KOMPAS.com – Keberhasilan PT Pertamina (Persero) mengembangkan Pertamina sustainable aviation fuel ( SAF) berbahan baku minyak jelantah membawa dua dampak sekaligus, yakni mendorong perputaran ekonomi masyarakat serta mengurangi emisi lingkungan di industri penerbangan.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, pengembangan Pertamina SAF akan mendorong terciptanya ekonomi sirkular karena melibatkan masyarakat dalam rantai pasok bahan bakunya.
“Ekosistem Pertamina SAF akan mendorong peningkatan ekonomi sirkular di masyarakat karena mereka dapat terlibat sebagai pemasok bahan baku berupa used cooking oil (UCO) atau minyak jelantah,” ujarnya dalam keterangan pers, Kamis (21/8/2025).
Untuk mendukung hal itu, Pertamina telah meluncurkan inisiatif UCollect. Program ini mengajak masyarakat berpartisipasi aktif dalam ekosistem energi bersih dengan mengumpulkan minyak jelantah rumah tangga.
“Masyarakat bisa menukarkan minyak jelantah di titik pengumpulan yang telah disediakan, seperti UCollect Box di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) maupun rumah sakit IHC Pertamina,” kata Fadjar.
Saat ini, Pertamina telah menyediakan 35 titik UCollect Box yang tersebar di berbagai wilayah strategis, mulai dari Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, Bandung, Semarang, Surabaya, Gresik, Bali, hingga Palembang.
Baca juga: Pelaku Curanmor di Menganti Gresik Tertangkap setelah Curi di 6 Lokasi Berbeda
Daftar lengkap lokasi dapat diakses melalui aplikasi MyPertamina atau tautan mypertamina.id/ubah-jelantah-jadi-rupiah.
Selain itu, Pertamina juga membangun kemitraan kolektif dengan berbagai sektor komersial, seperti hotel, restoran, kafe (HoReCa), hingga industri lainnya untuk mengumpulkan minyak jelantah.
Partisipasi publik dalam Pertamina SAF diharapkan mampu mendorong peningkatan produksi bahan bakar ramah lingkungan untuk penerbangan secara berkelanjutan.
Fadjar menegaskan, produk SAF berpotensi mengurangi hingga 84 persen emisi dibandingkan avtur konvensional berbasis fosil, sehingga sejalan dengan peta jalan transisi energi menuju net zero emission (NZE).
“Ke depan, kapasitas produksi Pertamina SAF akan terus ditingkatkan agar ekosistem SAF semakin berkembang dan target pengurangan emisi bisa dipercepat,” pungkasnya.
Sebagai perusahaan pemimpin dalam transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung target NZE 2060 dengan menghadirkan program-program yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Baca juga: Bappenas: Potensi Filantropi Rp 600 T, Penting untuk Capai SDGs
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan environmental, social, and governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.