KOMPAS.com - Pertamina New & Renewable Energy ( Pertamina NRE) terus memperkuat langkahnya dalam transisi energi global dengan menambah kapasitas pembangkit energi terbarukan.
Hingga semester I-2025, kapasitas pembangkit tercatat mencapai 2.842 megawatt (MW) atau meningkat sekitar 14 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan itu sekaligus menjadi bukti bahwa langkah strategis Pertamina NRE, termasuk akuisisi 20 persen saham perusahaan energi Filipina Citicore Renewable Energy Corporation ( CREC), mulai membuahkan hasil nyata dalam kinerja perusahaan.
Pada semester I-2025, CREC mencatat pendapatan 2,66 miliar peso atau sekitar Rp 755,44 miliar, tumbuh 28 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: Pertamina NRE Mulai Merasakan Keuntungan dari Kepemilikan 20 Persen Saham di CREC Filipina
Pendapatan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi (earning before interest, taxes, depreciation, and amortization/EBITDA) naik 22 persen menjadi 932 juta peso atau Rp 264,69 miliar.
Sementara itu, laba bersih melonjak 38 persen menjadi 630 juta peso atau Rp 178,92 miliar.
Lonjakan tersebut ditopang oleh peningkatan penjualan listrik yang membuat CREC semakin menarik bagi konsumen industri di Filipina.
“Kinerja positif CREC tidak hanya menunjukkan perusahaan ini sehat dan kompetitif, tetapi juga membuktikan bahwa keputusan mengakuisisi 20 persen sahamnya adalah langkah tepat,” ujar CEO Pertamina NRE John Anis dalam keterangan resminya, Rabu (20/8/2025).
Hasil kinerja positif CREC, kata dia, mendukung strategi Pertamina dalam memperkuat kapasitas energi terbarukan dan menghadirkan solusi energi bersih yang berkelanjutan.
Baca juga: Pertamina NRE Catat Kinerja Positif di Semester I-2025, Kapasitas Energi Terbarukan Tumbuh 14 Persen
Kinerja keuangan CREC yang solid juga menarik perhatian pasar modal. Saham CREC pada awal 2025 dibuka dengan harga 3,24 peso atau sekitar Rp 920,16.
Pada akhir Juni 2025, harga saham tersebut naik menjadi 4,01 peso atau Rp 1.139. Lalu menguat lagi menjadi 4,21 peso atau Rp 1.195 pada penutupan perdagangan 15 Agustus 2025. Secara keseluruhan, saham CREC sudah naik 30 persen sejak awal 2025.
Sejalan dengan strategi Pertamina NRE, CREC menargetkan penambahan kapasitas terpasang hingga 5 gigawatt (GW) dalam lima tahun, dengan capaian 1 GW pertama pada 2025.
Sinergi dengan Pertamina NRE membuka peluang investasi bersama di sektor energi terbarukan, baik di Filipina maupun Indonesia.
Baca juga: Revitalisasi Tambak Pantura Buka Peluang Investasi, KKP Permudah Perizinan
Capaian itu menegaskan komitmen Pertamina NRE dalam memperkuat kapasitas energi terbarukan sekaligus menjaga kinerja keuangan yang solid.
Dengan pijakan yang semakin kokoh, Pertamina NRE terus memperluas langkah menghadirkan energi bersih bagi dunia.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan, investasi Pertamina pada bisnis energi baru terbarukan menunjukan komitmen Pertamina Group dalam mendorong transisi energi untuk mencapai target penurunan emisi karbon dioksida, termasuk melalui perusahaan energi Filipina.
Ia menegaskan, melalui investasi di CREC, Pertamina akan meningkatkan kapabilitasnya di bidang energi hijau.
"Partisipasi Pertamina NRE di dunia energi baru terbarukan global ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme Pertamina NRE dalam mengembangkan industri energi ramah lingkungan di Tanah Air," jelas Fadjar.
Baca juga: Kapasitas EBT Pertamina NRE Tembus 2.842 MW Semester I 2025
Sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan environmental, social, and governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.