa inovasi Pertamina juga berkontribusi membangun Indonesia melalui langit yang bersih.
“Indonesia memiliki SDA yang melimpah, dan keunggulan ini merupakan peluang besar bagi Indonesia dalam memimpin transisi energi dunia. Bantuan stakeholder yang ada mampu membuat Indonesia menjadi leader SAF di dunia,” tegas Iriawan.
Ia berharap, adanya sertifikat International Sustainability & Carbon Certification (ISCC) bukan hanya dipakai Pelita, tetapi juga maskapai lain hingga Pertamina bisa ekspor.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan bahwa Pertamina SAF menandai tonggak awal pengembangan bisnis masa depan Pertamina dan Indonesia.
Baca juga: Pertamina SAF Dorong Ekonomi Sirkular Masyarakat dan Kurangi Emisi Lingkungan
Pasalnya, ia menilai Pertamina telah berhasil mencapai milestones sebagai Regional Champion SAF karena menjadi satu-satunya perusahaan yang mampu menciptakan ekosistem hulu-hilir SAF di kawasan Asia Tenggara.
“Berdasarkan pengujian, SAF produksi Pertamina mampu mengurangi emisi karbon hingga 84 persen dibandingkan bahan bakar avtur konvensional,” ujar Simon.
Menurutnya, pencapaian tersebut merupakan wujud kontribusi Pertamina untuk Indonesia dengan menjadikan Pertamina SAF sebagai produk SAF pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.
Wakil Direktur Utama Pertamina Oki Muraza menambahkan, dengan optimalisasi ekosistem SAF ini, Pertamina menargetkan menjadi penyedia utama bahan bakar pesawat ramah lingkungan di Indonesia dan Asia Tenggara.
Baca juga: Pertamina dan Vale Indonesia Kolaborasi Bahan Bakar Ramah Lingkungan
Dengan demikian, bahan bakar tidak hanya dipasarkan secara domestik, tetapi juga mancanegara.
“Potensi minyak jelantah di Indonesia sangat besar, jadi kami harap Indonesia akan menjadi hub produsen SAF ini, dan cita-citanya ke depan bisa menjadi hub regional di ASEAN,” tegas Oki.
Sebagai informasi, penerbangan perdana Pertamina SAF berbahan baku minyak jelantah oleh maskapai Pelita Air, anak usaha Pertamina, dengan rute penerbangan Jakarta-Bali dilakukan di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Baca juga: Pelita Air Terbang Gunakan Pertamina SAF Berbahan Baku Minyak Jelantah, Begini Respons Penumpang
Sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan environmental, social, and governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.